Herman Johannes: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
Pengalamannya bergerilya membuat Herman Johannes juga ikut serta dalam [[Serangan Oemoem]] [[1 Maret]] [[1949]] yang meyerbu kota Yogyakarta di pagi buta dan bisa menduduki ibukota Republik selama enam jam. Herman Johannes juga menjadi saksi sumbangan [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]] kepada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bersama Letnan [[Soesilo Soedarman]] dan Letnan Djajadi, Major Johannes pernah bertugas ke Wedi, [[Klaten]] untuk melakukan koordinasi perjuanngan. Mereka bertiga berangkat memakai seragam baru hadiah dari Sultan Yogya. Sultan pun memberi gaji seratus rupiah [[Oeang Republik Indonesia]] ([[ORI]]) setiap bulan kepada para taruna Akademi Militer. Dalam sebuah makalahnya, Herman Johannes mengatakan Sri Sultan dan Paku Alam bersama Komisi PBB menjemput para gerilyawan masuk kota Yogyakarta pada 29 Juni 1949. Pasukan Akademi Militer masuk kota dari arah Pengok dan dijemput langsung [[Sri Paku Alam VIII]], dan Herman Johannes kemudian harus berpisah dengan teman-teman seperjuangannya utuk kembali ke dunia pendidikan. Jasanya di dalam perang kemerdekaan membuat Herman Johannes dianugerahi [[Bintang Gerilya]] pada tahun 1958 oleh Pemerintah RI.
Herman Johannes menikah tahun 1955 dengan Annie Marie Gilbertine Amalo (lahir [[18 Juni]] [[1927]]), seorang putri raja dari wilayah Leli di Pulau [[Rote]]. Mereka dikarunia empat anak: Christine yang menikah dengan Dr. Wisnu
== Pendidikan ==
|