== Keturunan Kanaan ==
[[Berkas:CanaanMap.jpg|jmpl|572x572px|Lokasi dari keturunan Kanaan]]
Menurut [[Daftar keturunan Nuh|Tabel Bangsa-bangsbangsa]] di [[Kejadian 10]] (ayat 15-19), Kanaan merupakan leluhur dari suku-suku yang awalnya menghuni [[Kanaan|Tanah Kanaan]] kuno: semua wilayah dari [[Sidon]] atau [[Hamat]] di utara sampai ke [[Gaza]] di barat daya dan Lasha di tenggara. Wilayah ini kira-kira meliputi daerah modern [[Israel]], [[Negara Palestina|Palestina]], [[Lebanon]], bagian barat [[Yordania]], dan bagian barat [[Suriah]]. Anak sulung Kanaan bernama Sidon, yang berbagi nama dengan kota [[Sidon]] di [[Bangsa Fenisia|Fenisia]] yang sekarang termasuk wilayah Lebanon.<ref>María E. Aubet. "The Phoenicians and the West: politics, colonies and trade", ({{ISBN|0521795435}}, {{ISBN|978-0-521-79543-2}}), 2001, p. 66</ref> Anak keduanya bernama Het. Keturunan Kanaan, menurut Alkitab Ibrani, meliputi:
# [[Sidon|Orang Sidon]]ians
# [[Bangsa Het|Orang hetHet, ''anak-anak Het'']]
# [[Yebus|Orang Yebus]]
# [[Bangsa Amori|Amori]]
# Girgashites
# Orang hewiHewi
# Arkites
# Sinites
# Hamathites
Menurut sejarah tradisional [[Etiopia|Ethiopia]], putra Kanaan, Arwadi (harafiah: "Arvadite") dan istrinya Entela menyeberang dari Asia ke Etiopia pada tahun 2101 SM, dan suku Qemant dikatakan adalah keturunan dari putra mereka, ''Anayer''. Ada tradisi Ethiopia lain bahwa dua suku-suku Kanaan lainnya, yaitu bangsa Sinites dan Zemarites, juga masuk Ethiopia pada waktu wilayah itu diperintah oleh [[Kerajaan Kush]], dan masing-masing menjadi bangsa Shanqella dan Weyto.<ref>Yohannes Wolde Mariam, ''Yealem Tarik'', 1948 p. 105-6.</ref> Suku Qemant menceritakan bahwa mereka berbagi asal usul Kanaan dengan kelompok Agaw yang lain.<ref>{{Cite book|title=The Qemant: A Pagan-Hebraic Peasantry of Ethiopia|last=Gamst|first=Frederick C.|pages=37}}</ref> Suku Omotic yang berbahasa Shinasha memiliki tradisi yang serupa keturunan dari putra Kanaan, Hamati.<ref>{{Cite book|title=Inter-ethnic Relations on a Frontier: Mätakkäl (Ethiopia), 1898-1991|last=Endalew|first=Tsega|pages=23}}</ref> Demikian pula, Shinasha memperpanjang keturunan Kanaan ke kelompok-kelompok etnis di dekatnya.<ref>{{Cite book|title=An Archaeology of Resistance: Materiality and Time in an African Borderland|last=González-Ruibal|first=Alfredo|pages=109}}</ref>
Sejarawan Persia [[Ibnu Jarir ath-Thabari|Muhammad ibnibnu Jarir alath-TabariThabari]] (c.~ 915) menceritakan sebuah tradisi bahwa istri Kanaan bernama Arsal, seorang putri dari Batawil bin Tiras, dan dia melahirkan baginya "orang berkulit hitam, orang Nubia, [[Fezzan]], Zanj, Zaghawah, dan semua bangsa di Sudan."<ref>[https://books.google.com/books?id=BQNtV--kD5sC&pg=PA11&dq=qarnabil&client=firefox-a#v=onepage&q=qarnabil&f=false Tabari's ''Prophets and Patriarchs'']</ref> Demikian pula, Abd al Hakam mengatakan bahwa "Kanaan adalah ayah dari orang Sudan (orang Afrika Sub Sahara) dan Abyssinia"<ref>Futuah Misr, p. 8</ref>.
Sejarawan Jerman Johannes Aventinus (terkenal ~ 1525) mencatat suatu legenda bahwa anak-anak Kanaan, suku '' "Arkite"'' dan '' "Hamathite"'' pertama kali menetap di daerah Yunani, dan memberi nama-nama daerah [[Arkadia|Arcadia]] dan Emathia.
|