Gereja Maronit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 80:
|show_name = Gereja Katolik Maronit
|image = [[Berkas:Coat of Arms of the Maronite Patriarchate.svg|220px]]
|caption = Ayat "Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya" (Yesaya 35:2) dikaitkan pada
|founder = [[Maron]], 410 Masehi; [[Yohanes Maron]], Abad ke-7
|independence =
Baris 104:
== Sejarah ==
{{Eastern Catholicism}}
Para pengikut [[Yesus Kristus]] pertama kali disebut "orang Kristen" di [[Antioch|Antiokhia]] (Kisah Para Rasul 11:26), dan kota itu menjadi pusat agama Kristen - terutama sesudah [[Pengepungan Yerusalem (70)|kehancuran Yerusalem]] pada 70 Masehi. Menurut tradisi Katolik, Uskup Antiokhia pertama adalah [[Santo Petrus]] sebelum perjalanannya ke Roma. Uskup Antiokhia ketiga adalah Sang [[Bapak Apostolik|Bapa Apostolik]] [[Ignatius dari Antiokhia]]. Antiokhia menjadi salah satu dari lima [[patriarkat|kebatrikan]] perdana ([[pentarki]]) setelah Agama Kristen diakui oleh [[Konstantinus I|Kaisar Konstantinus]].
[[Maron]], seorang [[rahib]] abad ke-14, rekan sezaman sekaligus sahabat [[St. Yohanes Krisostomus]], pindah dari Antiokhia ke [[Sungai Orontes]] untuk menjalani hidup sebagai seorang [[asketisme|pertapa]], meneladani [[Antonius|Antonius Agung]] dari gurun dan [[Pachomius|Pakomius]]. Banyak pengikutnya juga menjalani hidup kebiaraan. Setelah kematian Maron pada 410 Masehi, murid-muridnya mendirikan sebuah biara untuk mengenangnya dan membentuk cikal bakal Gereja Maronit.
Baris 110:
[[Umat Maronit|Para pengikut Maron]] berpegang teguh pada ajaran [[Konsili Khalsedon|Konsili Kalsedon]] pada 451 Masehi. Ketika kaum [[Monofisitisme|monofisit]] Antiokhia membantai 350 rahib, kaum Maronit mengungsi ke pegunungan Lebanon. Surat-menyurat sehubungan dengan peristiwa tersebut menghasilkan pengakuan kepausan dan ortodoksi atas kaum Maronit, yang dikukuhkan oleh [[Paus Hormisdas]] (514-523 Masehi) pada 10 Februari 518 Masehi. Sebuah biara dibangun di sekitar makam St. Maron sesudah [[Konsili Khalsedon|Konsili Kalsedon]].<ref>Attwater, Donald; The Christian Churches of the East</ref>
Keshayidan
Pada 687 Masehi, Kaisar [[Justinian II|Justinianus II]] menyetujui rencana evakuasi ribuan kaum Maronit dari Lebanon untuk ditempatkan di kawasan lain. Timbullah kekacauan dan ketakutan yang mendorong kaum Maronit pada tahun itu juga memilih [[Patriark|batrik]] pertama mereka, [[Yohanes Maron]]. Oleh karena itu, ketika Islam mulai tampak di perbatasan [[kerajaan Bizantium|Kekaisaran Bizantium]] dan baris depan yang padu dibutuhkan untk menahan infiltrasi Islam, kaum Maronit justru sibuk mempertahankan kebebasan mereka dari kekuasaan kekaisaran. Keadaan ini dialami pula oleh komunitas-komunitas Kristen lainnya dalam Kekaisaran Bizantium, sehingga mempermudah penaklukan kaum Muslim atas belahan Timur dunia Kristen di penghujung abad itu.
=== Era pemerintahan Muslim ===
Setelah tunduk di bawah pemerintahan Arab usai [[Penaklukan Islam di Suriah|penaklukan kaum Muslim atas Suriah]], hubungan baik kaum Maronit dengan Kekaisaran Bizantium mulai pulih. Dewan kekaisaran, belajar dari kesalahan masa lalu, melihat mengambil keuntungan dari situasi tersebut. Karena itu Kaisar Bizantium [[Konstantinus IV]] memberi dukungan langsung kepada kaum Maronit baik dalam bidang gerejawi, politik, dan militer. Persekutuan baru ini segera mengatur serangan-serangan mematikan terhadap bala tentara Muslim, memberi kelegaan yang disambut gembira oleh umat Kristen yang terkepung di seluruh Timur Tengah. Pada masa itu sebagian kaum Maronit dipindahkan ke [[Gunung Lebanon]] dan membentuk beberapa paguyuban yang kemudian dikenal sebagai kaum Marada. Ini adalah menurut pandangan
Pandangan lain dikemukakan oleh Ibn al-Qilaii, seorang sarjana Maronit abad ke-16, yang mengatakan bahwa umat Maronit mengungsi dari penindasan [[Kekhalifahan Umayyah]] pada akhir abad ke-9 Masehi.
