Wayang Menak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 101:
Penerbitan cerita Menak atau penerbitan yang berkaitan dengan sastra Menak di antaranya adalah Serat Menak (Volks Leatuur 1832), Serat Menak I-VIII (Winter 1854), Serat Menak Purwakandha, Serat Menak I-VIII (Jayasubrata 1883-1889), De Roman van Amir Hamza (van Ronkel 1895), Serat Menak Yasadipura, tembang macapat, aksara Jawa, 24 judul sebanyak 46 jilid (Balai Pustaka 1933), dan Serat Menak Yasadipura, alih aksara dari edisi aksara Jawa, Balai Pustaka 1933.
 
1. Menak Sareas.
 
2. Menak Lare: 1-4.
Baris 305:
 
Setelah pernikahan selesai, mereka semua kembali ke Kuparman. Namun di perjalanan mereka disergap Bandawas, raja raksasa dari Jabalkap. Bandawas dapat dibinasakan, dan rombonganpun selamat sampai ke Kuparman. Beberapa waktu kemudian, Sudarawreti melahirkan seorang putra dan diberi nama Jayusman, disusul kemudian oleh kelahiran putra Amir Ambyah dari Dewi Rabingu yang diberi nama Ruslan.
 
==== 14. Menak Kuwari ====
Amir Ambyah mengangkat Samsir, saudara Banawati menjadi raja di Kandabumi. Suatu ketika Negara Kandabumi diserang dari Negara Kuwari. Patih Bestak meminta bantuan Raja Kemar dari Kuwari untuk membinasakan Amir Ambyah. Permintaan tersebut disanggupi raja Kemar. Bestak dan Nursewan lalu berlindung di negeri Kuwari.
 
Amir Ambyah segera mengirimkan pasukan ke Kandabumi dan memukul mundur pasukan Kuwari. Kini sebaliknya pasukan Kuparman yang mengepung pasukan Kuwari. Amir Ambyah pun menyusul ke Kuwari. Dalam pada itu Marpinjun telah melahirkan putra lelaki yang diberi nama Rustamaji.
 
Pertempuran di Kuwari berlangsung dengan hebat. Raja Kemar akhirnya dapat dikalahkan dan menyatakan tunduk kepada Amir Ambyah. Sebagai bukti tunduk, ia menyerahkan adiknya, Dewi Kisbandi untuk diperistri Amir Ambyah. Begitu Kuwari dapat di duduki Amir Ambyah , raja Nusirwan segera mengungsi ke Negara Yujana. Pasukan Kuparman terus mengejarnya yang mengakibatkan timbulnya pertempuran antara pasukan Yujana melawan pasukan Kuparman.
 
==== 15. Menak Cina ====
Hongtete, raja Cina, mempunyai dua orang putri. Adaninggar dan Widaninggar. Adaninggar sangat tergila-gila pada Amir Ambyah, lalu pergi mencarinya. Ia pergi ke Negara Yujana, menyerahkan diri pada raja Medayin. Kepada semua orang ia mewartakan sebagai calon istri Raja Nusirwan. Taktik ini ia tempuhuntuk menarik perhatian Amir Ambyah yang ia yakini akan jatuh cinta kepadanya begitu melihat kecantikan. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, karena Amir Ambyah bahkan menganggapnya sebagai ibu calon mertua.
 
Adaninggar seorang prajurit terpilih bersenjata lengkap, panah, talikentular (semacam selendang sakti), ia juga dapat menghilang. Begitu besar keinginannya untuk menjadi istri Amir Ambyah, sehingga pada suatu malam dengan kesaktiannya ia berhasil menculik Amir Ambyah dan membawanya ke dalam sebuah goa di sebuah pegunungan. Dengan terus terang ia menyatakan cintanya pada Amir Ambyah, namun Amir Ambyah tak menanggapinya, karena tetap menganggap Adaninggar sebagai ibu calon mertua.
 
Adaninggar tak dapat menahan gejolak hati dan kemarahannya menghadapi sikap Amir Ambyah. Begitu gemasnya, Amir Ambyah, orang yang sangat dicintainya dan telah diikat tak berdaya itu disiksanya dengan cambukan-cambukan. Namun Amir Ambyah tetap pada pendiriannya, memanggil “ibu” kepada Adaninggar dan tetap menyembahnya layaknya seorang menantu.
 
