Kila (Buddhisme): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ritual Penggunaan: koreksi kalimat dan istilah.
Baris 18:
 
== Ritual Penggunaan ==
Cantwell dan Mayer (2008) telah mempelajari sejumlahbeberapa teks tersembunyi dari [[Manuskrip Dunhuang|yang dirapikan kembali dari sisa manuskrip Dunhuang]] yang membahas tentang phurba dan penggunaanpenggunaannya dalam ritualnyaritual.<ref>Cantwell, Cathy & Mayer, Robert (2008) ''Early Tibetan Documents on Phur pa from Dunhuang''. Wien: Verlag der Österreichischen Akademie der Wissenschaften {{ISBN|3-7001-6100-X}} (Accompanying disc entitled "Images of Dunhunag manuscripts from the Stein Collection in London" contains 60 JPEG-images)</ref>
 
kīlaKīla adalah salah satu dari banyak ikonografi merepresentasikan "atribut simbolik" dewaistimewa (Tibet: ''phyag mtshan'')<ref>{{Cite web|url=http://rywiki.tsadra.org/index.php/phyag_mtshan|title=phyag mtshan|last=|first=|date=2005|website=Rangjung Yeshe Wiki - Dharma Dictionnary|language=en|access-date=2017-08-05}}</ref> dari [[Wajrayana|Vajrayana]]<ref>Embodied [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Nirmanakaya Nirmanakaya] buddhas and [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Sambhogakaya sambhogakaya] deities are attributed with kīla.</ref> dan dewaistadewata [[Umat Hindu|Hindu]]. Ketika disucikantelah dandi terikatkonsekrasikan dan untukdikhususkan penggunaanpengunaannya,<ref>A working kīla has the face(s), [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Hilt%23Pommel pommel] and [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Hilt hilt] bound (depending on the nature of the kīla) with fabric [often green according to [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Claudia_M%C3%BCller-Ebeling Müller-Ebelling], ''et al.'' (2002)] and in this binding rite Vajrakilaya is installed in the tool as a [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Nirmanakaya Nirmanakaya] manifestation, by association the tool accesses all three realms of the [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Trikaya Trikaya].</ref> kīla adalah manifestasi nirmanakaya dari Vajrakīlaya.
 
Chandra, ''et al. '' (1902: p. &#x20;37) dalam Kamusentri kamus mereka yaitu 'korkor' ({{Bo|t=ཀོར་ཀོར|w=kor kor}}ཀོར་ཀོར&#x3B;&nbsp;[[Transliterasi Wylie|Wylie]]<span id="cxmwaQ" tabindex="0">: </span>''kor kor'') "melingkar" (bahasa inggrisInggris) menceritakan bahwa teks yang berjudul 'Vaidūry Ngonpo' ({{Bo|t=བཻ་ཌཱུརྻ་སྔོན་པོ|w=bai dUry sngon po}}བཻ་ཌཱུརྻ་སྔོན་པོ&#x3B;&nbsp;[[Transliterasi Wylie|Wylie]]<span id="cxmwaw" tabindex="0">: </span>''bai dUry sngon po'') bagian: ཐག་བ་ཕུར་བ་ལ་ཀོར་ཀོར་བྱམ "seutas tali dililitkan pada belati (pengusir setan) [phurba]."<ref>Das, Sarat Chandra (1902) ''Tibetan-English Dictionary with Sanskrit Synonyms''. Calcutta: Bengal Secretariat Book Depot, p. 37</ref>
 
Salah satu metodeprinsip utama dari caradalam kerjamenggunakan kīla dan untuk mewujudkan esensi-kualitas yaitu untuk menembusmencungkil bumi dengannya; [[Sarung pedang|selubungmembalut dengan sarung]] ; atau seperti biasasebagaimana yang umumsudah lumrah dengan tradisi [[Syamanisme|perdukunansyamanisme]] Himalaya, untuk menembusnyamencungkil secara vertikal, mengarahkan ke dalam sebuah keranjang, mangkuk, atau tembolok dari beras (atau biji-bijian lunak lainnya jika kīla terbuat dari kayu).<ref>Herein resides the rationale why the centrality of the kīla has often been overlooked by the observer and the scholar, as the kīla may not be a tool ostensibly engaged in a particular rite but is actualized on the principal [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Altar altar] away from all the 'action'.</ref> istilah yang digunakan untuk dewa dan alat itu dipertukarkanbisa bolak-balik penggunaanya dalam keilmuan dunia Barat. Dalam tradisi perdukunansyamanisme [[Pegunungan Himalaya|Himalaya]] kīla dianggap sebagai axis mundi. Müller-Ebelling, ''et al. '' (2002) menegaskan bahwa sebagian besar dukunpara syaman dari Nepal, kīla adalah [[Kata kerabat|kerabat kata]] dengan ''[[pohon dunia]]'', baik dalam visualisasi mereka atau dalam upacara inisiasi atau ritual lainnya.
 
