Stasiun Banda Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Ref |
||
Baris 20:
|close=1974(?)
}}
'''Stasiun Banda Aceh (BNA)'''–dikenal juga dahulu sebagai '''Stasiun Koeta-Radja'''–adalah [[stasiun kereta api]] nonaktif kelas besar yang berada di [[Kampung Baru, Baiturrahman, Banda Aceh]]
Dalam sejarahnya, penataan tata ruang Banda Aceh dimaksudkan untuk kepentingan perang. Oleh karena itu, di Banda Aceh dibangun sejumlah fasilitas seperti kantor pemerintahan, alun-alun, [[kantor pos]], serta stasiun kereta api. Stasiun ini dibuka oleh Atjeh Spoor (divisi dari [[KNIL]]) dan dioperasikan oleh [[Atjeh Tram]] (kelak menjadi divisi dari [[Staatsspoorwegen]] yaitu Atjeh Staatsspoorwegen (ASS)) pada tanggal 12 November 1876 sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta api dari pelabuhan [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Oelëe Lheuë]] ke [[Koetta-Radja]]. Tahun 1885, jalurnya diperpanjang lagi ke Lambaro.<ref name="verslag">{{cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|author=Staatsspoorwegen|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1921-1932|place=Batavia}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/45463564|title=Sejarah Kotamadya Banda Aceh|last=Rusdi.|first=Sufi,|last2=(Indonesia)|first2=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh|date=1996/1997 [i.e. 1997]|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh|isbn=9799531217|location=[Banda Aceh]|oclc=45463564}}</ref><ref>{{Cite book|title=Sejarah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh|last=Ibrahim|first=M.|last2=Arifin|first2=M.|last3=Sulaiman|first3=N.|last4=Sufi|first4=R.|last5=Ahmad|first5=Z.|last6=Ambary|first6=H.M.|last7=Alfian|first7=T.I.|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI|year=1991|isbn=|location=Jakarta|pages=}}</ref>
Berbeda dengan divisi lainnya dari SS, AT/ASS mengusung lebar sepur 750 mm karena diklaim lebih murah dan tidak memakan banyak tanah. Tahun 1898 AT sempat menghentikan kegiatan operasinya ketika jalurnya mencapai [[Seulimeum, Aceh Besar|Seulimeum]]. Walaupun demikian proyek lintas ini akhirnya jalan lagi untuk menghubungkan lintas AT dengan jalur milik [[Deli Spoorweg Maatschappij]].<ref name="verslag" />
Hambatan yang terjadi terkait pengembangan kereta api di Aceh adalah berkait dengan feodalisme politik Islam yang masih kuat di Aceh. Ujung-ujungnya, terjadi perang di Aceh melawan kolonialisme Belanda. Kejadian ini muncul pada tahun 1873 hingga 1904 ketika jalur ini masih dikembangkan.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/47696825|title=Engineers of happy land : technology and nationalism in a colony|last=Rudolf.|first=Mrázek,|date=2002|publisher=Princeton University Press|isbn=0691091617|location=Princeton, N.J.|oclc=47696825}}</ref> Oleh karena itulah, pembangunan jalur ini harus dikebut agar dapat mewujudkan program kerja SS, yaitu hubungan AT dengan DSM.
Stasiun dan jalur kereta api ini akhirnya resmi ditutup tahun 1974 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun saat ini sudah ada jalur kereta api di segmen [[Jalur kereta api Krueng Mane–Krueng Geukueh|Krueng Mane–Krueng Geukueh]] sejak November 2014, belum ada perpanjangan jalur kereta api ke Banda Aceh.<ref>{{Cite web|url=https://pelita8.com/1-november-%E2%80%8Ekereta-api-perintis-aceh-kembali-beroperasi-2/|title=1 November, Kereta Api Perintis Aceh Kembali Beroperasi {{!}} Pelita 8|website=pelita8.com|language=id-ID|access-date=2018-05-29}}</ref>
== Referensi ==
|