Kaba: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar) |
Fitria Dewi (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
Perbedaan kaba dengan hikayat terletak pada alat literer yang digunakan. Di dalam hikayat digunakan satuan linguistik seperti kalimat dan paragraf. Kaba dapat disusun atau diceritakan dalam bentuk bersajak seperti pantun, atau sebagai nyanyian. Cerita kaba juga dikisahkan dalam bentuk [[randai]].<ref name="uju" />
Edwar Jamaris dalam buku ''Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau'' (2002: 79), membagi ''kaba'' ke dalam dua kelompok, yaitu ''kaba'' lama dan ''kaba'' baru. Sedangkan Junus (dalam Edward jamaris, 2002: 79) mengelompokkan ''kaba'' ke dalam dua kelompok, yaitu ''kaba'' klasik dan nonklasik.
Edwar Jamaris menambahkan beberapa ciri yang terdapat dalam ''kaba'' lama dan ''kaba'' baru. ''Kaba'' lama mempunyai ciri: a. berkisah tentang perebutan kekuasaan antara dua kelompok yang salah satunya adalah “orang luar” (dari suatu kesatuan keluarga); b. kisah itu dianggap berlaku pada masa silam tentang anak raja yang mempunyai kekuatan supranatural. ''Kaba'' lama rata-rata disebarkan dalam bentuk tradisi lisan atau bentuk naskah. Beberapa contoh dari ''kaba'' lama adalah ''Kaba Cindua Mato'', ''Kaba si Untuang Sudah, Kaba Magek Manandin, Kaba Malin Deman dengan Puti Bungsu, Kaba Rambun Pamenan,'' dan ''Kaba si Umbuik Mudo.''
Kelompok yang kedua, disebarkan dalam bentuk cetakan. Beberapa cerita ''kaba'' baru, misalnya ''Kaba si Rambun Jalua, Kaba Siti Fatimah, Kaba Rang Mudo Salendang Dunia, Kaba Karantau Madang di Hulu'', dan ''Kaba Siti Jamilah dengan Tuanku Lareh Simawang.'' Kaba baru menceritakan kehidupan orang kebanyakan beserta dengan persoalan, penderitaan, dan tragedinya.
Contoh kaba tradisional yang terkenal adalah [[Kaba Cindua Mato]], Kaba [[Malin Kundang]], [[Kaba Magek Manandin]], [[Kaba Sutan Pangaduan]], [[Kaba Sutan Pamenan]], [[Kaba Anggun Nan Tongga]], [[Kaba Gadih Basanai]], [[Kaba Sutan Palembang]], [[Kaba Si Umbut Muda]] dan [[Kaba Malin Deman]]. Kaba seperti ini lebih dikenal sebagai cerita fantasi atau sejarah. Sejak tahun 1920-an telah dikarang pula kaba yang lebih memusatkan perhatian pada dunia kontemporer, seperti ''Kaba Sutan Lembak Tuah'' atau ''Merantau ke Malaysia: Mahyuddin dan Erni'' (1992).<ref name="uju" />
|