Pura Maospahit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nasrie (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Pura Maospahit"
Nasrie (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox building|name=Pura Maospahit|image=Pura Maospahit Denpasar Bali.jpg|image_alt=<!-- or <nowiki>|</nowiki> alt = -->|location=[[Denpasar]], [[Indonesia]]|address=Jl. Sutomo No.6, Pemecutan Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali 80231|location_country=Indonesia|coordinates={{coord|-8.653794|115.210089|format=dms|display=inline,title}}|demolition_date=<!-- or <nowiki>|</nowiki> destruction_date = -->|architect=Sri Kbo Iwa|url=<!-- {{URL|example.com}} -->|building_type=[[Balinese templePura|Pura]]|architectural_style=BalineseBali|rooms=<!-- or <nowiki>|</nowiki> unit_count = -->}}'''Pura Maospahit''' adalah sebuah kuil Hindu Bali atau [[pura]] yang terletak di [[Kota Denpasar|Denpasar]], [[Pulau Bali|Bali]]. Pura ini dikenal dengan arsitektur bata merah "telanjang", mengingatkan pada arsitektur dari abad ke-13, [[Majapahit|Kerajaan Majapahit]], sesuai dengan namanya. Pura Maospahit adalah satu-satunya pura di Bali yang dibangun dengan menggunakan konsep yang dikenal sebagai [[Panca]] [[Mandala]] di mana daerah yang paling suci terletak di pusat bukan di arah gunung.{{Sfn|I Putu Suyatra|2017}}
 
== Sejarah ==
Sejarah Pura Maospahit tercatat dalam [[Babad]] [[Wongayah Dalem]], sebuah batu [[prasasti]] yang menyebutkan kisah [[Sri Kbo Iwa]], seorang arsitektur religius asal Bali. Sri Kbo Iwa membangun sebuah struktur kuil yang dikenal sebagai Candi Raras Maospahit, pada 1200 [[Kalender Bali|tahun Saka]] (atau 1278 kalender Gregorian). Candi Raras Maospahit disebutkan sebagai "''pelinggih'' (tempat suci) dalam bentuk bangunan bata merah besar dengan dua patung [[terakota]] yang mengapit pintu masuk utama". Hingga kini, bangunan bata merah Candi Raras Maospahit masih ada dan menjadi kuil utama dari kompleks candi Pura Maospahit.{{Sfn|I Putu Suyatra|2017}}
 
Selama masa pemerintahan [[kerajaan Badung]] di kota [[Kota Denpasar|Denpasar]], seorang arsitek I Pasek diperintahkan untuk membangun candi lain yang akan digunakan untuk pertunjukan wayang. Sebelum pembangunan dimulai, I Pasek pergi ke [[Majapahit]] untuk mempelajari proporsi yang tepat untuk kuil baru. Setelah I Pasek menyelesaikan desain kuil baru, ia kembali ke Denpasar dan membangun kuil baru tersebut pada 1475 Tahun Saka (atau tahun 1553) yang dikenal sebagai Candi Raras Majapahit. Bangunan tersebut berdiri di samping Candi Raras Maospahit sebelumnya.{{Sfn|I Putu Suyatra|2017}}
Baris 8:
== Kompleks candi ==
[[Berkas:DenpasarPuraMaospahit.JPG|kiri|jmpl|Gerbang [[candi bentar]] yang terbagi dua menandai pintu masuk ke tengah tempat suci, ''jaba tengah''.]]
Pura Maospahit merupakan satu-satunya pura di Bali yang dibangun dengan menggunakan konsep Panca Mandala. Tidak seperti kebanyakan umat Hindu Bali yang menyusun dengan tempat yang paling suci di dalam (''jero'') ke arah gunung,{{Sfn|Stuart-Fox|1999}}{{Sfn|Auger|2001}} konsep Panca Mandala menempatkan area yang paling suci ''jero'' di pusat kompleks candi. Bentuk susunan ini mirip dengan kuil-kuil kuno dari [[Majapahit]] atau [[Keraton|kraton]] istana Jawa kuno. Pura Maospahit dikelilingi oleh lima mandala atau halaman (''panca mandala'' secara harfiah berarti "lima mandala"). Mandala pertama terletak di sebelah barat kuil utama, akses ke mandala ini ditandai dengan gerbang bata merah [[Paduraksa|kori agung]] yang menghadap Jalan Sutomo, dikenal sebagai Candi Kusuma. Sebuah [[''bale]] kulkul'' (''drum tower'') terletak di mandala pertama. Mandala kedua di selatan kuil utama ditandai dengan gerbang kori agung yang disebut sebagai Candi Renggat, yang menyediakan akses ke mandala kedua.{{Sfn|I Putu Suyatra|2017}}
 
Mandala ketiga, yang dikenal sebagai ''jaba sisi'' terletak di sebelah barat kuil dan dapat diakses melalui sebuah gerbang yang dikenal sebagai Candi Rebah. Mandala ketiga adalah di mana dapur kompleks candi ini berada, yang digunakan untuk mempersiapkan persembahan ke kuil.{{Sfn|I Putu Suyatra|2017}}