Arahmaiani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15:
Pada sekali waktu, Arahmaiani juga pernah bekerja di salah satu kantor berita terbesar di Jawa Tengah. Ia bekerja sebagai kolumnis selama empat tahun dan banyak membahas berbagai isu berkaitan dengan praktek agama Islam dan budaya di Indonesia, sebelum akhirnya diberhentikan dari pekerjaannya karena mengkritik sesuatu yang berkaitan dengan praktek agama Islam di Indonesia. Dalam salah satu wawancara, Ia menyatakan bahwa sebagai seseorang yang berasal dari latar belakang percampuran agama Islam, Hindu, Budha dan Animisme, ia ingin memberikan kontribusi kepada diskusi mengenai bagaimana praktek agama yang berbeda-beda di Indonesia saling mempengaruhi satu sama lain.<ref>Silas, Susan; Stathacos, Chrysanne. [http://www.mommybysilasandstathacos.com/2014/04/20/a-conversation-with-arahmaiani/ "A conversation with Arahmaiani"]. ''MOMMY by Silas and Stathacos''. Diakses tanggal 5 Maret 2016.</ref>
Arahmaiani pernah mewakili paviliun Indonesia dalam [[Biennale Venesia|Venice Biennale]] ke 50 di tahun 2003, bersama dengan tiga seniman kontemporer lainnya, yaitu [[Dadang Christanto|Dadang Christianto]], [[Tisna Sanjaya]], dan [[Made Wianta]]. Pameran tersebut diberi judul Paradise Lost: Mourning of the World.<ref name=":3" />
== Referensi ==
|