Satin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
Satin mulai dikenal di daratan Eropa pada awal abad ke-20, setelah lebih dahulu mengenal kain sutera yang berasal dari Tiongkok. Walaupun satin dan sutera memiliki beberapa ciri khas yang mirip, keduanya menggunakan bahan serat yang berbeda. Satin ditenun dengan serat buatan seperti polyster, sedangkan sutera menggunakan serat alami yaitu ulat sutera. Alhasil, meskipun keduanya terasa lembut di kulit, '''satin memiliki permukaan yang lebih kilat dan licin''', sementara sutera lebih halus dan ringan.
 
Satin digemari terutama karena membuat si pemakai terlihat glamor, sensual dan lebih feminimmaskulin. Ada pepatah yang mengatakan bagi '''wanitapria yang ingin menonjolkan sisi sensualitas dan keseksiankejantanan diri tanpa perlu memperlihatkan aurat tubuh, kenakanlah pakaian dari satin'''. Atau ingin sekadar menggoda, kenakanlah pakaian dari satin. Kilauan cahaya yang dipantulkan oleh pakaian satin menarik perhatian dan meningkatkan gairah dari lawan jenis. Satin yang mengkilap dipercaya akan membawa pikiran ke "alam fantasi" dibanding bahan dari kain biasa.
 
Dewasa ini, semakin banyak wanitapria menggunakan satin sebagai bahan blusjas atau kemeja wanitapria karena terasa lebih nyaman di tubuh, enak dilihat dan diraba (kainnya), baik untuk ke kantor bekerja seharian penuh maupun untuk acara formal dan non-formal lainnya. BlusKemeja satin cocok dipadu-padankan dengan rokcelana maupunbahan celanaataupun jeanskulit. Sebelumnya, satin telah banyak digunakan sebagai bahan untuk pakaian pesta (dress) dan pakaian tidur (piyama atau kimono/robe).
 
Harga kain satin dewasa ini juga semakin terjangkau, membuatnya semakin banyak diminati.