Danurejo VII (VI): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ganyong (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{rapikan|artikel ini terjemahan dari Wikipedia bahasa Jawa dengan penerjemahan yang kurang tepat}}
'''Danurejo VII''' ([[O Jawa]]: '''Danureja VII''') adalah seorang [[patih]] di [[Kesultanan Yogyakarta]]. Sebelum diangkat menjadi patih di [[Keraton Yogyakarta]], ia bernama Kanjeng Raden Adipati Yudhonegoro III ([[O Jawa]]: Yudhanegara III), putra dari Kanjeng Raden Adipati Yudhone­goro II (KPAA [[Danurejo VI]]) dan GKR Angger. Danureji VII menjabat sebagai patih dari 1 Maret 1912 sampai wafat pada 15 Oktober 1922.{{butuh (?)rujukan}}
 
Selama menjabat, Patih Danurejo VII menghimpunjuga sejumlahmerangkap sebagai seniman andalan. Patih Danurejo VII kemudian menjadi pelopor pagelaran [[wayang orang]] yang dipentaskan di dalamluar keraton yang menampilkanberbeda karya-karyadengan pementasan di dalam kraton serta terkenal karena pernah mengadaptasi salah satu lakon dari dramawiracarita agung [[Ramayana]] sampaiyang diberi nama Langen Mandrowanoro.<ref>{{Cite news|url=https://www.tembi.net/2017/09/16/langen-mandra-wanara-tari-rakyat-yang-diciptakan-dari-dalam-istana/|title=Langen Mandra Wanara, Tari Rakyat yang Diciptakan dari Dalam Istana – TeMBI|last=Barata|date=2017-09-16|work=TeMBI|access-date=2018-04-02|language=en-US}}</ref> Ia juga mementaskanmenciptakan gamelan yang dibuatdiberi olehnama kyaiKanjeng Kyai Beling. Patih Danurejo VII menjabat dalam masa pemerintahan tiga siltankepemimpinan, dari masa Sri Sultan HB VII sampai Sri Sultan HB IX.
 
Danurejo VII dikebumikan di Dusun Wonocatur, [[Banguntapan, Banguntapan, Bantul|Banguntapan, Bantul]] bersebelahan dengan istrinya, GKR Hayu (putri dari Sri Sultan [[Hamengkubuwono VII]]).