Adipati Orang Franka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 13:
Antara 936 sampai 943, gelar ''dux Francorum'' dihidupkan kembali atas permintaan [[Hugues yang Agung|Hugo Agung]], pembesar yang paling berkuasa di Perancis. [[Louis IV dari Perancis|Raja Louis IV]] mengeluarkan selembar piagam pada 936 yang menyebut nama Hugo dengan gelar ''dux Francorum'', dan selembar piagam yang dikeluarkan oleh Hugo sendiri pada 937 juga menyebut namanya dengan gelar ini. Meskipun demikian, gelar ini tidak istimewa, karena gelar "bupati" ({{lang-fr|comes}}) juga tetap ia sandang.{{sfn|Ganshof|1972|p=15}} Dalam salah satu piagam yang dikeluarkannya, Raja Louis memaklumkan bahwa Hugo Agung adalah orang nomor dua di bawahnya di seluruh wilayah kerajaannya.{{sfn|Dunbabin|2000|p=47: ''est in omnibus regnis nostris secundus a nobis''}} Pemaknaan ''dux Francorum'' sebagai gelar orang nomor dua di Kerajaan Perancis tidak disetujui secara umum. Menurut [[Flodoard dari Reims]], Raja Louis hanya sekadar "mempercayakan pemerintahan kadipaten Perancis"{{sfn|Ganshof|1972|p=15: ''rex ei ducatum Franciae delegavit''}} kepada Hugo pada 943 sebagai ganjaran atas jasanya memulangkan raja dari pembuangan. Wilayah Kadipaten Perancis atau [[Francia|Kadipaten Negeri Franka]] (''ducatus Franciae'') meliputi kawasan di antara [[Sungai Loire]] dan [[Sungai Seine]], yakni bekas wilayah Kerajaan [[Neustria]].{{sfn|Dunbabin|2000|p=47}} Berdasarkan pendapat yang sezaman dengan masa hidup Hugo ini, gelar Hugo dinilai sebanding dengan gelar para Adipati Aquitania, yakni ''dux Aquitanorum'', yang mengabaikan rujukan pada nama daerah ("[adipati] dari Aquitania") dan lebih menonjolkan rujukan pada nama suku di daerah yang bersangkutan ("[adipati] orang Aquitani").{{sfn|Wolfram|1971|p=46}} Dengan demikian, gelar "Adipati Orang Franka" menjadi gelar kebanggaan utama para [[ Neustria|Bupati Mancanegara Neustria]] dari [[wangsa Robert]] sejak 943.{{sfn|Dunbabin|2000|pp=66–68, bagan evolusi Neustria lama menjadi Kadipaten Negeri Franka.}} Walther Kienast berpendapat bahwa gelar ini dimanfaatkan dengan maksud untuk mengait-ngaitkan Hugo dengan para ''duces Francorum'' sebelumnya, yakni Pipin II dan Karel Martel, serta untuk mendongkrak kewibawaannya di Negeri Franka yang jarang diurusinya karena lebih sering berada di istana kerajaan.{{sfn|Dunbabin|2000|p=68}}
Hugo Agung wafat pada 956 dan digantikan oleh putranya, [[Hugues Capet|Hugo Kapet]]. Pada 960, menurut keterangan Flodoard, "raja <nowiki>[</nowiki>[[Lothair dari Perancis|Lothair]]<nowiki>]</nowiki> mengangkat Hugo [Kapet] menjadi adipati, dan mengaruniakan [[County of Poitou|negeri Poitou]] sebagai tambahan atas daerah pertuanan yang dulu dikuasai ayahnya."{{sfn|Ganshof|1972|p=15: ''Hugonem rex ducem constituit, addito illi pago Pictavensi ad terram quam pater eius tenuerat. . .''}} Piagam pertama terbitan Hugo Kapet yang memuat namanya beserta gelar adipati, adalah selembar piagam bertarikh 966 M; sementara piagam pertama dari Perancis yang memuat nama Hugo beserta gelar ini, bertarikh 974 M.{{sfn|Ganshof|1972|p=15}} Putra Raja Lothair, [[Louis V dari Perancis|Louis V]], yang sebelumnya sudah menyandang gelar [[Raja Aquitania|Raja Orang Aquitani]], mengakui Hugo sebagai Adipati Orang Franka dalam selembar piagam bertarikh 979 M.{{sfn|Ganshof|1972|p=15}}
Para sejarawan modern telah menawarkan dua tafsiran mengenai penggunaan gelar ''dux Francorum'' pada abad ke-10. Jan Dhondt dan Walther Kienast berpendapat bahwa gelar ini adalah bentuk pengakuanargued that the title was a royal concession recognising the actual power acquired by the Robertians over the region known as ''Francia'', that is, old Neustria. Thus the title was territorial in nature, reflective of Hugh's real power and a royal (legal) grant.{{sfn|Ganshof|1972|pp=15–16}} [[Ferdinand Lot]] berpendapat bahwa gelar ini was viceregal dan merepresentasikan wewenang dalam teorinya atas seluruh wilayah kerajaan dan dalam kenyataannya kekuasaan tertinggi kedua sesudah raja.{{sfn|Ganshof|1972|pp=16}}-->
|