Sejarah Bangka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 55:
== Bangka melawan perompak (bajak laut) Lanon ==
 
Setelah kesultanan bangka sudah di kuasai belanda ,pulau bangka mengalami kekacauwan penduduk bangka mengalami penderitaan akibat penindasaan belanda. Di perairan pulau bangka ada sekelompok bajak laut yang mengganggu penduduk kampung pesisir dan para pedagang dari arab dan china sehingga para pedagang menjadi takut untuk berlayar melalui perairan bangka dan selat bangka hingga ke selat malaka. Atas saran dari pedagang dari arab kepada salah seorang anak dari Sultan Muhammad Ali yaitu Raden Muhammad Akil yang selamat dari peperangan di laut Mentok yang terluka di selamatkan oleh pedagang dari arab hingga sampai di arab dan menetap di arab berapa tahun agar supaya menumpas para bajak laut atau Lanon. Atas saran itu maka Raden Muhamad Akil pulang ke bangka setelah menunaikan ibadah haji. Setelah sampai di bangaka menetap di kota Waringin dan kembali menghidupkan kembali KESULTANAN bangka secara diam-diam dari pemerintahan belanda (1856-1916) dan kembali mensyusun kekuatan dari Para pejuang bangka yang tersisa yang Masih ada hubungan saudara dengan Raden Muhammad Akil dari Sultan Muhammad Ali yang di kenal rakyat bangka dengan nama BATIN TIKALdi kumpulkan yaitu datuk Waringin,datuk Jakfar Sidiq.Datuk terang datuk Paga,,datuk berembun dll. mereka adalah pejuang yang sudah berpengalaman dan terlatih di medan pertempuran darat maupun air sejak perang melawan belanda yang di pimpin oleh Fatih Krio Panting yaitu Sultan Muhammad Ali atau di kenal dengan julukan BATIN TIKAL. ilmu bela diri silat mereka gerakannya seperti bayangan dan kemampuan tenaga tubuh mereka seperti baja. mengadakan perlawanan menumpas para bajak laut yang di dukung oleh para pedagang dari arab dan China. Datuk Waringin di angkat atau di daulat menjadi Panglima Angin yang di bantu oleh Datuk Harimau Garang Al Minangkabau utusan dari kesultanan minangkabau atas permintaan pedagang dari arab yang tugasnya mengamankan perairan selat bangka sampai selat Malaka dan mebentuk satu armada perang. peperangan panglima angin ini masih di apresiasikan dalam bentuk perayaan penduduk desa tempilang kabupaten Bangka Barat dengan nama perang ketupat sampai sekarang. peperangan armada Panglima angin sangat dasyat pertumpahan darah membanjiri perairan laut bangka sampai selat malaka sehinga suku melayu darat dan suku melayu laut (Seka) yang tinggal di pulau-pulau yang masih memegang kepercayan anismisme dinamisme mengadakan ritual TABER LAUT (mandi laut atau membersihkan laut) atau BUANG JONG (buang sial) sebutan untuk suku seka menurut kepercayaan laut sudah sasa"a (kotor) dengan darah. Hingga setiap tahunnya ritual ini masih di pertahankan sampai sekarang.
 
. Sedangkan Datuk jafar Sidiq di daulat menjaga penduduk tanjung tedung dan pulau nangka yang sering menjadi sasaran para lanon . Datuk Jafar Sidik menyamar menjadi petani di pulau Namgka. Datuk Terang di daulat menjaga kampung kurau juga sering menjadi sasaran lanon menyamar menjadi petani di kampung kurau. Datuk Paga di daulat menjaga kampung Penyak yang juga menjadi sasaran lanon dan menyamar menjadi petani di kampung Penyak, Datuk Berembun di daulat menjaga kampung Tanjung berikat dan perairan sampai pulau kelasa menyamar menjadi nelayan di kampung tanjung berikat
 
Sultan Muhammad Akil juga mengadakan hubungan dagang kepada pedagang dari arab dan china secara diam-diam dari pemerintah belanda sehingga Sultan Muhammad Akil menjadi boronan hindia belanda.
Baris 63:
Menurut suatu sumber Lanon adalah sisa-sisa pasukan Hulu Balang Nilam yang bersekutu dengan belanda. Lanon propaganda belanda untuk mengacaukan para pedagang dari arab dan china agar para pedagang menjadi takut untuk berdagang melalui perairan selat bangka sampai selat malaka sehingga belanda bisa menopoli perdagangan Timah dan rempah-rempah dari sunda kelapa pulau jawa sampai sumatra juga bangkaa karena jalur perdagangan ini sangat strategis yang ramai di lalui para pedagang pada waktun itu.
 
