Mangku Muriati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lodegen (bicara | kontrib)
Lodegen (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Pada 1990 saat berusia 32 tahun, Muriati menjadi pemimpin ritual atau Pemangku di pura, tempat suci di tempat tinggalnya, Banjar Siku.
 
Lukisan Muriati adalahjuga dari jejakkisah [[Majapahit|Kerajaan Majapahit]] yang berkembang pada ke-14 sampai 15. Kamasan adalah satu-satunya desa di Bali di mana bentuk seni tradisional ini belum digantikan oleh gaya baru. Walau setia dengan tradisi seni rupa klasik Kamasan,  dalam karyanya ia juga menyinggung perkembangan sosial dan politik di Bali. <ref>{{Cite news|url=http://www.insideindonesia.org/living-traditions|title=Living traditions - Inside Indonesia|newspaper=Inside Indonesia|language=en-gb|access-date=2018-07-07}}</ref>
Murniati memilih tinggal di rumahnya Banjar Siku bukan Banjar Sangging yang menjadi tempat berkarya pelukis Kamasan pada umumnya. Ia dinilai sudah membuktikan bisa menggerakkan banjarnya karena karyanya dipesan dan dikoleksi banyak pihak dari dalam dan luar negri. [https://australianmuseum.net.au/mangku-muriati]
 
== Referensi ==