Arsitektur Batak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
rev |
+Desa |
||
Baris 5:
''Bale'' ("balai pertemuan"), rumah, dan ''[[sopo (bangunan)|sopo]]'' ("lumbung padi") adalah tiga tipe bangunan utama yang umum dalam kelompok suku Batak yang berbeda. Rumah ini secara tradisional merupakan sebuah rumah besar di mana sekelompok keluarga hidup secara bersama-sama. Pada siang hari, bagian interiornya merupakan ruang aktivitas bersama, dan pada malam hari, kain atau tirai tenunan memberi privasi kepada masing-masing keluarga. Kebanyakan orang Batak sekarang tinggal di rumah-rumah modern, dan banyak rumah tradisional ditelantarkan atau dalam kondisi perbaikan yang buruk.
Arsitektur dan tata letak desa dari enam kelompok suku Batak juga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Rumah Batak Toba, misalnya, berbentuk perahu dengan [[atap pelana]] berukir yang rumit dan tonjolan atap yang menjulang. Rumah-rumah Batak Karo berdiri
==Desa==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batak huizen in een dorp op Sumatra. TMnr 60018260.jpg|thumb|left|Toba Batak village]]
The Toba and Karo Batak live in permanent villages and cultivate irrigated rice and vegetables. On the other hand, the Angkola, the Mandailing, and the Pakpak practiced slash-and-burn agriculture which required frequent changes of location and their villages were only semi-permanent.<ref name="Dawson_35-36">{{Cite book
| last = Dawson
| first = Barry
|author2=Gillow, John
| title = The Traditional Architecture of Indonesia
| publisher = Thames and Hudson
| year = 1994
| location = London
| pages = 35–36
| isbn = 0-500-34132-X}}</ref>
==Referensi==
|