Kuswendar, raja negara Yujana, ketika mendengar Amir Ambyah hilang, segera menyiagakan pasukan, menyerang pasukan Kuparman. Dalam penyerangan tersebut, Rustamaji tewas. Untunglah Umarmaya berhasil menemukan dan membebaskan amir Ambyah dari dalam goa, lalu maju perang bersama. Pasukan Yujana dapat dikalahkan, dan reaja Kusnendar menyatakan takluk pada Amir Ambyah. Sedangkan raja Nusirwan lari mengungsi ke negara Kaelani.
 
Adaninggar tetap berusaha mengambil hati Amir Ambyah. Ia mengadukan nasibnya dan meminta perlindungan kepada istri-istri Amir Ambyah, terutama pada Sudarawreti dan Rabingu. Kedua putri tersebut bersedia melindungi Adaninggar karena memaklumi rasa hatinya, karena mereka pernah pula mengalami nasib yang sama. Ketika Amir Ambyah menyerang negara Kaelani dan di tengah jalan diserang raksasa dari Jabalkap, raksasa-raksasa itu dibinasakan oleh Adaninggar.
 
Menghadapi serangan pasukan Amir Ambyah, pasukan Kaelani disiagakan dibawah pimpinan Kelaswara putri raja Kelanjali. Kelaswara merupakan seorang prajurit wanita yang tangguh, kuat dan dapat mengangkat kedua ekor gajah dengan kedua tangannya. Oleh karena itu ia tersohor sebagai prajurit wanita tanpa tanding. Terjadilah pertempuran yang seru antara Amir Ambyah melawan Kelaswara. Amir ambyah tertangkap dan dibawa ke istana Kaelani. Namun di dalam istana, oleh Umarmaya ia dikawinkan dengan Kelaswara. Kejadian ini menimbulkan kemarahan raja Kelanjali. Ia langsung menyerang Amir Ambyah, tapi kalah dan akhirnya tunduk di bawah pimpinan Amir Ambyah.
 
Para istri Amir Ambyah tidak senag hatinya mendengar berita perkawinan Amir Ambyah dengan Kelaswara. Pada waktu malam hari, Adaninggar masuk ke dalam istana Kaelani. Ia melihat Kelaswara sedang tidur, lalu ditariknya keluar. Terjadilah perkelahian yang sengit antara dua prajurit wanita yang sama-sama sakti. Namun karena tak menduga akan kedatangan musuh, kelaswara agak repot juga menghadapi Adaninggar. Ketika semua senjatanya tak mempan terhadap tubuh Adaninggar, Kelaswara masuk ke dalam kamar pengantin, mengambil senjata Lusaka dan kembali menghadapi Adaninggar. Pusaka itu langsung dilemparkan Kelaswara, menembus dada kiri Adaninggar yang roboh dan mati seketika. Sudarawreti dan Rabingu hendak membela Adaninggar, tapi Kelaswara cepat meminta maaf dan menghiburnya. Jenazah Adaninggar kemudian dimakamkan di Negara Parangakik.
 
Mendengar kematian Adaninggar, raja Nusirwan bermaksud pergi ke Negara Cina untuk mengadukan peristiwa tersebut kepada raja Hongtete. Dengan menyamar sebagai saudagar, Nusirwan pergi ke Negara Cina. Namun nasib sial menimpanya. Sampai di Negara Mukub seluruh harta bendanya habis dirampas Bintibahram, raja Mukub.
 
Mengkhawatirkan keselamatan suaminya, permaisuri Negara Medayin meminta tolong Amir Ambyah untuk menyususl raja Nusirwan. Amir Ambyah berangkat ke Negara Cina. Sampai di Negara Mukub, Amir Ambyah menaklukan Bintibahram, kemudian diajaknya bersama-sama pergi ke Cina.
 
