Aleksander Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RobotQuistnix (bicara | kontrib)
k robot Adding: eu, scn
Maxalmena (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Alexander Agung''' (atau '''Alexander yang Agung''' atau '''Iskandar yang Agung''' atau '''Iskandar Dhulqarnain''') ([[Bahasa Yunani]]: Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros"), [[bahasa Inggris]]: ''Alexander the Great'') ialah penakluk asal [[Makedonia]]. Ia dilahirkan di sana pada tahun [[356 SM]]. Ayahnya ialah Raja Philip II, raja Makedonia. Ia menyerahkan Alexander pada seorang filsuf Yunani terkenal, yakni [[Aristoteles]] yang mengajarinya ilmu logika filsafat Yunani. Raja Philip II meninggal pada saat Alexander berusia 20 tahun dan iapun menggantikan ayahnya pada [[336 SM]]. Dua tahun kemudian ia menyerang [[Persia]] dan mengalahkan Raja Persia [[Darius III]] pada [[333 SM]], lalu melebarkan ekspansinya ke [[Suriah]] dan [[Irak]], kemudian ke [[India]], namun tidak jadi karena para prajuritnya sudah terlalu capai berperang.
 
Dalam waktu sekitar 10 tahun, ia telah menguasai sebagian besar negara-negara besar pada saat itu, kemudian kembali ke [[Yunani]]. Di perjalanan, ia singgah di [[Babilonia]], untuk sekedar beristirahat, namun ia ditimpa sakit parah di kota ini, terserang demam selama 11 hari dan akhirnya meninggal pada [[323 SM]], saat usianya belum lagi 33 tahun. Tidak jelas penyebab kematian beliau. Sebagian mengatakan, beliau meninggal setelah terkena penyakit [[malaria]] akibat gigitan [[nyamuk]] saat berusaha menaklukkan India. Sementara versi yang terakhir menyebutkan bahwa beliau dibunuh dengan racun yang dimasukkan dalam minuman anggurnya oleh pembantunya. Kematian versi kedua ini mengingatkan kita pada kematian [[Napoleon Bonaparte]].
 
Karena penaklukan dan ekspansinya, AleksanderAlexander Agung juga menyebarkan kebudayaan [[hellenisme]] yang merupakan perpaduan kebudayaan [[Yunani kuno]], [[Laut Tengah]], [[Mesir]], dan [[Persia]]. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke [[India]] dan [[China]]. Khusus di China, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri diantaranya dengan artefak yang ditemukan di [[Tunhuang]].
 
Gelar ''The Great'' atau ''Agung'' dibelakang namanya diberikan oleh masyarakat dunia pada masa itu karena kemahsyuran kerajaan yang beliau pimpin dan luas wilayah jajahannya walaupun usianya yang masih terbilang muda , dan beliau dipercaya sebagai Raja pertama yang pernah menguasai tiga benua ([[Eropa]], [[Afrika]], dan [[Asia]]), Yang pada masa itu sudah dianggap luar biasa, karena belum ditemukannya benua [[Amerika]] dan [[Australia]].
 
Sejarah ''Alexander The Great'' dapat ditemukan pula pada kitab suci [[Al Quran]], Surah ''Al Kahfi 83-101'', dengan sebutan ''Dhulqarnain''.
 
{{stub}}