Sosrobahu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k clean up |
||
Baris 17:
Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil [[Mercedes-Benz|Mercedes]] buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu [[fisika]] dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidraulik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.
Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20
Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama [[Hukum Pascal]] yang menyatakan: "''Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah''". Zat cair yang digunakan adalah minyak oli ([[minyak pelumas]]). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan memberikan nama [[Rumus Sukawati]], sesuai namanya. Rumus ini orisinil idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab memang tidak ada kebutuhannya.
Baris 26:
[[Berkas:Sosrobahu2.gif|right|thumb|200px|2. Lengan beton jalan dibangun di antara dua jalur jalan, sejajar dengan jalanan yang padat di bawahnya.]]
[[Berkas:Sosrobahu3.gif|right|thumb|200px|3. Lengan beton jalan diputar 90 derajat. Jalan layang pun kemudian dibangun di atas lengan ini.]]
Setelah semua selesai, Tjokorda mengerjakan rancangan finalnya yakni sebuah landasan putar untuk lengan beton yang dinamai '''[[Landasan Putar Bebas Hambatan]]''' ('''LBPH'''). Bentuknya dua piringan (cakram) besi bergaris tengah 80
Ke dalam ruang di antara kedua piringan itu dipompakan minyak oli. Sebuah ''seal'' (penutup) karet menyekat rongga di antara tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar, meski dalam tekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak dalam tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompoa hidraulik. Sistem hidraulik itu mampu mengangkat beban beban ketika diberikan tekanan 78
== Uji coba langsung di lapangan ==
Baris 34:
Secara teknik penemuan itu belum diuji coba karena waktu yang terbatas, namun ia yakin temuannya itu bisa bekerja. Tjokorda bahkan berani bertanggungjawab bila lengan beton jalan layang itu tidak bisa berputar.
Pada tanggal [[27 Juli]] [[1988]] pukul 10 malam waktu setempat ([[Jakarta]]), pompa hidraulik dioperasikan hingga titik tekan 78
Ketika ''pier shaft'' itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton itumerapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun karena khawatir kontruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi berdiameter 3,6
== Penamaan Sosrobahu dan pemberian paten ==
Baris 42:
Pada pemasangan ke-85, awal [[November]] [[1989]], [[Presiden]] [[Soeharto]] ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu ''[[Kisah Sasrabahu|Sosrobahu]]'' yang diambil dari nama tokoh cerita sisipan [[Mahabharata]]. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai '''Teknologi Sosrobahu'''.
Temuan Tjokorda digunakan [[insinyur]] [[Amerika Serikat]] dalam membangun jembatan di [[Seattle]]. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78
Hak paten yang diterima adalah dari pemerintah [[Jepang]], [[Malaysia]], [[Filipina]]. Dari [[Indonesia]], [[Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek]] mengeluarkan patennya pada tahun [[1995]] sedangkan Jepang memberinya pada tahun [[1992]]. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di [[Metro Manila]], yakni ruas [[Vilamore]]-[[Bicutan]] adalah buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu diterapkan untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di [[Kuala Lumpur]] sebanyak 135. Saat teknologi Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden Filipina [[Fidel Ramos]] berujar, "''Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra [[ASEAN]]''". Sementara [[Korea Selatan]] masih bersikeras ingin membeli hak patennya.
|