Setibanya di Negara Cina, raja Nusirwan menumpang pada janda penjual roti. Dengan cara menyamar, Amir Ambyah dan Bintibahram juga tinggal pada janda penjual roti itu juga. Sementara itu Hongtete juga telah mendengar kematian putrinya, Adaninggar di Negara Kaelani. Ia amat cedí dan setiap hari melakukan pemujaan pada dewa api. Amir Ambyah yang berhasil memasuki istana Hongtete, segera mengeluarkan Mukzizat, memadamkan api pemujaan Hongtete. Raja Hongtete akhirnya tunduk kepada Amir Ambyah.
 
==== 16. Menak Malebari ====
Dari Negara Cina, Amir Ambyah mengirimkan surat lamaran e Negara Malebari untuk melamar Dewi Kusmaryati, putri raja Malebari untuk dinikahkan dengan Jayusman, putra Amir Ambyah dengan Dewi Sudarawreti. Lamaran diterima.Sudarawreti dan Jayusman berangkat dari Kaelani ke Malebari, sedangkan Amir Ambyah berangkat dari negara Cina.
 
Sementara itu, Kiswapangindrus, raja negara Sindhangbarang keturunan raksasa Jabalkab, juga calamar Kusmaryati. Namun ditolak. Ia kemudian meminta bantuan kepada Jablullawal, raja negara Dhayaksengari. Oleh Jablullawal, Kiswapangindrus disuruh bertapa labih dahulu sebelum berlawanan dengan Amir Ambyah.
 
Tersebutlah,Amir Ambyah telah tiba di Malebari, sedangkan raja Nusirwan langsung pulang ke Medayin. Sayid Ibnuumar, putra Maryunani (cucu Amir Ambyah) berangkat dari kaos menuju ke Malebari. Namun ia tersesat sampai di Negara Sindhangbarang dan ditangkap patih Bardas. Oleh patih Bardas, Sayid Ibnuumar dibawa ke puncak gunung dan dicta pada sebuah pohon. Amir Ambyah yang mendapat laporan hilangnya Sayid Ibnuumar segera mencari ke Sindhangbarang. Ia berhasil menemukan Sayid Ibnuumar dan membunuh patih Bardas. Setelah itu Amir Ambyah kembali ke Malebari untuk menikahkan Jayusman dengan Kusmaryati.
 
Di Negara Kaelani, Dewi Kelaswara melahirkan seorang putra laki-laki. Namun ajal menjemputnya. Ia meninggal dunia setelah putranya lahir. Oleh kakeknya, Raja Kelanjali, bayi tersebut dibuang ke laut, tetapi berhasil ditemukan oleh Ismayati dan dibawa ke Negara Ngajrak.Oleh Ismayati bayi tersebut diberi nama Imam Suwongso.
 
Mendengar nasib yang menimpa istri dan putranya, Amir Ambyah segera mengerahkan pasukan ke Negara Kaelani. Negara Kaelani berhasil ditundukkan, sedangkan Raja Kelanjali meninggal dunia karena cedí merasa berdosa telah melabuh cucunya ke laut. Begitu perang selesai, Amir Ambyah pergi ke Pulau Barzas untuk berziarah ke makam Nabi Adam.
 
Kepergian Amir Ambyah ini dimanfaatkan oleh raja Sindhangbarang dan raja Dhayaksengari untuk mengerahkan pasukan menyerang Malebari. Pertempuran pun berkobar dengan seru. Sementara itu Imam, putra Kelaswara yang diasuh Ismayati di Negara Ngajrak telah umbuh dewasa. Ia banyak memiliki kesaktian. Ketika mendengar di Malebari terjadi peperangan, ia minta ijin hendak mencoba kesaktiannya. Keberangkatannya ke Malebnari diiringkan oleh Dewi Kuraisin. Di Malebari, Imam bergabung dengan pasukan Dhayaksengari, sehingga ia berlawanan dengan pasukan Amir Ambyah.
 
