Herman Lantang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
tadinya ditulis 3 anak diperbaiki menjadi 2 anak
tambah foto
Baris 1:
[[Berkas:Herman Lantang 1965.jpg|jmpl|289x289px|Herman Lantang 1965]]
'''Herman Lantang''' adalah mantan mahasiswa jurusan Antropologi di FSUI dan juga mantan ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 60 an. Herman Lantang juga salah satu pendiri Mapala UI dan pernah menjabat sebagai ketuanya pada tahun 1972 - 1974. Herman Lantang adalah sahabat dari Soe Hoek Gie yang pernah menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan '''Soekarno''' pasca '''G30 S''' dan semasa'''Tritura'''.
'''Herman Lantang''' adalah mantan mahasiswa jurusan Antropologi di FSUI dan juga mantan ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 60 an. Herman Lantang juga salah satu pendiri Mapala UI dan pernah
 
'''Herman Lantang''' adalah mantan mahasiswa jurusan Antropologi di FSUI dan juga mantan ketua senat Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 60 an. Herman Lantang juga salah satu pendiri Mapala UI dan pernah menjabat sebagai ketuanya pada tahun 1972 - 1974. Herman Lantang adalah sahabat dari Soe Hoek Gie yang pernah menjadi inspirator gerakan demo long march mahasiswa UI untuk menggulingkan pemerintahan '''Soekarno''' pasca '''G30 S''' dan semasa'''Tritura'''.
 
Sampai sebelum film biografi "'''GIE'''" muncul di layar perak, tak banyak orang yang menggubris kehadiran tokoh yang satu ini, kecuali, lagi - lagi, komunitas pencinta alam, yang sangat mengagungkan sikapnya yang tetap rendah hati.
Baris 5 ⟶ 8:
Sebenarnya, pria tua yang kini lebih banyak menghabiskan sisa hidupnya di rumah, dilahirkan di sudut kota kecil '''Tomohon''', sebuah kota administrasi di provinsi '''Sulawesi Utara''', 67 tahun silam. Dalam buku baptisnya ia diberi nama: '''''Herman Onesimus Lantang'''''. Kegemarannya terhadap alam pun mulai timbul ketika ayahnya yang saat itu berprofesi sebagai tentara sering mengajaknya keluar - masuk hutan di kawasan Tomohon untuk berburu. Dari situ, lambat laut, kecintaannya terhadap hutan yang sarat aroma sarasah dan petualangan timbul.
 
Lalu, setelah tamat dari ''Europrrshe Lagere School SR GMIM4'' ( setaraf SD ), Herman kecil melanjutkan ke ''SMPK Tomohon''. Herman mulai hijrah ke ibukota bersama orangtuanya yang saat itu di pindahtugaskan ke daerah baru. Kemudian di Jakarta inilah ia melanjutkan kembali

pendidikan formalnya, ketika di terima di SMA 1 ( '''Budi Utomo''' ) pada tahun 1957.
 
Tak puas sampai disitu, Herman mulai melirik perguruan tinggi yang menurutnya akan memberikan sistem pendidikan terbaik. Saat itu, di tahun 1960, melalui segudang test yang cukup rumit, ia pun berhasil di terima di '''Fak. Sastra Universitas Indonesia''', Jurusan'''Anthropologi''' yang banyak berkutat dengan kebudayaan dan perilaku manusia sejak mulanya. Melalui jurusan ini pula ia sempat melakukan penelitian mendalam terhadap perilaku suku terasing '''Dhani''' di Papua pada tahun 1972, yang mengantarkannya mencapai gelar sarjana penuh.