Mineirazo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanantyo (bicara | kontrib)
Jalannya pertandingan
Hanantyo (bicara | kontrib)
reaksi dan kelanjutan.
Baris 218:
|style="width:60%; vertical-align:top;"|
|}
 
== Rekor ==
Hasil pertandingan ini adalah selisih kemenangan terbesar di babak semifinal maupun final Piala Dunia, dan juga kekalahan terburuk yang dialami tuan rumah sepanjang sejarah Piala Dunia (dua kali lipat sebelumnya). Setelah pertandingan ini berakhir, total 167 gol telah dicetak selama Piala Dunia 2014, kedua terbanyak setelah Piala Dunia 1998 (171 gol). Tembakan tepat (gabungan kedua tim) tercipta sebanyak 18 kali, terbanyak di waktu normal sepanjang Piala Dunia 2014. Pertandingan ini juga mencatat empat gol tercepat sepanjang sejarah Piala Dunia, di mana Jerman mencatatkannya dalam enam menit (23' sampai 29'); tahun 1954, [[Tim nasional sepak bola Austria|Austria]] butuh tujuh menit (25'-32'), juga [[Tim nasional sepak bola Hongaria|Hongaria]] di tahun 1982 (69'-76') untuk mencetak empat gol. Jerman menyamai rekor Austria membobol gawang tuan rumah Piala Dunia (mengalahkan [[Tim nasional sepak bola Swiss|Swiss]] 7-5 dalam [[Piala Dunia FIFA 1954|Piala Dunia 1954]]). Jerman juga menggeser Brasil sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah Piala Dunia (223), melewati 221 gol Brasil. Sebelum pertandingan, kedua tim sama-sama pernah memainkan tujuh partai final, dan sekarang Jerman menjadi satu-satunya tim yang delapan kali mencapai final.
 
Bagi Brasil, kekalahan ini adalah yang terburuk, menyamai kekalahan 6-0 melawan Uruguay tahun 1920, dan menjadi yang terburuk di kandang sendiri. Sebelumnya mereka kalah 5-1 dari [[Tim nasional sepak bola Argentina|Argentina]] di [[Rio de Janeiro]] tahun 1939. Kekalahan ini memutus rekor 62 pertandingan tak teralahkan di kandang dalam kompetisi resmi, sejak kalah 1-3 dari [[Tim nasional sepak bola Peru|Peru]] dalam Copa America 1975 (yang juga dimainkan di Estádio Mineirão di Belo Horizonte). Terakhir kali Brasil kalah di semifinal Piala Dunia adalah tahun 1938, melawan Italia di Marseille. Brasil tidak pernah kebobolan tujuh gol di kandang, meskipun dalam pertandingan persahabatan pernah kalah 4-8 dari Yugoslavia 3 Juni 1934. Terakhir kali mereka kebobolan setidaknya lima gol adalah saat menang 6-5 lawan [[Tim nasional sepak bola Polandia|Polandia]] di Piala Dunia 1938, setidaknya empat gol saat kalah 2-4 dari Hongaria di Piala Dunia 1954. Selisih kekalahan terbesar Brasil di Piala Dunia sebelumnya adalah dari [[Tim nasional sepak bola Perancis|Perancis]] (0-3) dalam Final Piala Dunia 1998. Ini juga hasil terburuk mereka melawan Jerman, melampaui kekalahan 0-2 dalam pertandingan persahabatan 1986.
 
Bagi Jerman, untuk keempat kalinya berturut-turut mereka masuk posisi tiga besar Piala Dunia, bahkan satu-satunya yang delapan kali mencapai final. Mereka juga mencatat rekor 12 kali bertanding di semifinal, dan menjadi yang pertama kali mencetak 7 gol di babak semifinal Piala Dunia. Sebelumnya, tim yang pernah mencetak enam gol di semifinal adalah Jerman Barat melawan Austria tahun 1930 dan 1954. Jerman memecahkan rekor pribadi memimpin dengan selisih gol terjauh di babak pertama, setelah sebelumnya memimpin 4-0 melawan [[Tim nasional sepak bola Arab Saudi|Arab Saudi]] tahun [[Piala Dunia FIFA 2002|2002]] (berakhir 8-0, kemenangan terbesar Jerman di Piala Dunia). Sebelumnya hanya ada dua tim yang tertinggal setidaknya lima gol di babak pertama: Zaire (vs Yugoslavia 1974) dan Haiti (vs Polandia 1974).
 