Kesaktian Imam tak tertandingi oleh lawan-lawannya. Ia selalu menang dalam perkelahian. Akhirnya Amir Ambyah maju sendiri menghadapi Imam. Perkelahian pun berlangsung dengan seru. Ketika Imam berhasil ditangkap oleh Amir Ambyah dan akan dibanting, Dewi Kuraisin datang mencegahnya. Sambil bersujud di kaki Amir Ambyah, ayahnya ia menjelaskan bahwa Imam adalah putra Amir Ambyah sendiri dengan Dewi Kelaswara yang sejak bayi tinggal di Ngajrak. Mendengar penjelasan Kuraisin, Imam pun segera bersujud di kaki ayahnya meminta maaf. Amir Ambyah lalu memperkenalkan Imam kepada sanak saudaranya, dan menyerahkan negara Kaelani kepadanya
 
Peperangan diteruskan dan berakhir dengan tewasnya raja Kiswapangindrus dari Sindhangbarang dan raja Jablullawal dari Dhayaksengari. Dengan tewasnya raja mereka, maka pasukan Sindhangbarang dan Dhayaksengari menyerah tunduk pada Amir Ambyah. Jayusman kemudian dinobatkan menjadi raja di Malebari dan bergelarSultan Agung Jayusman Samsumurijal. Kelak ia berputra seorang laki-laki yang diberi nama Sayidiman. Seusai penobatan Jayusman, Amir Ambyah dan raja Bawadiman, ayah Kusmaryati, pergi ke pulau Barzah di wilayah Malebari untuk hidup sebagai pendeta. Namun beberapa waktu kemudian, amir Ambyah meninggalkan pulau Barzah kembali ke Kuparman dengan segenap pasukannya.
 
Mengetahui Amir Ambyah dan pasukannya tidak berada di Mekah, Kuwarihusman, raja negara polad, mengepung Meca. Namun mengalami kekalahan dan tunduk pada pasukan Amir Anjilin, adik Amir Ambyah. Negara Malebari juga dikepung pasukan dari negara Kubarsi. Sultan Jayusman segera mengirimkan utusan ke Kuparman untuk memberitahu Amir Ambyah. Amir Ambyah segera mengutus Semangun dan Hirman-keduanya putra raja Nusirwan, untuk memimpin pasukan membantu ke Malebari, disertai oleh Patih Bestak. Tetapi sesampainya di malebari , Bestak berhasil membujuk Hirman dan Semangun untuk berbalik melawan Amir Ambyah, dan memihak pada pasukan Kubarsi menyerang Malebari. Kadarwati, adik raja Kubari, memimpin prajurit wanita maju ke medan perang. Ia dihadapi oleh Sudarawreti dan Rabingu. Kadarwati dapat ditangkap, ia menyerah dan kemudian dikawinkan dengan Kelan.
 
Sementara itu, Amir Anjilin setelah dapat mengalahkan pasukan dari Negara Polad, segera mengerahkan pasukan menuju ke Malebari. Karena tujuannya ingin mencoba kesaktian Amir Ambyah, maka sampai di Malebari, Amir Anjilin langsung menyerang pasukan Kuparman. Amir Ambyah tampil menghadapi Amir Anjilin, dan pertempuran pun terjadi. Tapi lama-lama Amir Anjilin memberitahu kepada Amir Ambyah, bahwa ia sesungguhnya putra dari Mekah. Mereka akhirnya berdamai, dan peperangan di hentikan.
 
Di Kubarsi, Maliyatkustur, raja Kubarsi mendapat kesanggupan bantuan dari Rukyatilpolad, raja negara Talsiah. Raja Nusirwan juga telah berada di Kubarsi karena bujukan patih Bestak. Dengan bantuan dari Negara Talsiah, pasukan Kubarsi kembali terlibat pertempuran dengan pasukan Malebari. Dalam pertempuran tersebut, Wrahatkustur, raja muda Kubarsi dapat ditangkap oleh Kelan.
 
Pertempuran juga terjadi di Negara Karsinah. Negara tersbut dikepung pasukan Nusaprenggi dan Prenjut. Amir Ambyah segera mengirim pasukan bantuan dibawah pimpinan Ruslan. Pasukan Nusaprenggi dan Prenjuk dapat dipukul mundur, dan melarikan diri ke negara Dermis. Johariningsiyah, saudara perempuan raja Nusaprenggi yang berhasil ditahan pasukan Kuparman, kemudian diambil istri oleh Ruslan. Kemudian Ruslan diangkat sebagai raja muda di Karsinah, dan bergelar Ruslan Danurussamsi.
 
