Jeruk kasturi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Hanamanteo (bicara | kontrib) k hapus berkas yang bermasalah |
||
Baris 31:
Kelezatan sirup kalamansi yang telah dinikmati masyarakat, akhirnya membuat permintaan pasar meningkat.<ref name="usaha"/> Harga jeruk kalamansi pada awalnya berkisar Rp3000,00 per kilogram, namun seiring selera pasar yang meningkat, jeruk kalamansi dipasarkan dengan harga Rp5000,00 per kilogram.<ref name="usaha"/> Bahkan pada tahun 2012 sudah mencapai Rp10.000,00 per kilogram.
==
Buah jeruk kalamansi memiliki kulit dengan permukaan halus dan berpori minyak, berwarna kuning, atau berwarna hijau kekuning-kuningan.<ref name="cosmetic"/> Besar jeruk kalamansi berdiameter antara 3–4 cm.<ref name="cosmetic"/> Buah tersebut sangat kaya akan bulir-bulir sitrat yang mudah dipisahkan dan mengandung vitamin C.<ref name="cosmetic"/> Satu buah jeruk kalamansi memiliki kandungan [[karbohidrat]] 3%, [[mineral]] 1%, [[asam askorbat]] 0,1%, dan [[asam sitrat]] 3%.<ref name="cosmetic"/> Kulitnya kaya akan minyak esensial dan asam askorbat (0,15%).<ref name="cosmetic"/>
Baris 45 ⟶ 44:
== Manfaat ==
[[Berkas:Frosted Calamondin Cake.JPG|jmpl|150px|ka|Kue kalamansi]]
[[Berkas:Calamondin Jam.JPG|jmpl|150px|
Selain jeruk kalamansi diproduksi secara massal menjadi sirup,<ref name="cosmetic"/> penggunaan lainnya mudah dijumpai dalam berbagai penyajian masakan, yaitu digunakan sebagai pelengkap masakan, sebagai penambah rasa asam yang menyegarkan.<ref name="cosmetic"/> Jeruk kalamansi juga bisa diolah menjadi kue, [[saus]], [[selai]], dikeringkan menjadi semacam [[teh]], diolah menjadi berbagai bahan produksi [[kosmetik]] dan dipakai untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.<ref name="cosmetic"/><ref name="Atta">{{en}}Marian Van Atta., Exotic Foods: A Kitchen and Garden Guide, Sarasota: Pineapple Press Inc, 2002, hal. 196</ref>
Baris 53 ⟶ 52:
=== Akar ===
[[Berkas:akar jeruk kalamansi.jpg|jmpl|150px|ka|Akar kalamansi.]]
Di [[California]] dikembangkan pemanfaatan akar tunggang pohon jeruk kalamansi sebagai hasta karya.<ref name="Bat"/> Akar pohon jeruk jenis kalamansi lebih dalam menghujam ke tanah daripada akar jeruk jenis lain.<ref name="Bat"/> Pemanfaatan ini bermula dari ide banyaknya pohon jeruk kalamansi yang tidak terpakai setelah dicabut dan diganti dengan pohon baru.<ref name="Bat"/> Jeruk kalamansi mengalami penurunan produksi pada usia lebih dari tujuh tahun usia pohon.<ref name="Bat"/> Jika pada awalnya satu pohon dapat menghasilkan 35 kilogram buah, maka pada usia tujuh tahun ke atas hanya sanggup memproduksi maksimal 20 kilogram.<ref name="Bat"/> Oleh karena itu, peremejaan harus dilakukan, dan salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari pohon yang ditebang adalah pemakaian akarnya untuk hasta karya.<ref name="Bat"/>
Baris 65 ⟶ 64:
Jeruk kalamansi mulai berbuah biasanya pada usia enam bulan setelah ditanam.<ref name="Unib"/> Jeruk kalamansi dapat dijual kepada industri-industri tertentu secara langsung, atau dapat dijual langsung ke pasar, atau diolah sendiri dan dijual dalam bentuk produk jadi.<ref name="Republika"/>
Pemasaran jeruk kalamansi masih terbatas untuk konsumsi lokal.<ref name="Republika"/> Di Bengkulu sendiri, anggota Koperasi Kultura Kalamansi mampu menyerap jeruk 200 kilogram per hari untuk diproduksi dalam bentuk sirup.<ref name="Unib"/> Hal ini berbeda ketika musim penghujan, mereka hanya mendapatkan jeruk dari ladang kurang lebih 100-120 kilogram per hari, sehingga hanya bisa berproduksi dua hari dalam seminggu karena harus menunggu buah dari hasil panen memenuhi kuota produksi.<ref name="Unib"/> Dari 3 kilogram jeruk, akan diperas (manual maupun dengan mesin) dan menghasilkan 1 liter sirup.<ref name="Unib"/> Setiap satu liter sirup akan dicampur dengan 2 kilogram gula pasir sehingga dengan panambahan air, maka akan dihasilkan 2 liter sirup yang siap dikemas.<ref name="Unib"/> Sirup yang sudah dikemas dipasarkan melalui toko penjual oleh-oleh dan juga berkembang dari mulut ke mulut.<ref name="Unib"/>
|