Pemain Jerman [[Miroslav Klose]] menyamai rekor [[Cafu]] asal Brasil sebagai pemain yang terbanyak memenangkan pertandingan Piala Dunia (16 kali). Klose bermain di 23 pertandingan Piala Dunia, menyamai Paolo Maldini di tempat kedua di belakang [[Lothar Matthäus]] (25). Klose memainkan lebih banyak pertandingan di babak gugur (13) daripada Matthäus atau Cafu, dan menjadi satu-satunya pemain yang bermain di empat semifinal Piala Dunia ([[Uwe Seeler]] memainkan tiga partai semifinal). Dalam pertandingan tersebut, ia memecahkan rekor pencetak gol terbanyak dalam Piala Dunia dengan 16 gol, menggulingkan [[Ronaldo]] dari Brasil, yang kebetulan hadir sebagai komentator pertandingan itu. Gol Thomas Müller adalal gol timnas Jerman ke-2000. Müller menjadi pemain ketiga yang mencetak lima gol atau lebih dalam dua Piala Dunia yang berbeda (setelah Klose dan [[Teófilo Cubillas]] dari Peru) dan pemain kedua yang mencetak lima gol atau lebih dalam dua Piala Dunia berturut-turut (setelah Klose). Dua gol Toni Kroos yang terpaut 69 detik di babak pertama adalah sepasang gol tercepat dari pemain yang sama dalam sejarah Piala Dunia.
 
== Reaksi ==
 
=== Profesional ===
Setelah Jerman mencetak gol ketujuh, Neymar yang menonton pertandingan lewat televisi, mematikannya dan beralih bermain poker. Pelatih Brasil [[Luiz Felipe Scolari]] mengatakan bahwa hasil pertandingan tersebut adalah "kekalahan terburuk timnas Brasil" dan ia bersedia memikul seluruh tanggung jawab. Ia menyebutnya "hari terburuk dalam hidup saya," dan mengundurkan diri setelah kejuaraan. Kapten pengganti [[David Luiz]] dan kiper [[Júlio César Soares Espíndola|Júlio César]] meminta maaf pada rakyat Brasil. [[Fred (footballer)|Fred]], yang dicemooh pendukungnya sepanjang pertandingan, mengatakan kekalahan tersebut adalah yang terburuk dalam karirnya dan teman-temannya. Ia juga mengundurkan diri dari timnas setelah kejuaraan. Setelah pulih dari cedera, Neymar memberikan dukungan bagi rekan setimnya, dan meskipun kalah 7-1, ia tetap bangga menjadi bagian dari tim.
 
Saat pertandingan berlangsung, tim Jerman menyadari ada yang tidak beres dengan pertandingan tersebut. Dalam wawancara pasca pertandingan, [[Mats Hummels]] mengatakan mereka memutuskan tidak mau mempermalukan Brasil di babak kedua maupun sesudah pertandingan.
 
Maka Jerman juga tidak berlebihan dalam merayakan gol; mereka melambaikan tangan tapi tidak melompat-lompat atau berteriak-teriak. Pelatih [[Joachim Löw]] mengatakan timnya memiliki "rencana permainan yang jelas dan mantap," dan saat mereka menyadari Brasil mulai goyah, mereka mengambil peluang. Sementara Brasil panik, pemain Jerman tetap berkepala dingin. Toni Kroos, yang menjadi pemain terbaik, menambahkan bahwa "sepanjang kejuaraan, Brasil tidak dalam permainan terbaiknya", dan tim mereka memasuki pertandingan dengan pengetahuan taktis untuk menangkal Brasil: "kami merebut semua bola dan mencetak gol". Löw juga mengatakan timnya tidak terjebak euforia selama dan setelah pertandingan, karena kemenangan 7-1 itu tidak ada artinya dibandingkan partai final yang sudah menunggu. "Kami tidak berpesta," katanya, "kami senang, tapi masih ada pekerjaan lagi".
 
