Kharmides (dialog): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Adeninasn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 11:
Xarmides adalah paman [[Plato]]n, yaitu kakak ibunya. [[Kritias]], adalah pecakap Sokrates lainnya, di mana Xarmides adalah sepupu pertama, yang membuat sepupu pertama Plato Kritias dibuang. Baik Kritias, maupun Xarmides melanjutkan menjadi anggota penting dari [[Tiga Puluh Tiran]], yaitu rezim oligarkis berumur pendek yang didirikan setelah kekalahan Athena di [[Perang Peloponnesia]] pada tahun 404 SM, dan membuat pertanyaan tentang peri ''[[sophrosyne]]'' mereka, atau keugaharian, yang ironis, tetapi penting.
 
<!--== StrugglePercobaan to definedefinisi ==
Sokrates mengatakan kepada Kritias bahwa tidak akan ada rasa malu baginya saat dia berbicara dengan anak laki-laki tampan dan populer, bahkan jika pun dia lebih muda darinya. Sokrates menginformasikan kepada pembaca bahwa Kritias adalah wali atau penjaga anak-anak (ἐπίτροπος - secara harfiah berarti 'seseorang yang bertanggung jawab atas apa pun yang dipercayakan') (155a). Kritias setuju dan memberi tahu petugas untuk memberitahukan Karmides supaya datang dan menemui dokter ("iatros") tentang penyakit yang dikeluhkan oleh Karmides. Kritias mengemukakan bahwa Sokrates pura-pura tahu obat sakit kepala untuk memikat anak laki-laki itu.
Socrates tells Critias that there would be no shame in his just talking to the beautiful and popular boy, even if he were younger than he is. Socrates informs the reader that Critias is the child's guardian or caretaker (ἐπίτροπος - literally ''one to whom the charge of anything is entrusted'') (155a). Critias agrees and tells an attendant to tell Charmides to come and see the physician ("iatros") about an illness that Charmides has complained about. Critias suggests that Socrates pretend to know a cure for a headache to lure the boy over.
 
Pertama, Xarmides menunjukkan bahwa ''sophrosyne'' adalah semacam ketenangan (159b). Sokrates membicarakan ini dengannya, dan Xarmides mengusulkan bahwa sophrosyne sama dengan ugahari. Sokrates mengatakan ini tidak mungkin benar karena Homer (yang otoritasnya mereka terima pada poin ini) mengatakan bahwa ugahari tidak baik bagi semua orang, tetapi telah disepakati bahwa sophrosyne adalah ugahari (160e). Xarmides mengusulkan bahwa kesederhanaan adalah mengerjakan urusan diri Anda sendiri. Sokrates menganggap hal ini sangat menyinggung, dan mengatakan pada Xarmides bahwa dia pasti pernah mendengar hal ini dari orang bodoh (162b). Sokrates dapat memberi tahu berdasarkan pandangan gelisah Kritias yang menyatakan bahwa ini merupakan gagasannya, dan mereka bertukar beberapa kata. Sokrates mengatakan kepadanya bahwa di usianya, Xarmides hampir tidak dapat diharapkan untuk memahami keugaharian (162e). Pada titik ini dalam argumen tersebut, Kritias mengambil argumen dengan Sokrates yang menyarankan bahwa keugaharian mungkin sama dengan pengetahuan diri. Sokrates mengaku saat mereka membahas hal ini bahwa motifnya dalam membantah Kritias untuk memeriksa dirinya sendiri, bahwa dia mengejar argumen tersebut untuk kepentingannya sendiri (166c, d).
Charmides first suggests that sophrosyne is a kind of quietness (159b). Socrates talks him out of this, and Charmides proposes that sophrosyne is the same as modesty. Socrates says this can't be right because Homer (whose authority they both accept on this point) says that modesty is not good for all people, but it is agreed that sophrosyne is (160e). Charmides proposes that temperance is minding your own business. Socrates finds this particularly offensive, and tells Charmides that he must have heard this from some fool (162b). Socrates can tell from the uneasy look on Critias face that this was his idea, and they exchange some words. Socrates says to him testily that at his age, Charmides can hardly be expected to understand temperance (162e). At this point in the argument, Critias takes up the argument with Socrates suggesting that temperance might be the same as self-knowledge. Socrates confesses as they discuss this that his motive in refuting Critias is to examine himself, that he pursues the argument for his own sake (166c,d).
 
<!--Critias' suggestion that sophrosyne is self-knowledge spurs Socrates to a discussion of the relation between medicine and science. He says that medicine is the science of health and disease, and that a person who does not understand these things is not in a position to distinguish a real physician from a quack (171c). He says that if wisdom really is knowing what you know and knowing what you don't know, no one would ever make a mistake, and we would pass through life without erring. He concludes that this does not happen, and that science is impossible.
 
Socrates says he dreams, however, of a world in which no one pretends to be something he is not (173a-d). In the end, Socrates appears to have recruited a new disciple to philosophy: Charmides says he is willing to be charmed every day by Socrates, and Critias tells the boy that if he is willing to do this, he will have proof of his temperance. Charmides says that if his guardian instructs him to submit to Socrates' charms, then he would be wrong not to do it.