Gedongarum, Kanor, Bojonegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Novakurniawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Novakurniawan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 18:
 
Desa Gedongarum terdiri atas dua dusun yaitu Dusun Dondong dan Dusun Gebang. Dahulu kala kedua dusun memiliki diferensiasi yang cukup jelas. Dusun Gebang identik dengan kaum santri karena Masjid Desa ada di dusun ini, sedangkan dusun Dondong identik dengan masyarakat tradisional jawa. Tahun 1980-an sangat jarang (bahkan tidak pernah) ditemukan ada pagelaran Tayub atau Tandak di dukuh Gebang karena stereotip sebagai dusun santri. Sebaliknya di dusun Dondong, pagelaran Tayub adalah puncak hiburan buat pemuda-pemudanya. Ketika seorang pemuda ketiban sampur yang artinya menerima selendang dari yang punya acara maka pemuda tersebut wajib untuk ikut menari bersama sindir di sebuah pagelaran Tayub. Kalau pemuda kota ber-ajojing di diskotek, maka pemuda dusun Dondong ber-ajojing di pagelaran Tayub bersama para sindir. Dusun Gebang dipimpin oleh seorang Kepala Dusun, incumbent bernama Purwadi. Demikian pula dusun Dondong dipimpin seorang kepala dusun, incumbent sekarang bernama Jurikah.
 
Ada sebuah tempat di desa Gedongarum yang bernama Ndakdem. Tempat ini berupa kumpulan pohon di tengah persawahan. Setiap tahun sehabis panen masyarakat Gedongarum berkumpul dalam rangka sedekah bumi di tempat ini. Bahasa lokal menyebutnya sebagai Manganan.
 
== Perbatasan ==