SMA Negeri 26 Bandung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Data sekolah saya perbaharui dengan kondisi terkini. Isi sejarah belum disesuaikan |
→Sejarah Sekolah: Perbaikan kesalahan pengetikan nama benda Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 47:
[[12 Maret]] [[2002]], [[kepemimpinan]] berganti. SMAN 26 Bandung dipimpin oleh Drs. Wardoyo. Mengawali kepemimpinannya, SMAN 26 dihadapkan dengan sebuah program besar bernama “[[Sekolah]] Pelaksana Terbatas [[Kurikulum Berbasis Kompetensi]]” yang ternyata berakhir bersamaan dengan berakhirnya kepemimpinan Drs. Wardoyo. Program tersebut membuat SMAN 26 “meng-Indonesia”. SMAN 26 mulai diperhitungkan. Tamu yang berkunjung dalam rangka studi banding, bukan saja dari [[kota Bandung]], melainkan level [[Jawa Barat]], level [[Pulau Jawa]], bahkan dari [[Sumatera]] dan [[Sulawesi]]. Terakhir, SMAN 26 dikunjungi oleh para Kepala Sekolah dari [[Belitung]].
Perubahan fisik sekolah selama kepemimpinannya sangat terasa. Ada yang berasal dari bantuan [[orang tua]], ada yang berasal dari [[pemerintah]] pusat melalui Bantuan Imbal Swadaya Direktorat Pendidikan Menengah Umum, dari Dinas Pendidikan [[Kota Bandung]], serta Dinas Pendidikan [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], sehingga [[ruang kelas]] bertambah 11 lokal, [[laboratorium]] [[Ilmu Pengetahuan Alam|IPA]] bertambah 1 lokal, para wakil kepala sekolah mendapat [[ruang]] yang proporsional, [[ruang]] BK menjadi lebih proporsional, [[ruang]] [[perpustakaan]] menjadi lebih proporsional, [[ruang]] [[OSIS]] menjadi lebih proporsional, lantai [[kelas]] berubah menjadi [[keramik]]. Dalam bidang [[Teknologi Informasi]], SMAN 26 mendapat banyak perubahan karena [[komputer]] tersebar di : [[laboratorium]] [[komputer]] ([[Pentium 4]]), [[ruang]] [[Kepala sekolah]], [[ruang]] [[kerja]] [[guru]], [[ruang]] wakil kepala sekolah, bahkan di Tata Usaha hampir tiap [[meja]] ada komputernya. [[Media]] pendukung multi media juga dilengkapi : [[laptop]], [[
Dalam bidang membaca, lahirlah kegiatan yang disebut sebagai''' Pesona [[Kijang]] [[Membaca]]''' dan [[majalah]] “Duanam” pada masa kepemimpinannya.Dalam pembelajaran, pada masa kepemimpinannya SMAN 26 merasakan kenyamanan belajar hanya [[pagi]] [[hari]], apalagi 5 [[hari]] [[belajar]]. [[Guru]], [[karyawan]], [[siswa]], dan [[orang tua]] [[siswa]] terkena dampak yang luar biasa dari kebijakan ini.
|