== Asal Usul Nama Tubuh Ali Ibu Kota Kabupaten Bangka Selatan Menjadi TOBOALI ==
Pada jaman Sultan Muhammad Akil perairan bangka sampai selat malaka di penuhi para perompak atau bajak laut. yang dipimpin oleh Lanon. para pedagang yang ingin melalui perairan bangka sampai selat malaka menjadi waspada karena kapal dan barang dagangan mereka akan menjadi sasaran para bajak laut. Para pedagang dari sunda kelapa bila sudah sampai pulau Dapur daerah perairan bangka selatan sudah waspada mereka menujuk ke arah bangka selatan dengan berkata:"ITU SUDAH SAMPAI TUBUH ALI" sedangkan masyarakat melayu bangka daratan menamai nama tubuh ali dengan SABANG sedangkan masyarakat Tubuh Ali menamai dengan HABANG di karenakan masyrakat TUBUH ALI susah untuk menyebut huruf S maka di ganti huruf H menjadi HABANG. Para pedagang tidak asing lagi cerita tentang Sultan Muhammad Ali atau yang di juluki BATIN TIKAL dan Fatih KRIO Panting yang sudah kesohor sejak Kesultanan Bangka Tubuhnya di makamkan di daerah bangka selatan yang kepalanya ada di palembang yang masih berbicara bahasa sastra pantun kepada residen belanda. Setelah bertahun- tahun bangka selatan lebih di kenal dengan TUBUH ALI atau TOBOALI dan sekarang menjadi ibu kota propensi bangka selatan. masyarakat di daerah kepulauan seperti Penutuk (Lempar) dan Pongo juga selat nasik dari dulu sampai sekarang menamai dengan TUBUH ALI di sederhanakan menjadi TOBOALI.
 
== Bangka di bawah Kerajaan Palembang Darussalam ==
Setelah Bupati Nusantara wafat, kekuasaan jatuh ke tangan putri tunggalnya dan oleh karena putrinya telah dikawinkan dengan sultan [[Palembang]] yaitu Sultan Ratu Abdurrahman KhalifahtulSaydul Iman atau di kenal dengan sunan Cinde (1659-1706), maka dengan sendirinya pulau Bangka dan sekitarnya menjadi bagian dari kesultanan Palembang Darrussalam. Setelah meninggal Sultan Ratu Abdurrahman di gantikan anaknya yaitu Sultan Muhammad manyur Jayo ing lago (1706-1714)
Semenjak kesultanan Palembang Darrussalam di perintahkan oleh Sultan Muhammad Mansyur Ing Lago daerah Jambi melepaskan diri di karenakan Sultan Manyur banyak menggunakan tangan besi dalam memerintah maka wilayah kesultanan palembang darussalam yaitu palembang dan bangka belitung,
Baris 75:
 
KESULTANAN BANGKA (1724-1851)
Setelah di angkatnya sultan Muhamad Ali di bangka belitung pusat pemerintahan berada di bangka kota (kute) dengan kepandaiannya dalam menata pemerintahan kesultanan, pulau bangka belitung menjadi maju pesat dalam pertanian seperti lada,karet,cengkeh dan hasil tambangnya yaitu timah.
Kesultanan di bagi dalam raja kecil yaitu Bernama DEPATI di pimpin oleh sorang Demang. Setiap DEPATI di dampingi seorang penasehat seorang ulama yang di panggil syeh. Syeh inilah sangat memegang peranan penting dalam sistim pemerintahan depati, dakwah islam di setiap daerah. Dalam bidang keamanan depati dipimpin seorang Hulu Balang (komandan) setiap Hulu balang di setiap Depati di bekali Kebatinan (ilmu keahlian). Di setiap kampung di kepalai seorang yang bernama KEGADING. Setiap kegading di bantu beberapa orang Dukun sebagai sarana pengobatan rakyat serta keamanan.untuk urusan perkawinan di sebut PENGHULU untuk menikahkan perkawinan,
Dalam penerimaan pajak di sebut PUNGUT sebagai zakat untuk di bayar kepada Kesultanan besarnya sudah di tentukan menurut syareat Isalam. Untuk pengaturan pengarapan lahan pertanian sudah di buat peraturan dengan nama Hukum Haminte.
 
