Sejarah Bangka: Perbedaan antara revisi

Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ke tangan putri tunggalnya dan oleh karena putrinya telah dikawinkan dengan sultan [[Palembang]] yaitu AbdurahmanSulyan Ratu Abdurrahman KhalifahtulSaydul Iman atau di kenal dengan sunan Cinde (1659-17011706), maka dengan sendirinya pulau Bangka dan sekitarnya menjadi bagian dari kesultanan Palembang Darrussalam.<ref name="Husnial"/>Setelah meninggal Sultan Abdurahman wafat pada tahun [[1707]] dan diganti oleh putranya Ratu MuhamadAbdurrahman Mansurdi (1797-1715).<refgantikan name="Husnial"/>anaknya Ratuyaitu AnomSultan KomaruddinMuhammad adikmanyur kandungJayo Ratuing Muhamad Mansur kemudian mengangkat dirinya sebagai sultan Palembang, mengantikan abangnyalago (17151706-17241714).<ref name="Husnial"/> Walaupun abangnya telah berpesan sebelum wafat, supaya putranya Mahmud Badaruddin menyingkir ke Johor dan Siantan, sekalipun secara formal sudah diangkat juga rakyat menjadi Sultan Palembang.<ref name="Husnial"/> Kekuasaan atas pulau Bangka selanjutnya diserahkan Mahmud Badaruddin kepada Wan Akup, yang sejak beberapa waktu telah pindah dari Siantan ke Bangka bersama dua orang adiknya Wan Abduljabar dan Wan Serin.<ref name="Husnial"/>