Universitas Krisnadwipayana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 34:
<br>
'''Yana : kendaraan, kereta, orang, ada.<br>'''
<br>
a. '''Abiyasa atau Wiyasa'''<br>
Abiyasa atau Wiyasa adalah putra '''Resi Parasara''' dengan Dewi Durgandini atau Dewi Gandawati putri Negara Wirata. Dalam '''Mahabarta''' disebut '''Wiyasa''', sedang dalam '''Pedalangan Jawa''' disebut '''Abiyasa'''. Nama Wiyasa sangat mashur, baik di kalangan '''Hindu''', maupun di '''Indonesia'''.<br>
Kitab Mahabarata disebutkan sebagai buah pena Wiyasa, '''Ia''' disebut dalam berbagai kitab karena : pandai, sangat cerdas, arif bijaksana, alim banyak pengalaman, saleh, ahli bertapa dan khusuk ber-semedi, seorang pujangga besar, seorang pendeta, seorang ahli nujum, seorang tabib, seorang ksatriya, prajurit, sakti, ahli tata negara dan tata pemerintahan, seorang raja, berwibawa, limpat dan linuwih, serta melebihi segalanya.<br>
Abiyasa atau Wiyasa lahir di negeri Gajahoya atau Gajahwoya, sebuah negara yang didirikan oleh ayahnya, '''Resi Parasara'''.<br>
<br>
Terucaplah: Di Negara Astina Prabu Sentanu ditinggal isterinya, Dewi Gangga dengan meninggalkan seorang anak laki-laki bernama Dewabrata atau Bisma yang masih kecil. Prabu Sentanu mencarikan susu ke negeri Wirata untuk menemui Durgandini yang juga sedang menyusui Wiyasa. Dan Dewabrata-pun diangkat sebagai saudara se-susuan dengan Abiyasa, sehingga menurut tata hukum Bisma atau Dewabrata menjadi adik Abiyasa atau Wiyasa. <br>
<br>
Dewi Durgandini kemudian dibebaskan Parasara dari ikatan isteri, dan kembali ke pertapaan Srungga dengan membawa anaknya Abiyasa atau Wiyasa, dan dididik serta dibesarkan di daerah perbukitan Saptaharga. Dewi Durgandini menjadi permaisuri raja Astina berputera Citragada dan Wicitrawirya. Prabu Sentanu bertapa, kerajaan diserahkan kepada Citragada. Tidak selang lama Citragada '''meninggal dunia''' tanpa keturunan. Raja di ganti oleh Wicitrawirya, tetapi nasibnya-pun sama dengan kakaknya, '''mati muda'''.<br>
Singgasana kosong.<br>
Karena kekosongan tahta kerajaan, maka atas kesepakatan Dewi Durgandini, Dewabrata, dan kerabat Astina : '''Abiyasa''' dinobatkan menjadi '''Raja Astina''' gelar Prabu '''Kresna Dwipayana'''. Sang Prabu mempunyai dua putra : pertama Drestarestra yang menurunkan Kurawa, dan kedua Pandu yang menurunkan Pandawa.<br>
Prabu Kresna Dwipayana meninggalkan kerajaan untuk bertapa dan megawan di Wukiratawu. Kerajaan di serahkan kepada putra kedua dengan gelar '''Prabu Pandu Dewanata'''. <br>
Walaupun Abiyasa jauh dari masyarakat ramai, namun dengan hubungan saudara dan kerabat keturunannya masih berlangsung erat, karena sang Begawan masih dibutuhkan kehadirannya.<br>
'''Perang Baratayudha''' selesai. Kemenangan di pihak '''Pandawa'''. '''Yudistira''', putera Pandu yang pertama diangkat menjadi '''Raja Astina''' dengan gelar '''Prabu Karimataya''', dan penobatannya direstui oleh '''Begawan Abiyasa'''.<br>
<br>
b. '''Parikesit''', cucu Arjuna lahir. Pada upacara puput pusar dirayakan secara besar-besaran. Waktu upacara berlangsung terjadi suatu keajaiban, yaitu turunnya '''kereta cahaya''' dari khayangan/Suralaya yang akan menjemput Bagawan Abiyasa ke Alam Nirwana.<br>
Karena jasa dan tugas di '''Arcapada''' dijalankan dengan baik, '''penuh kebajikan dan keluhuran budi''', maka Abiyasa naik ke sorga bersama raganya.<br>
Pandawa merasa sudah waktunya untuk meninggalkan ke-duniawian, maka tahta kerajaan '''Astina''' diserahkan kepada cucunya yang bernama '''Parikesit''' dengan gelar '''Prabu Kresna Dwipayana'''. Pandawa pun melanjutkan perjalanan untuk mencari '''kasidan jati'''.<br>
Krisnadwipayana adalah seorang resi atau bagawan yang memiliki ilmu pengetahuan lahir batin yang tinggi. Krisnadwipayana dalam padepokannya di Gunung Sapto Argo mendidik Keluarga Bharata menjadi Satria Pinandita yaitu insan illahi yang berwatak, berbudi luhur, cerdas, tekun, terampil dan bersemangat pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negara.
|