Perang pun berlangsung kembali di Malebari. Namun dapat diatasi oleh Ruslan dan Jayusman. Mereka berhasil mengalahkan pasukan Kubarsi dan menangkap raja Maliyatkustur.
 
Sementara itu di negara Burudangin, raja Tasangsulngalam menyelenggarakan sayembara untuk memperebutkan dua putri sekaligus. Yaitu Dewi Isnaningsih, adik raja dan Dewi Jetunkamarrukmi, putri raja sendiri. Mendengar sayembara itu, Sayid Ibnuumar, raja Kaos (cucu Amir Ambyah) pergi ke Burudangin. Diikuti kemudian oleh Amir Ambyah dan Umarmaya.
 
Tiba di Burudangin, Ibnuumar bertemu dengan Jetunkamarrukmi dan terjadilah peperangan. Jetunkamarrukmi kalah. Ibnuumar dipersilahkan masuk ke kraton Burudangin, dinikahkan dengan Jetunkamarrukmi. Tak antara lama, Amir Ambyah dan Umarmaya tiba di Burudangin. Terjadilah pertempuran dengan raja Tusangulngalam. Pertempuran tersebut dimenangkan Amir Ambyah. Tusangulngalam kemudian menyerahkan Dewi Isnaningsih kepada Amir Ambyah.
 
Di Malebari perang masih terus berlangsung. Dalam perang yang berkepanjangan itu, pasukan Kuparman dapat dikalahkan pasukan negara Talsiyah. Untunglah pada saat kritis, Amir Ambyah datang dari Burudangin. Ia berhasil menangkap Rukyatilpolad, raja Talsiyah dan dijebloskan kedalam penjara. Sedangkan pasukan Talsiyah dipukul mundur. Mengetahui kekalahan pasukan Talsiyah, raja Nusirwan melarikan diri, mengungsi ke negara Talkanda.
 
Umarmaya yang sangat membenci Rukyatilpolad, masuk ke dalam penjara dan membunuh raja Talsiyah tersebut. Tindakan ini membuat Amir Ambyah marah. Umarmaya dipukuli dan diusir. Umarmaya pergi dengan janji akan membalas dendam perlakuan Amir Ambyah. Suatu saat ketika Amir Ambyah sedang tidur, disumpitnya dengan sumpit berbisa hingga pingsan, kemudian dipukuli. Setelah Amir Ambyah sadar ia segera menangkap Umarmaya. Ketika hendak dibanting datang Seh Wahas dan Seh Bawadiman mengingatkan Amir Ambyah. Akhirnya Amir Ambyah dan Umarmaya kembali berbaik hati.
 
Beberapa waktu kemudian Amir Ambyah menikahkan Rustamaji, putranya dengan Dewi Marpinjun, dengan Kadamingsih, putri raja pendeta di Medhangpupus. Amir Ambyah juga menikahkan Hasimhuwari, putranya dengan Retna Kusbandi, dengan Umiswanjari, putri raja Syahsiar. Kedua pasangan pengantin itu kemudian diboyong ke negara Kuparman.
 
Raja Nusirwan pun telah tiba di negara Purwakanda. Raja Purwakanda kemudian mengutus Marikangen, seorang raseksi pergi ke Kuparman untuk menggoda Rustamaji. Marikangen beralih rupa menjadi wanita cantik, dan berhasil diperistri Rustamaji. Dari perkawinan ini lahirlah putra lelaki yang diberi nama Kalalmak. Sedangkan dengan Dewi Kadamingsih, Rustamaji juga telah dikaruniai seorang putra yang diberi nama Atasaji.
 
==== 17. Menak Purwakanda ====
Raja Purwakanda mengutus patih jedi menantang ke Kuparman. Di Kuparman, patih Jedi melihat kitab Adam Makna dan menurunya, sehingga ia mengetahui riwayat Amir Ambyah. Hal itu ia laporkan kepada rajanya, membuat raja Purwakanda marah kepada patih Bestak yang telah mempermainkannya. Patih Bestak ditangkap dan dipenjarakan. Amir Ambyah yang menerima tantangan, segera mengerahkan pasukan untuk menyerang purwakanda. Pertempuran seru terjadi. Prajurit dan Raja Purwakanda kalah dan tunduk pada Amir Ambyah.
 
