Ismail: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 52:
Suatu hari, Hajar pergi berlari tergesa-gesa menuju bukit [[Shafa]] dengan mengharapkan mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya, tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya di situ, kemudian dari bukit [[Shafa]] ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit [[Marwah]] dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahwa yang disangkanya air adalah [[fatamorgana]] {bayangan} belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya. Demikianlah maka karena dorongan keinginan hidupnya dan hidup anaknya yang sangat disayangi, Hajar mondar-mandir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa capai dan hampir berputus asa.
 
Diriwayatkan bahwa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat [[Jibril]], kemudian diajaklah Hajar mengikutinya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu [[air]] yang jernih dengan kuasa Allah. Itulah dia mata air [[zam-zam]]) yang sehingga kini dianggap suci oleh jemaah [[haji]], berdesakan sekelilingnya untuk mendapatkan setitik atau seteguk air daripadanya dan karena sejarahnya mata air itu disebut orang "Injakan Jibril". Ada juga yang mengatakan itu bekas air mata nabi Isma'il.
 
Alangkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dengan air suci itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sangat bahagia dengan datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang mencekam dada.