Setelah pertandingan, pemain Jerman berusaha menghibur Brasil. Löw, [[Per Mertesacker]] dan [[Philipp Lahm]] bahkan menyamakan tekanan yang dialami Brasil dan kekalahan yang menyakitkan itu dengan Jerman sendiri saat menyelenggarakan [[Piala Dunia FIFA 2006]], dan juga kalah di semifinal. Lahm menambahkan, ia merasa "tidak enak" selama pertandingan dan "tidak terlalu gembira", karena Brasil membuat kesalahan yang "tidak umum dilakukan di tahap ini", dan Mertesacker mengatakan bahwa meskipun Jerman memimpin, "menontonnya dari bangku cadangan saja terasa gila". Kroos mengatakan, meskipun Brasil memiliki pemain yang hebat, "mereka tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya" karena banyak tekanan dari luar, dan percaya "mereka akan kembali menjadi lebih baik". Löw mengamati setelah pertandingan rakyat Brasil memberi selamat pada timnya. Surat kabar Brasil ''[[O Globo]]'' mengapresiasi sikap hormat pemain Jerman, dengan menyebutnya "juara dunia simpati".
 
Legenda sepak bola Brasil, [[Pelé]], mencuiat, "Saya selalu bilang, sepak bola itu penuh kejutan. Tak seorangpun di dunia bisa meramalkan hasil ini," dan "[Brasil] akan berusaha mencapai gelar keenam di [[Piala Dunia FIFA 2018|Rusia]]. Selamat untuk Jerman." [[Carlos Alberto Torres]], kapten Brasil yang juara tahun 1970, mengatakan negaranya kalah karena "merasa sudah menang". Ia menambahkan, "Jerman bermain seperti yang saya suka dan taktik Scolari kali ini bunuh diri". Pelatih [[Argentina national football team|Argentina]], [[Alejandro Sabella]], bingung menjelaskan kekalahan Brasil. "Sepak bola itu tidak logis," katanya. Sebaliknya, legenda Argentina [[Diego Maradona]] malah nampak menyanyi lagu mengejek kekalahan Brasil.
 
=== Media ===
Koran-koran di Brasil menanggapi hasil tersebut dengan kepala berita seperti "Aib Terbesar dalam Sejarah" (''Lance!''), "Penghinaan Bersejarah" (''Folha de S.Paulo'') dan "Brasil Dibantai" (''[[O Globo]]''). Koran Jerman ''[[Bild]]'' memberitakan "Kegilaan 7–1" oleh "Tim DFB Kilat". ''L'Équipe'' hanya menulis, "Le Désastre" (Musibah). Dalam kolomnya di [[Sky Sports]], Matthew Stanger menyebut pertandingan tersebut sebagai "penghinaan terburuk", dan Miguel Delaney dari [[ESPN]] menyebutnya ''Mineirazo'', meminja istilah pers Amerika Selatan yang berbahasa Spanyol.
 
Barney Ronay dalam ''[[The Guardian]]'' menyebutnya "kekalahan tuan rumah Piala Dunia yang paling memalukan sepanjang sejarah", dan Joe Callaghan dari ''[[The Independent]]'' menyebutnya "malam paling gelap dalam sejarah sepak bola Brasil". Wyre Davies, koresponden [[BBC]] di Rio de Janeiro, melaporkan reaksi rakyat Brasil di stadion dan taman sekitarnya sebagai "rasa terkejut, malu dan hina yang melanda seluruh bangsa Brasil mustahil untuk diabaikan". Jurnalis sepak bola Tim Vickery menyebutkan bahwa hasil tersebut bisa menjadi katalis untuk segera mereformasi kompetisi klub sepak bola Brasil, yang menurutnya sudah tertinggal jauh dibandingkan negara lain, dan berpuas diri pada sejarah kesuksesan tim nasionalnya. Menurutnya, ini adalah kesempatan untuk "belajar dari identitas sejarahnya dan membingkainya dalam konteks global yang modern". Banyak yang membandingkan dengan ''Maracanazo'' yang membuat Brasil kehilangan gelar di kandang tahun 1950, dan bahkan media Brasil menganggap kekalahan tahun 2014 ini membersihkan nama baik tim tahun 1950.
 
