Konfrontasi Indonesia–Malaysia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
|result=Perjanjian perdamaian 1966
|combatant1={{flag|Malaysia}} {{br}} {{flag|Britania Raya}} {{br}} {{flag|Selandia Baru}} {{br}}
{{flag|
|combatant2={{flag|Indonesia}}
|commander1=[[Tunku Abdul Rahman]]{{br}} [[Walter Walker]]
|commander2=[[Sukarno]]{{br}}[[Omar Dani]] (Panglima Komando Mandala Siaga) {{br}}[[Soeharto]] {{br}}[[Abdul Haris Nasution
|strength1=tidak diketahui
|strength2=tidak diketahui
|casualties1=
|casualties2=
}}
{{Campaignbox Indonesia-Malaysia confrontation}}
Baris 33 ⟶ 31:
Pada [[1961]], Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. [[Kalimantan]], sebuah provinsi di Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan [[Brunei]] dan dua koloni [[Inggris]]; [[Sarawak]] dan [[Borneo Utara]], kemudian dinamakan [[Sabah]]. Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di [[Asia Tenggara]], Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan [[Semenanjung Malaya]], [[Federasi Malaya]] dengan membentuk [[Federasi Malaysia]].
Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia; Presiden [[Sukarno]] berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris,
Di Brunei, [[Tentara Nasional Kalimantan Utara]] (TNKU) memberontak pada [[8 Desember]] [[1962]]. Mereka mencoba menangkap [[Sultan Brunei]], ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukan Inggris dan [[Gurkha]] dari [[Singapura]]. Pada [[16 Desember]], Komando Timur Jauh Inggris (''[[British Far Eastern Command]]'') mengklaim bahwa seluruh pusat pemberontakan utama telah diatasi, dan pada [[17 April]] [[1963]], pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakan berakhir.
|