Teori yang paling umum dikemukakan oleh Sergius dari Tirus, seorang sarjana abad ke-10 Masehi, adalah bahwasanya umat Maronit mengungsi dari penindasan kaum [[Ritus Antiokhia|Yakobit]] [[monofisitisme|monofisit]], karena menganut bidaah [[monotelitisme]]. Teori ini lebih dapat dipercaya, karena hampir semua komunitas Kristen menganut monotelitisme sesudah diperkenalkan oleh [[Patriark Sergius I dari Konstantinopel|Batrik Sergius I dari Konstantinopel]]. Migrasi umat Maronit ke wilayah pegunungan berlangsung dalam kurun waktu yang panjang, tetapi puncaknya mestilah terjadi pada abad ke-7.
Sekitar 1017 Masehi, muncullah sebuah sekte Muslim baru yang menyebut dirinya kaum [[Druze]]. Umat Maronit pada masa itu, sebagai kaum yang berstatus [[dzimmi]], diwajibkan mengenakan jubah dan serban hitam, agar mudah teridentifikasi; mereka juga dilarang menunggang kuda.
Baris 129:
Pada penghujung abad ke-11, tatkala para tentara Salib bergerak menuju kawasan [[Levant]] untuk menumbangkan pemerintahan Islam, mereka melintasi pegunungan Lebanon dan berpapasan dengan kaum Maronit. Kaum Maronit telah hidup terpisah dari dunia Kristen selama kurang lebih 400 tahun. Gereja di Roma tidak menyangka kalau kaum Maronit masih eksis. Para tentara Salib dan kaum Maronit menjalin hubungan baik dan sejak itu saling bantu satu sama lain.
Selama [[perang Salib]] pada abad ke-12 Masehi, kaum Maronit membantu para tentara Salib dan meneguhkan keterikatan mereka dengan Tahta Suci pada 1182 Masehi. Mulai saat itu kaum Maronit tak terpisahkan dari ortodoksi gerejawi dan kesatuan Gereja Katolik. Sebagai tanda ikatan itu,
Dalam waktu yang lama kaum Maronit hidup terisolasi dari umat Kristen Kekaisaran Bizantium dan Eropa Barat. Akibatnya mereka mengangkat [[patriark|batrik]] sendiri, mulai dari Yohanes Maron, yang sebelumnya menjabat sebagai Uskup [[Batroun]], Gunung Lebanon. Dari dialah kaum Maronit sekarang ini mengklaim [[suksesi apostolik]] penuh melalui [[keuskupan|tahta keuskupan]] Antiokhia. Meskipun demikian, timbul kontroversi seputar klaim ini, mengingat bahwa sebagian kaum Maronit didakwa telah sepenuhnya mengadopsi bidaah [[monotelitisme]]. Kontroversi ini mengakibatkan beberapa kali terjadi perang saudara (misalnya pada 1282 dan 1499 Masehi).
=== Era pemerintahan Usmaniyah ===
Baris 138:
== Organisasi ==
Kepala Gereja Maronit dalah
Umat Maronit memiliki doktrin yang sama dengan umat Katolik lainnya, namun mereka mempertahankan [[liturgi]] dan hierarki sendiri. Singkatnya, Gereja Maronit tergolong dalam [[Tradisi Antiokhia]] dan termasuk [[Ritus Antiokhia|Ritus Siro-Antiokhia Barat]]. Bukan [[Bahasa Latin]] melainkan [[Bahasa Syria]] yang digunakan sebagai [[bahasa liturgis]]nya.
Komitmen pribadi Kardinal Sfeir untuk melakukan reformasi liturgis pada tahun 1980an dan 1990an, membuahkan hasil pada tahun [[1992]] dengan terbitnya buku tata ibadah Maronit yang baru. Buku ini mewakili suatu usaha untuk kembali ke bentuk asli dari liturgi Antiokhia. [[Ibadat Sabda]] digambarkan lebih kaya daripada dalam tata ibadah sebelumnya, dan tata ibadah baru ini memperkenalkan enam [[Anafora]] (Doa Ekaristi).
Hidup [[selibat]] tidak diwajibkan bagi para diakon atau imam [[paroki]], akan tetapi para biarawan diwajibkan selibat, karena para uskup lazimnya dipilih dari biara-biara. Para uskup yang menjabat sebagai epark dan Arkepark dari Eparki dan Arkeparki (setara dengan keuskupan dan keuskupan agung dalam Gereja Barat) bertanggung jawab kepada
== Orang-orang Maronit yang terkenal ==
|