Dalam penyebaran islam di bangka. [[kesultanan bangka]] ini cukup berhasil yang di bantu oleh para ulama dari luar bangka seperti dari kalimantan palembang juga pulau Jawa. Di semua daerah karena bangka sebelumnya masih banyak yang belum masuk [[islam]]., Kepercayaan masyarakatnya masih di pengaruhi kerajaan kota kapur dan sriwijaya yaitu kepercayaan [[anismisme]] [[dinamisme]].
Baris 92:
[[Berkas:VOC-Amsterdam.svg|jmpl|208x208px|kiri|Logo Kamar Dagang VOC]]
 
V.O.C mulai melakukan kecurangan dan pelangaran janji yang menyebabkan ketegangan dan sikap permusuhan.<ref name="Husnial"/> Pada tahun [[1811]] dalam masa pertukaran kekuasaan dari [[Belanda]] ke tangan [[Inggris]] Sultan Mahmud Badarudin dan Sultan Muhammad Ali di bangka tidak mau melanjutkan perjanjian pamannya Sultan Agung Kamarudin dengan VOC di karenakan perjanjian itu sangat merugikan pihak kesultanan sehingga [[VOC]] mengadakan kerjasama dengan anak pamannya Sultan Agung Kamarudin yaitu Sutan Ahmad Najamudin Adi kusumo mengadakan penyerangan kepada Sultan Mahmud Badarudin maka Sultan Ahmad Najamudin berhasil mengalahkan Sultatan Ahmad Najamudin Adi kusomo 1758. Kemudian pada tahun 1776 Sultan Mahmud dan Sultan Muhammad Ali di kenal dengan julukan Batin Tikal mengadakan serangan terhadap Kesultanan Ahmad Najamudin Adi Kusomo dan kantor V.O.C yang berdada di Palembang dan semua orang V.O.C mati terbunuh.<ref name="Husnial"/> kemudian kesultanan di ambil alih oleh Sultan Mahmud Badarudin kemudian nama kesultanan di rubah oleh Sultan Muhammad Ali kakaknya yang di bangka menjadi SULTAN MUHAMAD BADARUDIN menghilangkan nashab ahmad di depan nama Badarudin menjadi MUHAMAD (1776-1804) Pada tahun 1804 VOC mengadakan penyerangan terhadap Sultan Muhamad Badarudin namun tidak berhasil namun Sultan Muhamad Badarudin terbunuh kemudian di gantikan anaknya menjadi sultan menjadi SULTAN MAHMUD BADARUDIN !! (1804-1821). pada tahun 1813 VOC kerjasama dengan Sultan Najamudin 11 mengadakan penyerangan terhadap Sultan Mahmud Badarudin 11 kemudian Sultan Mahmud Badarudin berhasil di tangkap dan di buang ke manado Pada tahun 1813 Sultan Najamudin 11 (Husin Dhiaudin) di angkat oleh VOC menjadi Sultan. Semenjak di angkatnya Sultan oleh VOC Kesultanan palembang Darussalam menjadi perebutan kekuasaan oleh kerabatnaya.
 
Dari tahun 1813 kesultanan Muhamad Ali di Bangka kota menjadi target penyerangan Belanda selanjutnya namun tidak berhasil karena rakyat bangka dari semua DEPATI bersatu melawan Belanda yang di pimpin oleh Sultannya sendiri sebagai panglima perang dengan nama FATIH KRIO PANTING (Pangliam pantun) yang menjadi komandannya yaitu HULU BALANG NILAM.mereka adalah saudara seperguruan ahli dalam bela diri silat sambut dan punya ajian atau BATIN TIKAL (ilmu tubuh terpotong bisa nyambung kembali) Maka masyarakat bangka menjulukinya dengan BATIN TIKAL. Pada tahun 1851Belanda dengan segala upaya ingin menguasai bangka maka Belanda mengadakan Politik DE VEDE ET EMPERA (pecah belah) menghasut HULU BALANG NILAM dengan menjanjikan Hulu Balang Nilam menjadi Sultan Bangka menggantikan Sultan Muhamad Ali kakak seperguruannya.sehinga Hulubalang Nilam termakan hasutan belanda itu. semenjak itulah perlawanan rakyat bangka menjadi menurun lalu Sultan Muhamad Ali terpenggal kepalanya di tangan adik seperguruannya sendiri.Semenjak Tahun 1851 Belanda baru bisa masuk ke bangka.
 
