Bahasa Maori: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
history partially translated
history translated
Baris 2:
 
== Sejarah ==
Sejak datangnya bangsa Māori ke Selandia Baru hingga sebelum masa kolonialisasi oleh Kerajaan Inggris, bahasa Māori adalah bahasa yang dominan di wilayah tersebut. Mulai tahun [[1860an]], bahasa Māori mulai terdesak oleh bahasa Inggris yang dibawa oleh para pemukim dari Inggris, yang mencakup misionaris, pencari emas dan pedagang. Di akhir [[abad ke-19]], sistem pendidikan Inggris mulai diperkenalkan bagi seluruh penduduk Selandia Baru, dan dari tahun [[1880an]] penggunaan bahasa Māori di sekolah dilarang. Semakin banyak orang Māori yang belajar bahasa Inggris karena keharusan dan karena prestise dan kesempatan yang didapatkan dari kemampuan berbahasa Inggris. Namun demikian, sampai masa [[Perang Dunia II]], banyak orang Māori masih menggunakan bahasa Māori sebagai bahasa pertamaibu. Pada jaman itu, Bahasa Māori digunakan saat beribadah di gereja, di rumah, untuk pertemuan-pertemuan politik dan banyak koran diterbitkan dalam bahasa ini.
 
Bahkan hingga tahun [[1930an]], anggota parlemen dari kalangan Māori dirugikan karena hingga jaman itu, semua pertemuan di parlemen Selandia Baru hanya menggunakan bahasa Inggris. Dalam periode ini, jumlah pembicara bahasa Māori menurun drastis hingga pada tahun [[1980an]], kurang dari 20% dari orang Māori bisa berbahasa Māori dengan cukup baik seperti layaknya sebagai bahasa ibu. Bahkan dari jumlah tersebut, banyak yang tidak menggunakan bahasa Māori di rumahnya lagi.
As late as the [[1930s]], some Māori parliamentarians were disadvantaged because the [[New Zealand Parliament|Parliament's]] proceedings were by then carried on in English. In this period, the number of speakers of Māori began to decline rapidly until by the [[1980s]] less than 20% of Māori spoke the language well enough to be considered native speakers. Even for many of those people, Māori was no longer the language of the home.
 
Mulai tahun 1980an, para pemimpin bangsa Māori mulai menyadari bahaya hilangnya bahasa mereka, yang dapat berakibat buruk pada identitas budaya bangsa Māori. Kebudayaan Māori yang mulai pupus dicoba diangkat melalui program-program yang salah satu bagian utamanya adalah program penghidupan kembali bahasa Māori. Program-program tersebut antara lain gerakan [[Kohanga Reo|Kōhanga Reo]] ("Pondok Bahasa") yang mengajarkan bahasa Māori sejak dini hingga usia sekolah. Program ini kemudian diikuti dengan pendirian [[Kura Kaupapa]], sekolah dasar dalam bahasa Māori.
 
By the 1980s, Māori leaders began to recognize the dangers of the loss of their language and began to initiate Māori-language recovery programs such as the [[Kohanga Reo|Kōhanga Reo]] movement, which immersed infants in Māori from infancy to school age. This was followed by the founding of the [[Kura Kaupapa]], a primary school program in Māori.