Ibnu Batutah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 73:
==== Pesisir Swahili ====
[[File:GreatMosque.jpg|150px|thumb|Mesjid Agung [[Kilwa Kisiwani]], mesjid terbesar yang dibangun menggunakan [[Karang|batu karang]]]]
Ibnu Batutah melanjutkan perjalanannya dengan menumpangi kapal yang berlayar ke arah selatan menuju [[Pesisir Swahili]], kawasan yang oleh orang Arab disebut "Negeri Orang [[Zanj|Jenggi]]" ({{lang-ar|بلدالزنجبلد الزنج}}, ''Biladil Zanj''),<ref>{{harvnb|Chittick|1977|p=191}}</ref> dan sempat bermalam di [[Mombasa]], sebuah bandar pulau.<ref>{{harvnb |Gibb|1962|p=379 Jld. 2}}</ref> Meskipun relatif kecil kala itu, Mombasa kelak berkembang menjadi sebuah bandar terkemuka pada abad berikutnya.<ref>{{harvnb |Dunn|2005|p=126}}</ref> Setelah melakukan perjalanan menyusuri pantai, Ibnu Batutah akhirnya sampai di bandar pulau lainnya, yakni [[Kilwa Kisiwani|Kilwa]], yang kini berada di dalam wilayah negara [[Tanzania]].<ref>{{harvnb| Defrémery|Sanguinetti|1854|p=[https://books.google.com/books?id=m-UHAAAAIAAJ&pg=PA192 192 Jld. 2]}}</ref> Bandar Kilwa kala itu merupakan sebuah pusat persinggahan penting dalam jaringan perniagaan emas.<ref>{{harvnb |Dunn|2005|pp=126–127}}</ref> Ia menggambarkan bandar itu sebagai "salah satu dari kota-kota paling permai, yang dibangun dengan sedemikian eloknya; semua bangunan terbuat dari kayu, dan atap rumah-rumahnya terbuat dari gelagah ''dīs''."<ref>{{harvnb|Gibb|1962|p=380 Jld. 2}}; {{harvnb|Defrémery|Sanguinetti|1854|p=[https://books.google.com/books?id=m-UHAAAAIAAJ&pg=PA193 193, Jld. 2]}}</ref>
 
Riwayat kunjungan Ibnu Batutah ke [[Kesultanan Kilwa]] baru dicatat pada 1330, dan berisi ulasan yang memuji-muji kerendahan hati dan amal ibadah penguasanya yang bernama [[Sultan Al-Hasan bin Sulaiman]], keturunan dari penguasa legendaris yang bernama [[Ali bin Al-Hasan Syirazi]]. Ia meriwayatkan lebih lanjut bahwa mandala kekuasaan Sang Sultan membentang mulai dari [[Malindi]] di utara sampai ke [[Inhambane]] di selatan, dan secara khusus mengagumi perancangan Kota Kilwa yang ia anggap sebagai keunggulan yang membuat Kilwa menjadi bandar terkemuka di kawasan pesisir. Pada masa inilah [[Kilwa Kisiwani|Istana Husuni Kubwa]] dibangun, dan [[Mesjid Agung Kilwa]] diperluas secara besar-besaran. Mesjid yang berbahan bangunan [[terumbu|batu karang]] ini adalah mesjid terbesar di antara mesjid-mesjid sejenisnya. Manakala hembusan [[angin muson]] berubah arah, Ibnu Batutah pun berlayar pulang ke Jazirah Arab; mula-mula ke [[Oman]], kemudian ke [[Selat Hormuz]], dan akhirnya ke Mekah untuk berhaji pada 1330 (atau pada 1332).<ref>{{Cite web|url=https://orias.berkeley.edu/resources-teachers/travels-ibn-battuta/journey/red-sea-east-africa-and-arabian-sea-1328-1330|title=The Red Sea to East Africa and the Arabian Sea: 1328 - 1330 {{!}} ORIAS|website=orias.berkeley.edu|language=en|access-date=2017-12-06|deadurl=no|archiveurl=https://web.archive.org/web/20171206203212/https://orias.berkeley.edu/resources-teachers/travels-ibn-battuta/journey/red-sea-east-africa-and-arabian-sea-1328-1330|archivedate=6 Desember 2017|df=dmy-all}}</ref>