Wiweko Soepono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1:
[[Gambar:Wiweko.jpg|thumb|Wiweko Soepono]]
'''Wiweko Soepono''' dikenal sebagai seorang direktur utama [[Garuda Indonesia]] ([[1968]]-[[1984]]). Dilahirkan di [[Blitar]], [[Jawa Timur]] pada tanggal [[18]] [[Januari]] [[1923]], kota yang sama di mana [[Anthony Fokker]] (pembuat pesawat [[Fokker]]} dan Presiden [[Sukarno]] lahir. Wiweko adalah bapak dari pesawat two-man cockpit yang diterapkan pabrik [[Airbus]] Industrie. Pesawat pertama kokpit dua awak (''crew'') adalah Airbus A300-B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit), cikal bakal pesawat [[glass cockpit]] berawak dua pesawat-pesawat sekarang.
Baris 16 ⟶ 18:
== Peranan dalam dunia Aeromodeling ==
[[Gambar:WiwekoReplikaWEL1Kn1x.jpg|thumb|right|wiweko dengan Replika RI-X WEL-1]]
Selain menekuni dunia penerbagan, Wiweko yang dikenal sebagai pejuang bangsa juga seorang yang ahli dalam bidang [[Aeromodelling]] sehingga dikenal sebagai bapak aeromodeling. Bersama dengan Salatun dan Nurtanio, pada masa penjajahan [[Belanda]] mereka berlangganan majalah yang sama yakni majalah ''Vliegwered'' (Dunia Penerbangan. Kontak pertama antara Nurtanio dengan Wiweko adalah saat Nurtanio mengirim surat kepada Wiweko sebagai pendiri merangkap pengurus ''Bandungsche Jongen Luchtvaart Club''.
Baris 26 ⟶ 30:
== Karirnya dalam dunia penerbangan nasional ==
Pada tahun [[1968]], [[Presiden]] [[Suharto]] mengangkatnya sebagai direktur [[Garuda Indonesia]], dimana pada saat itu perusahaan penerbangan Garuda mengalami kondisi yang hampir bangkrut dengan armada yang terdiri dari 17 DC-3 Dakota, delapan [[Convair]] 340, tiga [[Lockheed]] Electra, tiga Convair 990-A, serta sebuah DC-8. Dengan pengalamannya selama memimpin ''Indonesian Airways'' di Myanmar, beliau melakukan penyehatan perusahaan dan peremajaan armada dengan mengganti armada dengan pesawat [[Fokker]][[F-27]] dan [[F-28]]. Manajemen dilakukan secara ketat terutama di sektor sektor keuangan yang rawan terjadi kebocoran sehingga sewaktu ia dilengserkan Presiden Soeharto pada tahun [[1984]], di Chase [[Manhattan]] Bank, Garuda memiliki 108 juta dollar AS dalam bentuk tunai diluar dana taktis 4 juta dollar serta armada yang terdiri dari 79 [[pesawat]] dalam kondisi baik diantaranya terdiri atas [[DC-10]], [[Airbus]] [[A-300]] serta [[Boeing]] [[B-747]] sehingga membuat maskapai Garuda Indonesia terbesar di [[Asia]] setelah [[Japan Air Lines]] milik [[Jepang]].
Baris 32 ⟶ 37:
== Merancang kokpit pesawat Airbus A 300 ==
[[Gambar:GarudaA300B4.jpg|thumb|right|Airbus A-300 B-4 Garuda Indonesia]]
Dalam perjalanannya sebagai direktur utama, Wiweko sering meneerbangkan pesawat armadanya sendiri. Pengalamannya menerbangkan pesawat mesin ganda baling-baling Beechcraft Super H-18 [[Desember]] [[1965]] trans- [[Pasifik]] seorang diri dari pabrik [[Beechcraft]] di [[Wichita]] ([[Kansas]]) via [[Oakland]], [[Amerika Serikat]] (7 Des), ke [[Jakarta]] sehingga Wiweko mengusulkan agar pesawat Super H-18 mempergunakan sistem intergrity untuk one pilot operation dan diterima oleh perusahaan Beechcraft.
|