Ibnu Batutah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 161:
 
==== Pulang ====
Sekembalinya ke Quanzhou pada 1346, Ibnu Batutah pun memulai perjalanan pulangnya ke Maroko.<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|p=261}}</ref> Di Kalikut, ia sempat menimbang-nimbang untuk kembali ke Delhi dan memasrahkan diri pada belas kasihan Sultan Muhammad bin Tughluq di Delhi, namun kemudian mengurungkan niatnya itu, dan memutuskan untuk meneruskan perjalanannya menuju Mekah. Dalam pelayaran melintasi [[Selat Hormuz]] menuju [[Basra]], ia mendengar kabar bahwa [[Abu Said Bahadur Khan|Abu Said]], penguasa terakhir dari [[Ilkhanat|wangsa Ilkhanan]] telah mangkat di Persia, dan wilayah kekuasaannya sedang diamuk perang saudara antara Persia dan Mongol.<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|pp=268–269}}</ref>
 
Pada 1348, Ibnu Batutah tiba di Damaskus, hendak menapaki kembali jalur yang pernah ia tempuh ketika berangkat haji untuk pertama kalinya. Ia kemudian menerima kabar bahwa ayahnya telah wafat 15 yang lampau,<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|p=269}}</ref> dan mulai dari tahun berikutnya kabar duka menjadi tema utama dalam riwayat perjalanannya. Tatkala ia berada di Timur Tengah, wabah [[Maut hitam|Maut Hitam]] sedang berjangkit di seluruh wilayah Suriah, [[Palestina]], dan Jazirah Arab. Setelah sampai ke Mekah, ia memutuskan untuk pulang ke Maroko, setelah hampir seperempat abad lamanya berkelana meninggalkan kampung halaman.<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|pp=274–275}}</ref> Dalam perjalanan pulang, Ibnu Batutah masih menyempatkan diri untuk melakukan perjalanan jelajah terakhirnya ke [[Sardinia]], dan akhirnya ia kembali ke Tanjah melewati [[Fez]] pada 1349, hanya untuk mendapati kenyataan bahwa ibunya juga telah wafat beberapa bulan sebelumnya.<ref>{{Harvnb|Dunn|2005|p=278}}</ref>