Han Siong Kong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nasrie (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 32:
Sekitar tahun 1700, Han Siong Kong meninggalkan negeri asalnya menuju [[Lasem]], sebuah pelabuhan di pantai utara pulau [[Jawa]]. Diduga, istri Han Siong Kong yang tidak disebutkan namanya adalah wanita asal Lasem, bukan keturunan Cina.<ref>{{Cite news|url=http://warungkopi.okezone.com/thread/694840/kutukan-abadi-han-wee-sing-untuk-keturunannya|title=Kutukan Abadi Han Wee Sing Untuk Keturunannya|last=Okezone.com|first=|date=2016|work=|newspaper=warungkopi.okezone.com|access-date=|via=}}</ref> Han memiliki lima putra dan empat putri. Dua putranya, [[Soero Pernollo|Ngabehi Soero Pernollo]] dan [[Han Bwee Kong]], [[Kapitan Cina]], memiliki peranan penting dalam membangun dan memperkuat kekuasaan kolonial [[Belanda]] di [[Jawa Timur]].
 
=== Kematian ===
Han Siong Kong meninggal pada tahun 1743 di Rajegwesi (sekarang [[Kabupaten Bojonegoro|Bojonegoro]]) dan dimakamkan di [[Binangun, Cilacap|Binangun]], dekat Lasem. [[Legenda]] setempat mengatakan bahwa selama upacara pemakaman Han, terjadi badai petir. Akibatnya, anak-anak Han meninggalkan peti mati ayah mereka dalam hutan untuk mencari perlindungan. Kemudian peti mati itu dikuburkan oleh kekuatan misterius. Roh Han Siong Kong yang marah membalas dendam dengan mengutuk anak-anaknya dan keturunan mereka yang berani menetap di Lasem. Akibatnya tidak ada keturunannya yang sejauh ini berani melewati Lasem.<ref name=":0" />