Tampubolon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 155:
Raja Sapala Tua Tampuk Nabolon (Tampubolon) menikah dengan [[Sitorus|br. Sitorus]], oleh sebab itu ''Hulahula (mataniari binsar)'' dari seluruh marga Tampubolon adalah marga Sitorus.
== Kekerabatan dengan marga Silalahi ==
Marga Tampubolon memeliki hubungan kekerabatan yang erat dengan marga [[Silalahi]] dikarenakan Raja Bungabunga / Raja Parmahan Silalahi yang merupakan cucu dari [[Silahisabungan|Raja Silahisabungan]] telah diangkat oleh [[Tuan Sihubil]] sebagai anak angkat dan menjadikannya sebagai adik dari Raja Sapala Tua Tampuk Nabolon (Tampubolon). Oleh sebab itu keturunan dari Raja Sapala Tua Tampuk Nabolon (Tampubolon) dan Raja Bungabunga / Raja Parmahan Silalahi memegang teguh persaudaraan tersebut hingga saat ini.
== Kekerabatan dengan marga Sitompul ==
Marga Tampubolon juga memiliki hubungan kekerabatan dengan marga [[Sitompul]]. Hubungan tersebut menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Raja Sapala Tua Tampuk Nabolon (Tampubolon) bermula ketika Badiaraja (cucu Raja Sapala Tua Tampuk Nabolon/Anak Raja Mataniari) memiliki konflik dengan saudaranya Sondiraja sehingga menyebabkan Badiaraja pergi meninggalkan kampung asalnya Balige ke arah selatan tepatnya di kawasan [[Silindung]]. Di sana Badiaraja dengan menggunakan nama Raja Somundur berhasil membunuh [[Babi Hutan]] yang telah menewaskan Ompu Hobolbatu, yakni cicit tunggal [[Sitompul|Raja Sitompul]]. Badiaraja kemudian direstui oleh ibu Ompu Hobolbatu sebagai pewaris harta peninggalan oleh Ompu Hobolbatu beserta kedua istri Ompu Hobolbatu yang tengah mengandung. Badiaraja juga berikrar akan menganggap dirinya sebagai pengganti Ompu Hobolbatu dan keturunannyapun akan menggunakan marga Sitompul. Kedua istri Ompu Hobolbatu yang telah menjadi Istri Badiaraja kemudian melahirkan masing-masing satu anak yang dibuahi oleh Ompu Hobolbatu, dan setelah menikah dengan Badiaraja kembali mengandung dan juga melahirkan masing-masing satu anak bagi Badiaraja. Keempat anak tersebut adalah:
# Raja Imbang Suhunu (Sitompul Lumbantoruan) - <small>anak Ompu Hobolbatu</small>
# Raja Martanggabatu (Sitompul Lumbandolok) - <small>anak Ompu Hobolbatu</small>
# Sabuk Nabegu (Sitompul Siringkiron) - <small>anak Badiaraja</small>
# Raja Tandang Lintong (Sitmpul Sibangebange) - <small>anak Badiaraja</small>
Namun sesuai dengan ikrar Badiaraja yang berjanji akan menjadi pengganti Ompu Hobolbatu, keempat anak tersebut beserta seluruh keturunannya menggunakan marga Sitompul. Semasa hidupnya juga Badiaraja berpesan kepada keempat anaknya Badia Raja agar tidak menjunjung tinggi marga Sitompul, dan tidak membedabedakan yang mana sebenarnya berdarah Sitompul dan yang mana berdarah Tampubolon.
Di masa tuanya, Badiaraja berdamai dengan Sondiraja dan mereka mengadakan tanda persaudaraan dengan makan dan menggigit bersama perut (''boltok'') daging babi. Sejak saat itu hingga sekarang ini hubungan kekerabatan antara marga Tampubolon dan Marga Sitompul dipegang teguh oleh keturunan kedua marga, dan juga disebut hubungan kedua marga tersebut sebagai ''marsaboltok'' atau satu perut Bahasa Batak Toba.
== Tokoh Marga Tampubolon ==
Beberapa tokoh bermarga Tampubolon:
{{Div col|3}}
* [[Bara Tampubolon]]
* [[Juan Felix Tampubolon]]
Baris 166 ⟶ 180:
* [[Ralph Tampubolon]]
* [[Richard Tampubolon]]
{{Div col end}}
Beberapa tokoh marga Tampubolon yang menggunakan marga Baringbing dan Silaen:
{{Div col|3}}
* [[Putri Ayu Silaen]]
* [[Rio Silaen]]
* [[Victor Silaen]]
{{Div col end}}
== Sumber ==
|