Angling Dharma: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 44:
Anglingdarma menyamar sebagai burung gagak untuk menyelidiki kegiatan rahasia ketiga putri tersebut. Ternyata setiap malam ketiganya berpesta makan daging manusia. Anglingdarma pun berselisih dengan mereka mengenai hal itu. Akhirnya ketiga putri mengutuknya menjadi seekor belibis putih.
Belibis putih tersebut terbang sampai ke wilayah Kerajaan Bojanagara. Di sana ia dipelihara seorang pemuda desa bernama Jaka Geduk.
Sementara itu di desa lain di Kerajaan Bojanagara hidup sepasang suami istri bahagia bernama Bermana dan Bermani. Di dekat rumah mereka terdapat sebuah pohon nangka. Di pohon ini tinggal jin yang jatuh cinta kepada Bermani. Suatu hari, ketika Bermana pergi mencari sarang tawon (madu) untuk istrinya, jin pohon nangka berubah wujud menjadi manusia persis seperti Bermana dan menemui Bermani. Bermani tidak menaruh curiga, menerima Bermana palsu sebagaimana menerima Bermana asli. Baru, ketika Bermana asli pulang, terkejutlah mereka. Bermani terkejut, karena suaminya menjadi kembar dua. Sedangkan Bermana asli kaget, lho koq ada orang persis seperti dirinya ada di rumah. Dua orang kembar ini tentu saja bertengkar hebat menyatakan dirinya yang Bermana asli, sedangkan istrinya jadi bingung untuk memilih mana yang suami asli.
Atas petunjuk belibis putih, Jaka Geduk berhasil membongkar Bermana palsu kembali ke wujud aslinya, yaitu Jin Wiratsangka. Atas keberhasilannya itu, Jaka Geduk diangkat sebagai hakim negara, sedangkan belibis putih diminta sebagai peliharaan Ambarawati, putri Darmawangsa.▼
Kasus ini menggegerkan kerajaan Bojanegara. Tidak ada seorangpun yang sanggup memecahkan kasus ini, hingga akhirnya permasalahan di bawa ke hadapan Raja Darmawangsa, namun sang raja juga angkat tangan tidak dapat memutuskan dengan bijak. Sang rajapun menyelenggarakan sayembara, barang siapa dapat memecahkan kasus ini, maka akan diangkat menjadi jaksa kerajaan.
Berita sayembara sampai ke telinga Ki Demang dan Jaka Geduk. Atas saran Belibis Putih, Ki Demang mengikuti sayembara. Maka, diadakanlah peradilan umum disaksikan oleh Sang Raja Bojanegara dan rakyatnya. Ketika diminta mengaku siapa yang Bermana palsu, tetap saja tidak ada yang mau mengaku, Ki Demang menyatakan dan memerintahkan Bermana yang asli harus bisa masuk ke dalam kendil (teko jaman dulu terbuat dari tanah), bagi yang tidak dapat masuk kendil berarti Bermana palsu. Karuan saja Bermana asli, karena manusia biasa, kesulitan untuk masuk ke dalam kendil, sedangkan Bermana palsu yang sebenarnya jin dengan mudah berubah menjadi asap dan masuk ke dalam kendil. Begitu seluruh asap jin sudah masuk ke dalam kendil, Ki Demang segera menutup rapat kendil agar jin tidak dapat ke luar dan mengumumkan bahwa sebenarnya yang masuk ke dalam kendil adalah jin yang menyaru sebagai Bermana.
▲
== Kembali ke Malawapati ==
|