Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria, Surabaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Eprasetyocm (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 8:
Pada awalnya dua orang pastor pada tanggal 12 Juli 1810, Hendricus Waanders dan Phillipus Wedding datang dari Belanda dengan kapal ke Surabaya. Pastor Wedding hanya singgah saja, karena dengan segera dia harus berangkat untuk bertugas ke Batavia, sementara Pastor Waanders menetap sebagai pastor di Surabaya sampai pensiun tahun 1827. Semula Pastor Waanders tinggal di Jalan Gatotan (sekarang lokasi SDK St. Aloysius), yang berfungsi sebagai rumah pastoran dan sekaligus rumah ibadat sementara, sampai didirikannya gedung gereja pada tahun 1822 di Roomsche Kerkstraat (Jl. Cendrawasih). Dengan demikian pelayanan umat katolik di kota Surabaya sudah mulai sejak tahun 1810.<ref>Registrum Baptismale 1810 – 1905, yang terdiri atas 9 buku, yang memuat catatan pembaptisan atas 13.322 orang </ref>
"Historia Stationis Soerabaiae ab anno 1810 ad annum 1890", sebuah manuskrip sejarah gereja katolik di Surabaya pada awal abad XIX, mencatat 30 nama pastor yang bertugas di gereja St. Perawan Maria tersebut dalam kurun waktu 1810-1890.<ref>Manuskrip “Historia Stationis Soerabaiae ab anno 1810 ad annum 1890” ; Karel Steenbrink memuat daftar para pastor dengan riwayat singkat dalam bukunya: Karel Steenbrink. Catholics in Indonesia, 1808-1942: A documented history.
Sejak tahun 1923 Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria dilayani oleh para pastor Congregatio Missionis (disingkat CM), yang melanjutkan dan mengembangkan karya para misionaris terdahulu, hingga meluas menjadi Gereja Keuskupan Surabaya sekarang.<ref>Bagian Dokumentasi Penerangan Kantor Waligereja Indonesia. Sejarah Gereja Katolik Indonesia. Jilid 1-4. Ende: 1974. Tentang “Sejarah Gereja Katolik di Wilayah Keuskupan Surabaya” ditulis oleh P. Boonekamp CM, jilid 3b, hal.949-999</ref>
|