Analis membedah kelemahan taktis dan teknis yang berujung pada hasil buruk tersebut. Scolari masih bergantung pada tim yang menjuarai [[Piala Konfederasi FIFA 2013]], meskipun banyak pemain yang kemudian mandul, dan bahkan banyak yang belum pernah ikut Piala Dunia. Brasil tidak bermain cukup baik di fase group dan dua pertandingan gugur sebelumnya, terlalu mengandalkan Neymar untuk menyerang, dan kekurangan mereka terpapar di semifinal ketika berhadapan dengan Jerman yang jauh lebih tangguh dari lawan-lawan sebelumnya. Neymar terlalu dijadikan fokus, sampai-sampai tim nyaris tidak pernah berlatih formasi tanpa dirinya. Ketika ia tidak hadir, Scolari menggantinya dengan Bernard untuk mempertahankan tradisi menyerang sepak bola Brasil, bukannya menuruti "saran logis untuk menambah pemain tengah" melawan Jerman. Padahal asisten pelatih saja sudah setuju untuk memasukkan Ramires dan Willian yang lebih defensif. Akibatnya, Fernandinho dan Luiz Gustavo kewalahan meladeni trio lapangan tengah Jerman yang terdiri dari Toni Kroos, Sami Khedira dan Bastian Schweinsteiger. Pertahanan yang sudah diragukan di pertandingan sebelumnya langsung berantakan setelah Dante terbukti tidak cukup baik menggantikan Silva, dan David Luiz terus membuat kesalahan fatal. Kesalahan lainnya mencakup memasang Marcelo untuk lebih bermain menyerang, sementara Gustavo ditugasi melapisi dirinya, dan peran Fred yang tidak efektif sebagai eksekutor gol, padahal sejatinya ia adalah striker taktis.
 
== Kelanjutan ==
Brasil berakhir di tempat keempat setelah kalah 0–3 di perebutan juara ketiga dari [[Tim nasional sepak bola Belanda|Belanda]] pada 12 Juli. Kekalahan tersebut menyamai hasil terburuk mereka sebelumnya di Piala Dunia, 0–3 melawan [[France national football team|Perancis]] di [[Final Piala Dunia FIFA 1998|Final 1998]],sehingga mereka kebobolan 14 gol sepanjang turnamen, terburuk dalam sejarah Brasil, terbanyak yang diderita tuan rumah Piala Dunia, dan terbanyak untuk tim manapun sejak [[Tim nasional sepak bola Belgia|Belgia]] kebobolan 15 di tahun [[Piala Dunia FIFA 1986|1986]]. Jerman melaju untuk menjuarai Piala Dunia keempat kalinya, pertama kali sejak menjadi negara bersatu, setelah mengalahkan [[Argentina national football team|Argentina]] 1–0 di pertandingan [[Final Piala Dunia FIFA 2014|final]] 13 Juli di stadion [[Maracanã Stadium|Maracanã]]. Jerman mendapat dukungan dari suporter Brasil meskipun sudah menyingkirkan tuan rumah, karena mereka melawan musuh bebuyutannya, Argentina.
 
Dua kekalahan beruntun di kandang yang pertama sejak 1940 mengakibatkan [[Luiz Felipe Scolari]] mengundurkan diri pada 15 Juli. Dua minggu kemudian [[Brazilian Football Confederation|Konfedarsi Sepak Bola Brasil]] memanggil kembali [[Dunga]] sebagai pelatih kepala timnas Brasil. Ia sudah pernah menukangi timnas dari 2006 sampai 2010, lalu dipecat karena kalah 2–1 melawan Belanda dalam perempat final [[2010 FIFA World Cup|Piala Dunia FIFA 2010]]. Tetapi ia kemudian dipecat lagi setelah Brasil tersingkir di fase group [[Copa América Centenario]] di Amerika Serikat dua tahun kemudian.
 
== Referensi ==