Wanarata, Bantarbolang, Pemalang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Silsilah Mbah Kyai Nursalam |
k Riwayat Syekh Ageng Gribig |
||
Baris 18:
Wanarata sendiri diduga adalah Desa warisan dari Kerajaan Majapahit, Pasundan serta Mataram. Sebagai bukti dari logat bicara satu kelurahan tersebut, setiap dusun berbeda-beda, inilah suatu keunikan tersendiri yang dimiliki oleh Desa Wanarata.
== '''Masuknya Agama Islam di Desa Wanarata''' ==
Sekitar sebelum tahun 1610 ''(diambil dari tahun riwayat Pangeran Agiyana Majalangu)'' di desa ini masih menganut ajaran hindu, dan sebagian besar lagi mereka memeluk agama nenek moyang. Memang sebelum agama Islam masuk ke Indonesia, agama kepercayaan para Raja-Raja terdahulu adalah Hindu Budha. Jadi tidak mustahil bilamana kedua agama tersebut sangat mengakar di masyarakat. Namun berkat keislaman Raden Brawijaya V setelah masuk Islam oleh Raden Said atau Sunan Kalijaga, sebagian besar rakyat Majapahit akhirnya memeluk Islam.
==== '''Syekh Ageng Gribig atau Syekh Maulana Maghribi''' ====
Penyebaran Islam di wilayah Desa Wanarata tidak luput dari perjalanan Syekh Ageng Gribig/ Syekh Maulana Maghribi ke Gunung Slamet. ''(Asal usul nama Gunung Slamet)''
Konon di Negara Rum, bertahta seorang Pangeran bernama Syekh Maulana Maghribi berasal dari Turki dia adalah seorang ulama dan juga Keturunan Rosulullah/ Awaliyin. Pada waktu fajar menyingsing, setelah beliau melakukan kewajibannya selaku orang muslim, terlihatlah oleh beliau cahaya terang misterius bersinar disebelah timur menjulang tinggi di angkasa.
Terdorong oleh perasaan ingin mengetahui tempat darimana cahaya terang misterius itu datang dan makna dari cahaya terang tersebut, maka timbullah niat dan itikad yang kuat di dalam sanubarinya dan mencari tempat yang dimaksud. Seorang sahabatnya bernama Haji Datuk dipanggil dan diperintahkan supaya para hulubalang dan balatentaranya menyiapkan armada dengan segala perlengkapannya untuk berlayar menuju kearah datangnya cahaya misterius tersebut. Maka,berangkatlah si Pangeran bersama-sama dengan sahabatnya itu 298 (dengan dua ratus sembilan puluh delapan) orang pengikutnya mengarungi samudera menuju kearah terlihatnya cahaya itu memancar selama 40 malam. Kemudian sampailah mereka di ujung timur sebuah pulau yang bernama dengan Pulau Jawa. Adapun tempat dimana mereka membuang sauh dewasa ini terkenal dengan nama Pantai Gresik.
Pada suatu waktu terlihat kembali cahaya terang yang sedang dicarinya itu disebelah barat dan mereka mengambil keputusan kembali karah barat dengan menempuh jalan di laut Jawa di pantai Pemalang Jawa Tangah, dimana mereka berlabuh sambil sekedar melepas lelah. Ditempat ini Syekh Maulana Maghribi meminta para armadanya untuk pulang ke negerinya, sedangkan Syekh Maulana Maghribi ditemani oleh Haji Datuk dan untuk sementara bermukim ditempat itu.
Setelah menyelesaikan misinya tersebut, akhirnya beliau menetap di Pemalang dan mensyiarkan agama Islam. Mengenai wafat dan makam beliu masih banyak versi, ada yang menyebutkan di daerah Baturaden. Namun di Wanarata sendiri ada yang meyakini di Gunung Jenggiri atau lampeng kulon di temukan Makam beliau.
==== '''Mbah Kyai Nursalam''' ====
|