Pesawat pengebom berat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{inuse}} '''{{PAGENAME}}''' adalah jenis pesawat pembom yang membawa muatan bom berat, lebih dari tiga ton. Juga multi-mesin dan multi-kru, serta memiliki jarak j...'
 
Baris 1:
{{inuse}}
'''{{PAGENAME}}''' adalah jenis [[pesawat pembom]] yang membawa muatan bom berat, lebih dari tiga ton. Juga multi-mesin dan multi-kru, serta memiliki jarak jangkau yang jauh.
Contoh heavypesawat bomberpengebom berat adalah [[B-17 Flying Fortress]], [[B-29 Superfortress]], [[Avro Lancaster]], [[Piaggio P.108]], dan [[Handley Page Halifax]].
 
==Teori pengebom strategik ==
Dalam perang, terdapat dua opini tetap terhadap pesawat pengebom berat.
 
Yang pertama adalah “pesawat pengebom selalu dapat mencapai targetnya”. Keunggulan kecepatan pesawat pengebom memang tidak diragukan, dan malah dipercaya bahwa pesawat tempur biplane tidak dapat mengejar mereka. Ditambah lagi, tidak ada cara yang efektif untuk mendeteksi pesawat pengebom dari jarak yang sangat jauh dan harus menyisihkan beberapa [[pesawat tempur]] untuk menghadang mereka. Namun kenyataannya, kombinasi teknologi [[radar]] dan pengembangan desain pesawat tempur monoplane dapat menghapus kelemahan ini. Sepanjang perang, pesawat pengebom memang berhasil mencapai target mereka, namun tentu saja mengalami kerugian besar ditambah lagi ketidakhati-hatian dalam perencanaan dan tanpa dijaga oleh [[pesawat tempur kawal]].<ref name="autogenerated1919">Tate, Dr. James P. ''The Army and its Air Corps: Army Policy toward Aviation 1919–1941.''] Maxwell Air Force Base, Alabama: Air University Press, 1998. {{ISBN|1-4289-1257-6}}.</ref>
 
Yang kedua adalah strategic bombing of industrial capacity, power generation, oil refineries, and coal mines could win a war. This was certainly vindicated by the [[firebombing]] of Japanese cities and the two [[atomic bombs]] [[atomic bombings of Hiroshima and Nagasaki|dropped]] on [[Hiroshima]] and [[Nagasaki]] in August 1945, as Japan's fragile housing and [[cottage industry]] made themselves easily vulnerable to attack, thus completely destroying Japanese industrial production (see [[Air Raids on Japan]]). It was less evident that it held true for the bombing of Germany. During the war, German industrial production actually ''increased'', despite a sustained Allied bombing campaign.<ref name="autogenerated1919"/>
 
Yang kedua adalah pengeboman strategis terhadap [[kawasan industri]], [[Pembangkit listrik|pembangkit tenaga listrik]], [[kilang minyak]], dan [[Penambangan batubara|tambang batubara]] dapat menentukan kemenangan. Hal ini sudah terbukti dengan pengeboman kota-kota Jepang dan dua [[bom atom]] [[Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki|dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki]] pada Agustus 1945. Itu karena perumahan Jepang yang rentan dan [[industri rumahan]] yang membuat mereka mudah untuk diserang sehingga menghancurkan perindustrian Jepang secara penuh. Walaupun demikian, itu tidak berlaku pada pengeboman Jerman. Selama perang, produksi industri Jerman malah meningkat, walaupun terus dihantam oleh bom Sekutu.<ref name="autogenerated1919"/>
Contoh heavy bomber adalah [[B-17 Flying Fortress]], [[B-29 Superfortress]], [[Avro Lancaster]], [[Piaggio P.108]], dan [[Handley Page Halifax]].
 
{{militer-stub}}