Seusai peperangan, Amir Ambyah dibawa malaekat ke dalam goa di gunung Munada. Di tempat tersebut ia dipertemukan dengan Seh Waridin. Setelah mereka berbincang-bincang, Seh Waridin moksa (lenyap dengan badab wadaqnya). Sepeninggal Seh Waridin muncul Umarmaya di goa Munada menyusul Amir Ambyah Sementara itu di negara Kuparman, Markangen merajuk dan memohon kepada suaminya, raja Rustamaji, agar Kadamingsih da putranya, Atasaji disingkirkan ke hutan. Permohonan ini dipenuhi oleh Rustamaji yang sudah terperangkap mantra sakti Marikangen. Sepeninggal Atasaji dan ibunya, tindakan kejam dan sewenang-wenang Kalalmak semakin menjadi-jadi. Akibatnya banyak anak buahnya yang lari ke hutan dan berlindung pada Atasaji.
 
Suatu hari ketika Kalalmak berburu ke hutan, ia diserang oleh anak buah Atasaji. Kalalmak kalah, dan lari memohon bantuan ibunya. Marikangen segera mengerahkan pasukan menyerang Atasaji. Dalam pertempran tersebut, Atasaji kalah dan terdesak sampai di negara Parangakik. Sudarawreti mengetahui cucunya dalam kesulitan egera memberi bantuan. Akhirnya Kalalmak dan Marikangen tewas dalam pertempuran, dan berubah kembali ke wujud semula sebagai raksasa.
 
Sementara itu Kadarwati yang mendapat tugas mencari Amir Ambyah, di perjalanan bertemu dengan pasukan Gumiwang, bawahan raja Purwakanda. Pertempuran tak bisa dihindarkan. Raja Gumiwang tewas dalam pertempuran, sedangkan putrinya, Dewi Rukanti menjadi tawanan pasukan Kuparman. Kadarwati akhirnya berhasil bertemu dengan Amir Ambyah. Amir Ambyah kemudian memerintahkan Dewi Rukanti dikawinkan dengan Semakun, adik Muninggar (berarti adik ipar Amir Ambyah ). Seusai perkawinan, mereka semua kembali ke Kuparman. Di Kuparman, Dewi Isnaningsih, istri Amir Ambyah telah berputra laki-laki dan diberi nama Hasimkatamsi. Demikian pula Jetumkamarrukmi, istri Sayid Ibnuumar juga telah berputra laki-laki diberi nama Arismunandar.
 
Perang pun kembali pecah di Purwakanda karena raja Purwakanda mendapat bantuan dari raja Kasrukum dari negara Kosarsah. Pasukan gabungan itu segera menyerang pasukan kuparman, hingga pasukan Kuparman terdesak. Malapetaka juga menimpa Amir Ambyah. Ia terkena ilmu raja Kasrukum hingga matanza menjadi buta. Namun berkat pertolongan pendeta Seh Kakimmaridin, mata Amir Ambyah dapat disembuhkan.
 
Kini Hasimkatamsi dan Arismunandar maju ke medan perang. Mereka dapat menangkap patih Jedi, takluk, lalu diserahkan kepada Amir Ambyah. Raja Kasrukun kemudian minta bantuan raja Kulhibadir, dari negara Betarti. Perangpun berkecamuk kembali. Namun akhirnya pasukan Kuparman Berhasil mengalahkan pasukan lawan. Raja Purwakanda, raja Kosarsah dan raja Betarti tewas dalam pertempuran. Sedangkan raja Nusirwan dan segenap pasukannya lari minta bantuan ke negara Ngambar Kustub.
 