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Ali (1734-1851) di bangka dan Sultan Muhamad Badarudin (1776-1804), Bangka merupakan pemasok timah terbesar di Asia.<ref name="Bambang Tommy"/> Teknologi penambangan timah yang dibawa oleh orang-orang [[Tionghoa]], membuat produksi timah bertambah tinggi.<ref name="Bambang Tommy"/> Penjualan kepada VOC rata-rata 20.000 pikul/tahun (1 pikul = 62,5 Kg.).<ref name="Bambang Tommy"/> Sejalan dengan majunya teknologi penambangan dan bertambahnya permintaan pasar, bertambah banyak pula produksi timah dari Bangka.<ref name="Bambang Tommy"/> Beberapa kota yang dibangun oleh koloni penambang timah, misalnya [[Mentok]], [[SungaiLiat]], dan [[Toboali]].<ref name="Bambang Tommy"/> Kota-kota ini dapat dikatakan merupakan kota tua yang dibangun oleh penambang-penambang Tionghoa.<ref name="Bambang Tommy"/>
Setelah timah ditemukan pada abad ke-17, membuat Bangka mendapatkan kekayaan dan terkenal sebagai penghasil Timah terbesar di [[Indonesia]].<ref name="trevelIndonesia"/> Sekarang meski masih ditambang namun tidak sebanyak seperti dahulu.<ref name="trevelIndonesia"/>
 
== Sebelum Indonesia Merdeka ==
 
'''Perlawanan Sultan Muhammad Ali'''
 
sejak tahun 1804 Kesultanan Mahmud Badarudin 11 di tangkap belanda dan di buang ke manado kemudian Kesultanan di gantikan oleh Sultan Najamudin 11 (Husin Dhiauddin) 1813 di angkat Sultan oleh Belanda. Kemudian Belanda membuka residennya di Palembang semenjak itu Bangka menjadi sasaran target penyerangan.Namun perlawanan rakyat bangka di pimpin lansung oleh Sultannya sendiri sebagai panglima perang dengan nama Fatih Krio Panting (panglima pantun) dan Hulu Balang Nilam sebagai komandan pasukan kesultanan mereka jberdua adalah saudara seperguruan mereka mempunyai keahlian ilmu bela diri ketangkasan silat bernama silat Sambut dan ilmu kebatinan bernama BATIN TIKAL ( ilmu tubuh terpotong bisa nyambung) di kenal dengan BATIN TIKAL .
 
Benteng pertahanan di tanjung Tedung dan pulau Nangka karena secara strategi perang Belanda tidak bisa langsung masuk ke sungai Bangka Kota di karena dangkal sedangkan Belanda mengunakan kapal yang besar maka Belanda dapat masuk melalui sungai Selan yang lebih dalam dan lebar maka di lakukan pertahanan di Tanjung Tedung dan pulau Nangka karena dekat dengan muara sungai selan. Hingga akhirnya belanda menggunakan politik DE VEDE ET EMPERA (pecah belah). Pada tahun 1851 Belanda berhasil menghasut Hulu balang Nilam untuk berkerja sama dengan belanda untuk melawan Fatih Krio Panting dengan di janjikan di angkat menjadi Sultan di Bangka dan Hulu balang Nilam mesetujui perjanjian tersebut. kemudian Belanda mulus mendarat di sungai selan dan kemudian menyerang ke bangka kota melalui jalur darat dengan diam-diam dengan pasukan penuh yang bergabung dengan pasukan Hulu Balang Nilam yang setia pada Hulu Balang Nilam.
 
=== Perlawanan Depati Bahrin ===