Bahasa Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dana.2015 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Hadiyana (bicara | kontrib)
dikembalikan kepada versi tanggal 24 Maret 2004 karena artikel ini menceritakan bahasa Banten bukan bahasa Jawa dan bahasa Sunda
Baris 1:
'''Bahasa Banten''' adalah salah satu dialek dari [[Bahasa Sunda]]. Sesuai dengan sejarah kebudayaannya, bahasa Sunda dituturkan di provinsi [[Banten]] khususnya di kawasan selatan provinsi tersebut (kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi dimana penutur bahasa ini semakin berkurang prosentasenya). Basa Sunda Dialek Banten ini dipertuturkan di daerah Banten selatan. Daerah Ujung Kulon di sebelah selatan Banten, semenjak meletusnya [[Gunung Krakatau]] pada tahun [[1883]], tidak dihuni lagi dan sekarang menjadi taman nasional</ref>.
'''Bahasa Banten'''.
[[Banten]] memiliki dua bahasa ibu. Yaitu [[bahasa Jawa]] yang dipetuturkan oleh masyarakat Banten utara, dan [[bahasa Sunda]] yang dipetuturkan oleh masyarakat Banten selatan. Bahasa Jawa dan Sunda yang dipetuturkan di Banten mempunyai ciri khasnya tersendiri. Seperti bahasa Jawanya. Bahasa Jawa di Banten tidak melafalkan huruf 'o' seperti bahasa Jawa standar, melainkan 'a' atau 'e' pada kata 'teman'. Bahasa Jawa di Banten tergolong bahasa Jawa dengan dialek kuno. Begitupun dengan bahasa Sunda dialek Banten. Bahasa Sunda yang dipetuturkan oleh masyarakat Banten bagian selatan masih belum mengenal tingkatan halus dan kasar. Berbeda dengan bahasa Sunda yang dipetuturkan di daerah Priangan yang sudah terkena pengaruh kerajaan Mataram (Jawa) yang akhirnya mengenal tingkatan bahasa. Suku Baduy ([[Orang Kanekes]], yang terdapat di Kabupaten Lebak) adalah penutur yang masih asli menuturkan bahasa Sunda Banten yang disebut sebagai bahasa Sunda kuno.
 
== Lihat pula ==
Baris 6 ⟶ 5:
 
{{bahasa-stub}}
 
[[Kategori:Banten]]
[[Kategori:Bahasa Sunda]]