Yasadipura I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Baris 19:
Keempat naskah di atas digubah dalam bentuk syair [[macapat]] dengan [[bahasa Jawa]] baru. Beberapa baitnya masih sering dikumandangkan sebagai suluk oleh para [[dalang]] dalam pementasan [[wayang]] hingga sekarang.
 
Karya Yasadipura I lainnya adalah ''Serat Menak'', berupa saduran dari ''Hikayat Amir Hamzah'' yang berbahasa [[Melayu]]. Kisah ini bercerita tentang kepahlawanan [[Hamzah bin AbdulmutthalibAbdul-Muththalib]] paman [[Nabi Muhammad]].
 
Selain itu, Yasadipura I juga menghasilkan dokumen sejarah yang teliti, berjudul ''Babad Giyanti'', yaitu berkisah tentang pembelahan wilayah [[Kasunanan Surakarta]] tahun [[1755]] yang menandai lahirnya [[Kesultanan Yogyakarta]].