I Gusti Ayu Kadek Murniasih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Daess (bicara | kontrib)
menambahkan tema lukisan
Daess (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
Pada karya Murni, tema seksualitas perempuan menjadi sangat dominan, hal ini ternyata sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup personalnya. Lukisan Murni merujuk ke suatu benda yang juga berhubungan dengan fenomena di hidupnya. Dimulai dari sepatu yang notabene feminin dan universal sampai organ tubuhnya. Karakter lukisnya adalah karakter pribadinya yang fenomenal dengan gambar liar dan absurd. Temanya berdasarkan pengalaman, alam bawah sadarnya maupun citra dirinya, dengan narasi pada riri, juga pada seksualitas manusia.<ref name=":0">{{Cite book|title=Biografi I GAK Murniasih, Merayakan Murni/Celebrating Murni|last=Carla|first=Bianpoen|publisher=Ketemu Project Space|year=2016|isbn=|location=Bali|pages=12}}</ref>
 
Murni pernah menyatakan di suatu interview bersama [[Seniwati Gallery]] bahwa dirinya diperkosa oleh ayahnya. Ia berani menyatakannya setelah membuat suatu patung lunak yang menceritakannya. Ia menyatakan bahwa ia merasa ‘dirusak’ - sambil menunjuk – di kepalanya, di jantung, dan di kelamin. Ini menimbulkan trauma pada dirinya. Dengan itu, trauma itu tertuang dalam lukisannya yang suka dikatakan pornografi, tabu dan nakal. Padahal, ia hanya ingin menyembuhkan dirinya melalui melukis. Ia menyatakan, “Saya melukis apa kejadian saya hari ini, apa kejadian saya kemarin. Saya bikin simpel aja karya saya. Tidak sulit-sulit.”<ref>{{Cite web|url=http://ketemu.org/portfolio_page/murni-diary-and-art-therapy/|title=Ketemu Project {{!}} Murni, Diary and Art Therapy|website=ketemu.org|language=en-US|access-date=2018-07-07}}</ref>
 
== Pameran ==