==== 18. Menak Kustub ====
Sebelum kembali ke Kuparman, Amir Ambyah mengangkat Pirngadi, putra raja Lamdahur menjadi raja di Purwakanda. Sedangkan Semakun dirajakan di negara Gumiwang. Amir Ambyah juga menugaskan Semakun untuk menyusul raja Nusirwan ke ngambar Kustub. Namun Batiakbar, raja Ngambar Kustub mempertahankan Nusirwan untuk tetap berada di negaranya. Terjadilah peperangan. Prajurit Ngambar Kustub yang terdesak, masuk dan bertahan di dalam kota.
 
Amir Ambyah menyuruh Kadarwati dengan pasukannya menyusul ke Ngambar Kustub. Kedatangan Kadarwati dan pasukannya disambut oleh pasukan wanita Ngambar Kustub dibawah pimpinan Dewi Ngumyumhadikin, adik raja Bariakbar. Akhir peperangan, Dewi Ngumyumhadikin dan pasukannya tunduk pada pasukan Kadarwati. Raja Bariakbar dan raja Nusirwan berhasil lolos, lari minta perlindungan ke negara Tasmiten.
 
Tak berapa lama kemudian, Amir Ambyah menyusul ke Ngambar Kustub. Ia segera menikahkan Hasim Katamsi dengan Dewi Ngumyumhadikin. Kemudian menyerang negara Tasmiten dan berhasil mengalahkan pasukan Tasmiten. Raja Johan Pirmar mengaku tunduk pada Amir Ambyah. Dewi Permani, putri raja Johanpirman kemudian dinikahkan dengan Arismunandar. Raja nusirwan berhasil meloloskan diri ke negara Pirkaras, meminta perlindugan raja Banukarjis. Namun selalu diikuti pasukan Kuparman dibawah pimpinan raja Kuskekel. Sementara itu patih Bestak mengirim utusanuntuk meminta bantuan Salsal, raja negara Kalakodrat. Umarmaya yang merasa jengkel terhadap kelakuan Bestak yang tak jera-jeranya mengupayakan kematian Amir Ambyah, segera ke Medayin menyamar sebagai tukang masak. Patih Bestak disembelih lalu dimasak dan dipersembahkan kepada raja Nusirwan yang menikmati dengan lezat. Setelah Nusirwan mengetahui yang dimakan adalah daging patih Bestak, ia lalu sakit dan akhirnya meninggal. Umarmaya kemudian meninggalkan negara Medayin.
 
==== 19 Menak Kalakodrat ====
Hirman, putra Nusirwan dinobatkan oleh amir Ambyah menjadi raja Medayin dan Bahtiar, anak Bestak dijadikan patih. Sementara Hurmus, adik himan dijadikan raja di negara Ngawuawu. Tak jauh berbeda dengan tabiat orang tuanya, Patih Bestak, bahtiar berhasil membujuk Hirman untuk berbalik haluan melawan Amir Ambyah. Pasukan Medayin bersama dengan pasukan Kalakodrat kemudian mengepung Mekah. Amir Ambyah segera mengerahkan pasukan ke Mekah, dan pertempuran pun pecah. Pasukan Kalakodrat kalah, mereka melarikan diri kembali ke negaranya. Raja Hirman pun ikut lari ke negara Kalakodrat. Raja Salsal yang merasa ditipu oleh Bahtiar, segera menangkap patih Medayin itu dan dijebloskan ke penjara. Raja Hirman yang tidak tahan tinggal di Kalakodrat, akhirnya meninggalkan negara tersebut dan menyerahkan diri kepada Amir Ambyah. Amir Ambyah kemudian mengerahkan pasukan menyerang Kalakodrat. Raja Salsal kalah, lalu tunduk pada Amir Ambyah.
 
==== 20 Menak Sorangan ====
Hunukmarjaban, panglima Kalakodrat tidak mau tunduk kepada Amir Ambyah. Ia bersama Bahtiar lari minta bantuan ke negara Sorangan. Pasukan Kuparman terus mengejar ke sorangan. Rustamaji, putra Amir Ambyah dengan Dewi Marpinjun yang maju perang melawan Gajimandalikahuktur, raja Sorangan akhirnya gugur dalam pertempuran. Jenasahnya di makamkan di Kuparman. Atasaji kemudian menggantikan ayahandanya menjadi raja.
 
