Seni rupa Buddhisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 146:
{{lihat|Agama Buddha di Jepang}}
[[Berkas:ASURA detail Kohfukuji.JPG|jmpl|kiri|lurus|Detail Asura di Kōfuku-ji, [[Nara]] (734)]]
Sebelum masuknya ajaran Buddha, [[Jepang]] sudah mengembangkan beberapa pengaruh seni dan budaya, termasuk seni dekorasi abstrak linear dari periode [[Jōmon]] pada kurun 10500105 SM sampai 300 SM, hingga kesenian periode [[Yayoi]] dan [[Kofun]], dengan perkembangan kesenian Haniwa.
 
Warga Jepang mulai mengenal ajaran Buddha pada abad ke-6 M dari Korea,<ref name="Art History"/> ketika biksu penyebar agama mulai mendatangi kepulauan Jepang dengan membawa kitab suci dan karya seni. Pada abad berikutnya agama Buddha mulai ditetapkan sebagai agama resmi negara. Secara geografis Jepang berada di ujung Jalur Sutra, karena itulah Jepang dapat melestarikan banyak aspek Buddhisme yang pada saat yang sama telah hilang di India, atau mulai tertekan di Asia Tengah dan Tiongkok.
 
[[Berkas:Bodhidarma.jpg|jmpl|lurus|Gulungan kaligrafi [[Bodhidharma]] "Zen menunjuk langsung ke hati manusia, lihatlah ke dalam hakikatmu dan menjadi Buddha", karya Hakuin Ekaku (1686-1769)]]