Deteksi pertama dari garis emisi H<sub>3</sub><sup>+</sup> dilaporkan pada tahun 1989 oleh Drossart dkk.,<ref>P. Drossart et.al., "Detection of H<sub>3</sub><sup>+</sup> on Jupiter.", ''Nature.'' '''340''', 539 (1989).</ref> di mana ia ditemukan di ionosfer Yupiter. Drossart menemukan total garis 23 garis H<sub>3</sub><sup>+</sup> dengan rapatan kolom (column density) sebesar 1,39 * 10<sup>9</sup> cm<sup>-2</sup>. Dengan menggunakan garis-garis ini, mereka berhasil memperkirakan temperatur H<sub>3</sub><sup>+</sup> sebesar ~1 100 K, yang sebanding dengan temperatur yang ditentukan dengan garis emisi H<sub>2</sub> yang lain. Pada tahun 1993, H<sub>3</sub><sup>+</sup> ditemukan di Saturnus oleh Geballe et.al.<ref>T.R. Geballe et.al., "Detection of H<sub>3</sub><sup>+</sup> Infrared Emission Lines in Saturn.", ''Astrophys. J.'' '''408''', L109 (1993).</ref> dan di oleh Trafton dkk.<ref>L.M. Trafton et.al., "Detection of H<sub>3</sub><sup>+</sup> from Uranus.", ''Astrophys. J.'' '''405''', 761 (1993).</ref>