Sulaiman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menjelaskan kategori
k pranala Nabi Dawud dari sudut pandang Islam
Baris 1:
{{Untuk|tokoh dalam agama Yahudi/Kristen (orang yang sama dalam sudut pandang yang berbeda)|Salomo}}
'''Sulaiman''' ([[bahasa Arab]]: '''سليمان'''; [[bahasa Ibrani]]: '''שְׁלֹמֹה'''; bahasa Ibrani Standar: '''[[Salomo|Šəlomo]]'''; bahasa Ibrani Tiberia: '''Šəlōmōh''', bermakna "damai") (sekitar [[975 SM|975]] – [[935 SM]])<ref>[http://thifan.amikom.info/?p=93 14. Nabi Daud alayhi salam. digantikan oleh putranya Nabi Sulaiman alayhi salam. (975 – 935 SM).]</ref> merupakan seorang raja [[Israel]], dan anak [[Dawud|Raja Daud]]. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Sejak kecil ia telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya.{{fact}} Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM.{{fact}} Ia wafat di [[Rahbaam]], [[Baitul Maqdis]], [[Palestina]].
 
== Genealogi ==
Baris 22:
 
=== Kebijaksanaan ===
Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya. Misalnya, dia coba mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi [[Dawud|Daud]] a.s bagi menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik kambing.
 
Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya sangat bijak. Mulanya Nabi Daud memutuskan pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi disebabkan ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu. Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya menyelanya: “Wahai bapakku, menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. “Manakala tanamannya yang binasa itu diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita kerugian lebih daripada sepatutnya.” Pendapat yang dikemukakan Sulaiman disetujui kedua pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan kebolehan dia menyelesaikan perselisihan tersebut.