Kīla digunakan sebagai ritual untuk menandakan stabilitas di atas tanah doa selama upacara, dan hanya orang-orang yang terpilih dalam penggunaannya, atau jikamereka tidakyang diberdayakantelah mendapat izin resmi, maka dapat menggunakannya. Energi dari kīla galak, murka, menusuk, melekat, terpaku. Kīla membubuhkan unsur proses 'Ruang' (bahasa Sanskerta: Akasa) ke Bumi, sehingga membentuk energik kontinum. Kīla, terutama yang terbuat dari kayu untuk penyembuhan [[Syamanisme|perdukunansyamanisme]], harmonisasi dan kerja energi dan sering memiliki dua nāga<ref>These naga are often considered to be [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Nagaraja Nagaraja] and [//en.wiki-indonesia.club/wiki/Nagarani Nagarani]: the divine Nāga couple who rule the underworld or underwater world.</ref> ([[bahasa Sanskerta]] untuk [[ular]], ular dan/atau [[naga]], juga mengacu pada suatu kelas entitas supernatural atau [[Dewa|dewa-dewaistadewata]]) terjalin pada bilah belati, mengingatkan Staf Asclepius dan [[Lambang Ular Kedokteran|Lambang]] dari [[Hermes]]. Kīla sering juga memikulmengandung unsur ashtamangala, [[swastika]], sauwastika dan/atau ikonografi atau motif [[Pegunungan Himalaya|Himalaya]], [[Tantrisme|Tantra]] atau Hindu lainnya.
 
Sebagai alat ritual pengusiran setan, kīla dapat digunakan untuk menahan setan atau thoughtforms''tulpa'' di suatu tempat (setelah mereka telah diusir dari tuan rumah manusia, misalnya) agar aliran pikiran dapat diarahkan dan pengaburanpenghalang inheren mereka berubah. Lebih esotoris, kīla berfungsi untuk mengikat dan menjepit energi negatif atau pengaburanpenghalang dari aliran pikiran dari suatu entitas, orang atau thoughtform''tulpa'', termasuk thoughtform''tulpa'' yang dihasilkan oleh kelompok, proyek, dan sebagainya, untuk melaksanakan pemurnianpurifikasi.
 
Kīla sebagai alat ikonografis juga secara langsung berkaitan dengan Vajrakilaya, dewaistadewata murka dari Buddhisme Tibet yang sering terlihat dengan istrinyapasangannya Diptacakra (Tib. 'khor lo rgyas 'debs ma). Dia diwujudkan dalam kīla sebagai sarana untuk menghancurkan (dalam arti menyelesaikan dan kemudian membebaskan) kekerasan, kebencian, dan agresi dengan mengikat mereka dengan belati kīla dan kemudian mengubahmengubahnya merekamelalui denganbagian ujungnya.{{Butuh rujukan|date=March 2012}} PeganganPegangannya dapat digunakan dalamsebagai alat pemberi [[Berkat (Kristen)|berkatberkah]]. Oleh karena itu kīla bukan senjata fisik, tapi sarana pelaksanaan spiritual, dan harus dianggap seperti itu. Kīla sering menyandang julukan Belati Diamantine dari Kekosongan (lihat shunyata).{{Butuh rujukan|date=March 2012}}
 
Sebagai Müller-Ebeling, ''et al. '' (2002: p. &#x20;55) menyatakan:<blockquote class="">
Keajaiban Magis Belati berasal dari efek yang dimiliki objek material di alam rohmakhluk halus. TheSeni art of tantricdari penyihir tantrik atau lamaLama terletak pada kemampuan visioner mereka untuk memahami energi spiritual dari objek material dan dengan sengaja memfokuskan ke arah yang ditentukan. . . Penggunaan Tantra dari phurba meliputi menyembuhkan penyakit, pengusiran setan, membunuh setan, meditasi, persuciankonsekrasi (puja), dan rekayasa cuaca. Belati phurba digunakan untuk menghancurkan kuasa iblis. Ujung atas phurba digunakan oleh para praktisi tantra untuk berkat-berkatmemberikan berkah.
</blockquote>Seperti Beer (1999: p. &#x20;277-278) menyatakan, transfixing (menusuk) kīla perobek, tanah pekuburan, [[kalajengking]] dan [[Padmasambhava]]:<blockquote class="">
Sengatan kalajengking cambuk seperti ekor transfixesmerobek dan meracuni mangsanya, dan dalam hal ini diidentifikasi dengan aktivitas ritual belati murka atau kīla. Biografi Padmasambhava menceritakan bagaimana ia menerima siddhi dari kīla transmisi kīla di tanah pekuburan dari Rajgriha dari kalajengking raksasa dengan sembilan kepala, delapan belas penjepit dan dua puluh tujuh mata. Kalajengking ini mengungkapkan teks-teks kīla dari sebuah kotak batu segitiga yang tersembunyi di bawah batu di kuburan. Ketika Padmasambhava membaca terma teks ini, spontan pemahaman muncul, dan kepala, penjepit, dan mata kalajengking 'terungkap' sebagai kendaraan yang berbeda atau ''yana'' dari pencapaian spiritual. Di sini, di Rajgriha, Padmasambhava diberi judul 'guru kalajengking', dan dalam salah satu dari delapan bentuk sebagai Guru Dragpo atau Pema Drago ('murkateratai lotusmurka'), ia digambarkan dengan kalajengking di tangan kirinya. Sebagai lambang murka kīla transmisi kīla gambar kalajengking mengambil makna simbolis yang kuat dalam pengembangan awal Nyingma atau 'sekolah kuno' dari Buddhisme Tibet...".
</blockquote>