Fatwa Oran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 71:
Harvey dan Stewart berkata bahwa fatwa tersebut adalah sebuah penyimpangan dari pendapat ulama sebelumnya, yang biasanya menekankan keawjiban hijrah dari negara yang tidak membolehkan pengamalan Islam.{{sfn|Harvey|2005|pp=63–64}}{{sfn|Stewart|2007|pp=266, 298–299}} [[al-Wansyarisi]], ulama bermazhab Maliki yang dianggap otoritas utama tentang masalah ini, adalah salah satu yang berpendapat demikian.{{sfn|Stewart|2007|p=299}} Meskipun teks fatwa Oran tak menyebutkan nama secara langsung, Stewart menyatakan bahwa fatwa tersebut ditujukan sebagai sebuah tindakan melawan pandangan-pandangan al-Wansharisi.{{sfn|Stewart|2007|p=299}} Bertentangan dengan pendapat al-Wansyarisi, menurut fatwa ini Umat Muslim dapat bertahan di Spanyol, berpura-pura menjalankan agama Kristen namun tidak menganggap diri mereka sebagai murtad.{{sfn|Harvey|2005|p=64}} Fatwa tersebut menyebut penerimanya sebagai "''al-guraba''", sebuah kata yang artinya "orang luar" atau "orang yang tinggal di luar negeri", kata yang muncul dalam [[hadits]] dan berkonotasi positif menggambarkan umat Muslim heroik yang setia dengan iman mereka meskipun mengalami tekanan besar.{{sfn|Harvey|2005|p=60}}{{sfn|Harvey|2005|p=63}} Simpati yang ditunjukkan oleh sang penulis fatwa Oran, serta pengetahuannya atas loyalitas dan tekanan yang dialami umat Muslim di Spanyol, membedakannya dengan ulama pada umumnya, seperti al-Wansyarisi yang biasanya mengecam.{{sfn|Hendrickson|2009|p=25}}
 
Harvey berpendapat bahwa fatwa tersebut bukanlah pelonggaran syariah secara permanen dan universal; sebaliknya, pengirim dan para penerima fatwa tersebut mestinya memandang bahwa dispensasi yang diberikan fatwa ini hanya sementara, untuk keadaan luar biasa yang dianggap akan berlalu.{{sfn|Harvey|2005|p=64}} Redaksi fatwa ini but diawali dengan menekankan tentang kewajiban seluruh Muslim untuk mengamalkan agamanya,{{sfn|Harvey|2005|p=61}} dan diakhiri dengan harapan-harapan agar Islam kembali dapat diterapkan secara terbuka tanpa syarat, tekanan dan kekhawatiran.{{sfn|Harvey|2005|p=63}} Mufti dan beberapa orang Morisco mengira agar krisis tersebut berakhir dalam waktu dekat.{{sfn|Rosa-Rodríguez|2010|p=152}} Rosa-Rodriguez menyatakan bahwa fatwa tersebut menyatakan sebuah harapan bahwa "Bangsa Turki yang Mulia" (merujuk pada [[Kekaisaran Utsmaniyah]] yang kekuasaannya sedang berkembang di Laut Tengah pada masa itu) akan melakukan intervensi dan mengakhiri penindasan yang mereka alami.{{sfn|Rosa-Rodríguez|2010|p=151–152}} Namun Harapan ini tak terwujud, dan penindasan di Spanyol berlanjut, sehingga fatwa yang tadinya bersifat sementara menjadi norma wajar pengamalan Islam dari generasi ke generasi.{{sfn|Rosa-Rodríguez|2010|p=152}}
 
Harvey juga menyatakan bahwa fatwa tersebut melingkupi banyak bagian dari ibadah Islam, meskipun biasanya sebuah fatwa hanya ditujukan untuk persoalan spesifik.{{sfn|Harvey|2005|p=60}} Fatwa tersebut juga menyebutkan tantangan-tantangan spesifik yang dihadapi oleh umat Muslim di Spanyol, seperti dorongan untuk mengutuk Muhammad, memakan daging babi, meminum minuman keras, dan melakukan pernikahan campur dengan umat Kristen. Ini menandakan bahwa pengarangnya cukup mengetahui kehidupan di bawah pemerintahan Kristen.{{sfn|Harvey|2005|p=65}}