Kabupaten Tanah Laut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nasrie (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Nasrie (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 50:
Pada tahun 1602 Kompeni [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] Belanda tiba di Nusantara.<ref name=":3" /> [[Hindia Belanda]] mendirikan [[Benteng Tabanio]] di sekitar muara Sungai Tabanio sekitar tahun 1789,<ref name=":7" /> terkait dengan perjanjian antara Kesultanan Banjar semasa pemerintahan Pangeran Nata Dilaga dan Hindia Belanda tanggal 6 Juli 1779, dimana VOC mendapatkan konsesi berupa monopoli atas perdagangan di Banjar serta berhak membangun sebuah benteng. Pemicu kehadiran Hindia Belanda di Tanah Laut adalah potensi perkebunan lada dan perikanan di Tabanio serta tambang emas di Pelaihari.<ref name=":4">{{Cite news|url=https://patembayancitraleka.wordpress.com/2016/08/18/benteng-tabanio/|title=Benteng Tabanio|last=Cahyono|first=M. Dwi|date=2016|work=|newspaper=Patembayan Citralekha|language=id|access-date=|via=}}</ref> juga penguasaan terhadap rempah-rempah dan tambang batu bara yang ada di Banyu Irang.<ref name=":7" />
 
Pada tahun 1812, Gubernur Jenderal Inggris [[Thomas Stamford Raffles]] menunjuk [[Alexander Hare]] sebagai wakil Inggris di Kesultanan Banjar.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=z1hVAAAAcAAJ&dq=Almanak%20van%20Nederlandsch-Indi%C3%AB%20voor%20het%20jaar&hl=id&pg=PT53#v=onepage&q=borneo&f=false|title=Annual Directoey and Almanac|last=East Indian Company|first=|date=1816|publisher=A. M. Mubbard|year=|isbn=|location=Batavia|pages=|language=en}}</ref> Ia mendapatkan sebagian wilayah Tanah Laut tepatnya di [[Maluka]] (Maluka, Liang Anggang, Kurau, Pulau Lampai, dan Pulau Sari) dari Sultan Banjar dan membangun markas di sana sebagai basis kolonial Inggris di Kalimantan Selatan. Wilayah-wilayah ini disebut-sebut sebagai daerah kaya dengan batubara dan emas.<ref name=":sanusi">{{cite web|url= http://jejakrekam.com/2017/02/08/kemesraan-raffles-dan-hare-sang-penguasa-banjarmasin/ |last=Sanusi|first=Didi G.|publisher=|year=2017|title= Kemesraan Raffles Dan Hare, Sang Penguasa Banjarmasin|website= jejakrekam.com|pages=}}</ref><ref name=":3" /> Namun dalam perkembangannya Hare justru menjadikan tempat itu sebagai rumah pribadinya, di mana ia menghabiskan banyak waktunya hanya bersama para haremnya, tanpa mengurus pemerintahan Inggris yang telah diwakilkan padanya.<ref name=":3" />
Alexander Hare mendatangkan para buruh imigran penambang timah asal Pulau Bangka dan Belitung ke Tanah Banjar, termasuk Tanah Laut. Mereka dipekerjakan untuk menggarap areal tambang batubara dan emas yang sempat dikuasai Belanda. Kelak para imigran Tiongkok ini akhirnya dikenal sebagai [[Orang Cina Parit|Cina Parit]] di Kota Pelaihari.<ref name=":sanusi" /> Penguasaan Hare atas Maluka berlangsung sampai akhir 1816 yakni saat Inggris meninggalkan Banjarmasin.