Selama [[Periode Negara Perang|periode Negara-Negara Berperang]], [[Qin (negara)|negara Qin]] telah berevolusi menjadi yang paling kuat dari [[Tujuh Negara Perang|tujuh negara besar]] di Tiongkok. Pada tahun 238 SM, [[Qin Shi Huang|Ying Zheng]], Raja Qin, mengambil alih tampuk kekuasaan setelah menyingkirkan saingan politiknya, [[Lü Buwei]] dan [[Lao Ai]]. Dengan bantuan dari [[Li Si]], [[Wei Liao]] (尉繚), dan lainnya, Ying Zheng memformulasikan rencana untuk menaklukkan enam negara besar lainnya dan menyatukan Tiongkok.{{Sfn|Li|Zheng|2001|p=184}} Rencana tersebut, yang berfokus pada pencaplokan masing-masing negara secara individual, didasarkan pada "[[36 Strategi#Bersahabat dengan negara yang jauh ketika menyerang negara tetangga|bersekutu dengan negara-negara yang jauh dan menyerang yang dekat]]", salah satu dari [[36 Strategi|Tiga Puluh Enam Strategi]]. Langkah-langkah utamanya adalah: bersekutu dengan [[Yan (negara)|Yan]] dan [[Qi (negara)|Qi]], mengintimidasi [[Wei (negara)|Wei]] dan [[Chu (negara)|Chu]], dan menaklukkan [[Han (negara)|Han]] dan [[Zhao (negara)|Zhao]].