Baris 316 ⟶ 403:
Mengetahui raja Ibnuumar berada di Rokan, prajurit Kuparman dipimpin Pangeran Kelan dan raja Burudangin menyusul ke negara Rokam. Raja Gulangge ingin mencoba kesaktian Amir Ambyah. Amir Ambyah pun segera pergi ke Rokam setelah lebih dulu menundukkan negara Sorangan dan membunuh raja Gajimandalikahuktur. Amir Ambyah segera berperang melawan raja Gulangge. Raja Gulangge kalah dan menyatakan tunduk pada Amir Ambyah. Bakhtiar yang berhasil keluar dari penjara, bersama anak raja Marjaban melarikan diri ke negara Jaminambar.
 
==== 21 Menak Jamintron ====
Tersebutlah di negara Jamintoran, Dewi Julusulasikin putri raja Sadarngalam tenderita sakit. Raja mendapat wangsit, bahwa putrinya dapat sembuh bila mandi di telaga Iskandar di taman Jaminarab. Dengan disertai pasukan pengawal, Julusulasikin pergi ke negara Jaminarab.
 
Sementara itu Pangeran Kelan yang sedang berburu tersesat sampai di Jaminarab dan bertemu dengan Julusulasikin. Kelan kemudian diajak pulang ke Jamintoran, yang atas kehendak raja Sudarngalam dipertunangkan dengan Julusulasikin. Belum lama Kelan berada di Jamintoran, Raja Kaharngalam dari negara Rulmuluk, bawahan Jamintoran membangkang. Kelan lalu pergi ke Rulmuluk. Terjadilah peperangan. Raja Kaharngalam kalah, lalu tunduk.
 
==== 22 Menak Jaminambar ====
Amir Ambyah mengutus Umarmaya untuk mencari Pangeran Kelan. Perjalanan Umarmaya sampai di negara Jaminambar dengan raja bernama Rabussamawati. Raja Jaminambar ini mengaku sama dengan Tuhan, Sedangkan raja-raja bawahannya sebagai malaekat. Umarmaya tinggal sebentar di negara tersebut lalu melanjutkan perjalanan ke Jamintoran, bertemu raja Sidarngalam dan Pangeran Kelan.
 
Baris 328 ⟶ 415:
Setelah Jaminambar tunduk, Amir Ambyah lalu datang ke Jamintoran, menikahkan Pangeran Kelan dengan Dewi Jurusulasikin.
 
==== 23 Menak Talsamat ====
Bottom of Form
 
23 Menak Talsamat
 
Amir Ambyah kedatangan pendeta dari Ngajam yang baru saja mengembara dari tanah Arab. Pendeta itu menceritakan kelahiran Nabi Muhammad, dan bahwa syariat Nabi Ibrahim diganti dengan syariat Nabi Muhammad. Amir Ambyah amat tertarik hatinya hendak bersujud pada Nabi Muhammad, tetapi ia hendak menetapi kewajibannya dulu sebagai prajurit Allah menumpas pendurhaka dunia.
 
Amir Ambyah lalu menyerang negara Mukabumi, Pildandani dan Talsamat. Negara-negara tersebut berhasil itundukkan, namun prajurit Amir Ambyah banyak yang gugur dalam peperangan. Menurut raja Gulangge, telah tidak ada lagi negara yang pantas diserang. Maka Amir Ambyah lalu pulang ke Medinah, hendak menjadi sahabat Nabi Muhammad. Prajurit yang masih hidup, diperintahkan turut serta.
 
==== 24 Menak Lakat ====
Kedatangan Amir Ambyah di Medinah disambut dengan penghormatan oleh Nabi Muhammad. Amir Ambyah dan para pengiring lalu berganti syariat. Baru beberapa waktu Amir Ambyah berada di Medinah, raja Hirman dari Medayin mengerahkan pasukan mengepung Medinah hendak membinasakan Nabi Muhammad. Amir Ambyah kembali maju perang dan menghancurkan pasukan Medayin. Raja Hirman lari minta bantuan ke negara Lakat. Raja Lakat kemudian mengirikan pasukan untuk mengepung Medinah. Terjadilah pertempuran antara pasukan Lakat melawan pasukan Arab.