Penanggulangan bencana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 173:
a) Bencana Banjir
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana banjir antara lain:
 
1) Pengawasan penggunaan lahan dan perencanaan lokasi untuk menempatkan fasilitas vital yang rentan terhadap banjir pada daerah yang aman.
 
2) Penyesuaian desain bangunan di daerah banjir harus tahan terhadap banjir dan dibuat bertingkat.
 
3) Pembangunan infrastruktur harus kedap air.
 
4) Pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai, tembok laut sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami akan sangat membantu untuk mengurangi bencana banjir.
 
5) Pembersihan sedimen.
 
6) Pembangunan pembuatan saluran drainase.
 
7) Peningkatan kewaspadaan di daerah dataran banjir.
 
8) Desain bangunan rumah tahan banjir (material tahan air, fondasi kuat)
 
9) Meningkatkan kewaspadaan terhadap penggundulan hutan.
 
10) Pelatihan tentang kewaspadaan banjir seperti cara penyimpanan/pergudangan perbekalan, tempat istirahat/ tidur di tempat yang aman (daerah yang tinggi).
 
b) Bencana Tanah Longsor
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana tanah longsor antara lain:
 
1) Pembangunan permukiman dan vasilitasfasilitas utama lainnya menghindari daerah rawan bencana.
 
2) Menyarankan relokasi.
 
3) Menyarankan pembangunan pondasi tiang pancang untuk menghindari bahaya liquefation.
 
4) Menyarankan pembangunan pondasi yang menyatu, untuk menghindari penurunan yang tidak seragam (differential settlement).
 
5) Menyarankan pembangunan utilitas yang ada di dalam tanah harus bersifat fleksibel.
 
6) Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
 
c) Bencana Gunung Berapi
Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana Gunung Api antara lain:
 
1) Perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting harus jauh atau di luar dari kawasan rawan bencana.
 
2) Hindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri lava dan atau lahan 3) Perkenalkan struktur bangunan tahan api.
 
3) Perkenalkan struktur bangunan tahan api.
 
4) Penerapan desain bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu gunung api
 
5) Membuat barak pengungsian yang permanen, terutama di sekitar gunung api yang sering meletus, misalnya G.Merapi (DIY, Jateng), G. Semeru (Jatim), G. Karangetang (Sulawesi Utara) dsb.
 
6) Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api harus mengetahui posisi tempat tinggalnya pada Peta kawasan Rawan Bencana Gunung api (penyuluhan).
 
7) Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api hendaknya paham cara menghindar dan tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi letusan gunung api (penyuluhan)
 
8) Mensosialisasikan kepada masyarakat agar paham arti dari peringatan dini yang diberikan oleh aparat/Pengamat Gunung api (penyuluhan).
 
9) Mensosialisasikan kepada masyarakat agar bersedia melakukan koordinasi dengan aparat/Pengamat Gunung api.