Saya Indonesia, Saya Pancasila: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan suntingan berniat baik oleh Daniel S. Agustian (bicara). Tag: Pembatalan |
Hanamanteo (bicara | kontrib) k perbaiki |
||
Baris 1:
[[Berkas:Saya Indonesia, Saya Pancasila.jpg|jmpl|ka|200px|Spanduk "Saya Indonesia, Saya Pancasila".]]
"'''Saya Indonesia, Saya Pancasila'''" merupakan slogan yang diciptakan untuk memeriahkan Pekan Pancasila 2017, yang diselenggarakan pada 29 Mei—4 Juni 2017. Pekan Pancasila 2017 dirayakan untuk memperingati Hari Kelahiran Pancasila pada 1 Juni 2017, yang merupakan hari libur nasional pertama kalinya sejak disahkan tepat setahun sebelumnya. Slogan ini menjadi ilham bagi tema Pekan Pancasila 2017. Slogan ini diperkenalkan oleh Presiden Indonesia [[Joko Widodo]] dalam status di akun [[Instagram]]-nya pada 26 Mei 2017. Dalam status yang sama, Joko mengunggah gambar, yang kemudian digunakan bersamaan dengan foto profil oleh [[warganet]] di beragam media sosial. 3 hari setelahnya, Joko mengunggah video yang menandai bermulanya Pekan Pancasila 2017 sekaligus memperkenalkan kembali slogan ini. Slogan ini menjadi viral di media sosial, terutama karena ajakan Joko untuk menyebarluaskan slogan ini berikut ketujuh tagar yang disebutkan pada status pertamanya. Slogan ini mengilhami [[Saykoji]] dan Traviata Bianca Berliana Putri untuk membuat lagu terkait slogan ini. Sejumlah tokoh juga membuat video kompilasi berdasarkan slogan ini. Slogan ini mendapatkan tanggapan yang beragam; tanggapan positif menyoroti upaya pemerintah untuk mengingatkan kembali semangat Pancasila yang dinilai memudar di kalangan masyarakat, sedangkan tanggapan negatif menyoroti tata bahasa yang dinilai tidak sesuai, kekhawatiran akan kediktatoran, dan kekhawatiran terhadap serangan terhadap kelompok tertentu. Slogan ini pula dijadikan bahan sindiran oleh beberapa pihak.
== Latar belakang ==
Baris 26:
== Dampak ==
[[Berkas:Pratikno Official.jpg|jmpl|ka|200px|Pratikno memperkenalkan slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" kepada mahasiswa baru UGM pada 7 Agustus 2017.]]
Slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" menjadi terkenal karena dipasang bersamaan dengan foto profil di banyak ragam media sosial. Banyak warganet, termasuk seniman dan pebulutangkis, mengunggah foto profil mereka bersama slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila". Dari kalangan seniman, misalnya [[Sophia Latjuba]], [[Donna Agnesia]], [[Tata Janeeta]], [[Luna Maya]], [[Lukman Sardi]], [[Krisdayanti]], [[Rossa]], dan [[Regina Ivanova]].<ref>{{cite news|author=Triroessita Intan Pertiwi, Delta Lidina Putri {{tooltip|(ed.)|editor}}|url=http://style.tribunnews.com/2017/05/31/unggahan-saya-indonesia-saya-pancasila-viral-di-instagram-gaya-5-artis-ini-bisa-jadi-inspirasimu?page=all|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180118182416/http://style.tribunnews.com/2017/05/31/unggahan-saya-indonesia-saya-pancasila-viral-di-instagram-gaya-5-artis-ini-bisa-jadi-inspirasimu?page=all|title=Unggahan 'Saya Indonesia Saya Pancasila' Viral di Instagram, Gaya 5 Artis Ini Bisa Jadi Inspirasimu!|publisher=Tribunnews|date=31 Mei 2017|archivedate=18 Januari 2018|accessdate=18 Januari 2018}}</ref>
accessdate=10 Maret 2018}}</ref>
Baris 55:
Dosen Filsafat [[Universitas Gadjah Mada]] Iva Ariani menyatakan penggunaan ungkapan 'Saya Pancasila' kurang tepat dari sisi bahasa maupun pemaknaan. Kata 'Pancasila' seharusnya dibubuhi tambahan -is yang berarti penganut ideologi atau pandangan Pancasila. Menurut Iva, penggunaan ungkapan ini menjadi perdebatan di antara dosen Filsafat di universitas tersebut. Sedangkan menyangkut ungkapan 'Saya Indonesia', lanjut Iva, memang agak berbeda dengan ungkapan 'Saya Pancasila'. 'Saya Indonesia' menyiratkan kebangsaan, seperti halnya penyebutan ''American'', yang artinya 'orang Amerika'. Ini berarti, 'Saya Indonesia' tidak perlu dipermasalahkan, tetapi ‘Saya Pancasila’ menjadi sedikit rancu. Bagi Iva, persoalan apakah seseorang sudah Pancasilais atau belum, justru datang dari pandangan pihak ketiga atau orang lain. Jadi, pilihan kata yang tepat adalah ‘Saya ber-Pancasila’.<ref name="beritasatu"/>
Seperti halnya ketiga tokoh di atas, Ketua Umum Depinas Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia sekaligus mantan ketua [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] [[Ade Komarudin]] juga menganggap keliru slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila". Menurutnya, kalimat yang tepat adalah "Saya Indonesia, Saya Pancasilais". Pendapat Ade berasal dari penjelasan beberapa pemimpin redaksi media massa nasional.<ref
Gubernur DKI Jakarta terpilih [[Anies Baswedan]],<ref name="kumparan">{{cite news|last=Harni|first=Diah|url=https://kumparan.com/@kumparannews/anies-kritik-kalimat-saya-indonesia-saya-pancasila|title=Anies Kritik Kalimat 'Saya Indonesia Saya Pancasila'|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180117131508/https://kumparan.com/@kumparannews/anies-kritik-kalimat-saya-indonesia-saya-pancasila|publisher=Kumparan|date=3 Juni 2017|archivedate=17 Januari 2018|accessdate=17 Januari 2018}}</ref> Komisioner [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] [[Hafidz Abbas]],<ref name="cnn">{{cite news|last=Wiwioho|first=Bimo|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170609144023-20-220619/jargon-saya-indonesia-saya-pancasila-rawan-disalahgunakan|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180118182247/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170609144023-20-220619/jargon-saya-indonesia-saya-pancasila-rawan-disalahgunakan|title=Jargon 'Saya Indonesia, Saya Pancasila' Rawan Disalahgunakan|publisher=CNN Indonesia|date=10 Juni 2017|archivedate=18 Januari 2018|accessdate=18 Januari 2018}}</ref> dan Budayawan [[Eros Djarot]]<ref>{{cite news|last=Pratama|first=Fajar|url=https://news.detik.com/berita/d-3519840/kritik-eros-djarot-untuk-saya-pancasila|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180130204458/https://news.detik.com/berita/d-3519840/kritik-eros-djarot-untuk-saya-pancasila|title=Kritik Eros Djarot untuk 'Saya Pancasila'|publisher=Detik|date=4 Juni 2017|archivedate=30 Januari 2018|accessdate=30 Januari 2017}}</ref> menyatakan tata bahasa slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" kurang tepat. Anies dan Hafidz menyarankan agar slogan tersebut diganti menjadi "Kita Indonesia, Kita Pancasila", karena dapat merangkul satu sama lain.<ref name="kumparan"/><ref name="cnn"/>
Baris 65:
=== Serangan terhadap kelompok tertentu ===
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Hafidz Abbas berpendapat slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" bisa menjadi alat suatu kelompok untuk menyerang kelompok lain sebagai kelompok anti-Pancasila hanya karena perbedaan pendapat. Apalagi, pada saat itu masyarakat seperti terbagi menjadi dua kelompok akibat [[Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017|Pilgub Jakarta 2017]], yakni kelompok yang mendukung dan menentang [[Basuki Tjahaja Purnama]]
=== Sindiran ===
Baris 77:
== Pranala luar ==
;
* [https://www.instagram.com/p/
* [https://www.instagram.com/p/
* [https://www.instagram.com/p/BUxz08glQ8l/ Video Saykoji]
* [https://www.instagram.com/p/BU4prwGg77o/ Status Triawan Munaf]
;Twitter
* [https://twitter.com/YosiMokalu/status/869940495841087488 Video Hermann Josis Mokalu]
;Keputusan presiden dan surat keputusan bersama
|