Sejarah kentang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
[[File:Dumont - Portrait of Antoine Parmentier.jpg|thumb|left|upright|[[Antoine-Augustin Parmentier|Antoine Parmentier]] yang membawa tanaman Dunia Baru, lukisan oleh [[François Dumont (pelukis)|François Dumont]], 1812]]
Pada akhir abad ke-16 di Perancis, kentang diintroduksi ke Franche-Comté, Vosges atas Lorraine dan Alsace. Di akhir abad ke-17, tertulis di ''Bon Jardinier'' edisi tahun 1785: "Tentang ini, tak ada sayur mayur yang begitu banyak ditulis dan diantusiasi sebanyak ini ... Kaum fakir sepatutnya cukup dengan bahan makanan ini."<ref>"Histoires de légumes" by M. Pitrat and C. Foury, Institut National de la recherche agronomique, 2003, p. 167</ref> Secara luas, di abad ke-19 kentang telah menggantikan posisi [[turnip]] dan [[rutabaga]].<ref>von Bremzen, p. 322</ref>
Seorang pekerja medis Perancis [[Antoine-Augustin Parmentier|Antoine Parmentier]] mengadakan penelitian mendalam soal kentang ini dalam ''Examen chymique des pommes de terres'' ("Pengujian kimia terhadap kentang") (Paris, 1774) ia menunjukkan kadar nutrisi yang besar. Raja [[Louis XVI dari Perancis|Louis XVI]] dan hulubalangnya dengan semangat mempromosikan pangan baru ini bersama Ratu [[Marie Antoinette]] yang bahkan menghiaskan kepalanya dengan bunga kentang pada bola gaunnya yang mewah. Panen tahunan kentang pun meningkat dari to 21 juta hektoliter di tahun 1815 menjadi 117 juta pada 1840, seiring dengan pertumbuhan populasi seraya menghindar dari [[Teori kehancuran Malthus|jebakan Malthus]]. Meskipun kentang telah dikenal luas pada 1800 di Rusia, tanaman pangan ini masih ditanam secara terbatas di kebun sampai gagal panen biji-bijian di tahun 1838–39 membujuk para petani dan tuan-tuan tanah di tengah dan utara Rusia untuk mengisi lahan kosong mereka dengan menanami kentang. Kentang menyediakan kalori 2-4 kali lebih banyak dari biji-bijian per ekar, dan akhirnya ia pun mendominasi suplai makanan yang penting di [[Eropa Timur]]. Kentang yang direbus atau dibakar lebih murah dari roti gandum hitam, karena sama bernutrisi, dan tak memerlukan pabrik penggilingan untuk menggiling. Di lain sisi, para tuan tanah berorientasi harta landlords berpandangan bahwa bijian lebih mudah pengirimannya, penyimpanannya, dan penjualannya, sehingga baik kentang maupun bijian sama-sama ada.<ref>William L. Langer, "American Foods and Europe's Population Growth 1750–1850", ''Journal of Social History'', 8#2 (1975), pp. 51–66</ref>
== Referensi ==
|