Paradoks gagak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+pendekatan Carnap
Baris 92:
 
Jika <math>\lambda</math> mendekati nol, <math>P(Fa|E)</math> akan sangat dekat satu setelah pengamatan satu objek yang ternyata punya predikat
willakan besangat verydekat closedengan tosatu onedemi aftersatu apengamatan singledari observationobjek ofyang anternyata objectmemiliki that turned out to have the predicatepredikat <math>F</math>, whiledimana ifjika <math>\lambda</math> isjauh muchlebih largerbesar thandari <math>n</math>, <math>P(Fa|E)</math> willakan besangat verydekat close todengan <math>P(Fa)</math> regardless of the fractionterlepas ofdari observedpecahan objectsobjek thatyang haddiamati theyang predicatememiliki predikat<math>F</math>.
 
Dengan menggunakan pendekatan Carnapian ini, Maher mengidentifikasi sebuah proposisi yang secara intuitif (dan benar) kita ketahui salah, tapi mudah dibingungkan dengan kesimpulan paradoks. Proposisi yang dimaksud adalah bahwa mengamati non-gagak memberi tahu kita tentang warna burung gagak. Meskipun ini salah secara intuitif dan juga salah menurut teori induksi Carnap, mengamati non-gagak (sesuai dengan teori yang sama) menyebabkan kita mengurangi perkiraan jumlah keseluruhan burung gagak, dan dengan demikian mengurangi perkiraan jumlah kemungkinan contoh sebaliknya untuk pernyataan bahwa semua gagak berwarna hitam.
 
Oleh karena itu, dari sudut pandang Bayesian-Carnapian, pengamatan seekor burung gagak tidak memberi tahu kita apa-apa tentang warna gagak, tapi memberi tahu kita tentang prevalensi burung gagak, dan mendukung "Semua burung gagak itu hitam" dengan mengurangi perkiraan jumlah gagak yang mungkin tidak hitam.
 
 
== Lihat pula ==